Wikipedia:Artikel pilihan/Usulan/Proyek Strategis Nasional

CATATAN PENUTUP

Setelah dipertimbangkan secara matang, sepertinya memang artikel ini masih cukup banyak yang perlu diperbaiki, dan berdasarkan peninjauan dari saudara HaEr48, sepertinya sumber-sumber mengenai Proyek Strategis Nasional juga masih belum matang karena proyeknya masih baru. Walaupun begitu, saya sangat mengapresiasi Bung Efendi Dreya yang telah bekerja keras mengembangkan artikel ini. Saya yakin artikel ini akan sangat bermanfaat untuk khalayak luas yang ingin mengetahui lebih banyak soal Proyek Strategis Nasional. Terima kasih, jasa dan jerih payah Anda sangat dihargai, dan semoga berhasil dengan kompetisinya.  Mimihitam  26 Maret 2020 18.56 (UTC)

Diskusi di bawah adalah arsip dari pengusulan artikel pilihan. Terima kasih atas partisipasi Anda. Mohon untuk tidak menyunting lagi halaman ini. Komentar selanjutnya dapat diberikan di halaman pembicaraan artikel.

Pencalonan artikel ini dikembalikan kepada pengusulnya.


Proyek Strategis Nasional sunting

Pengusul: Efendi Dreya (b • k • l) · Status:    Selesai

Artikel ini diikutsertakan dalam kompetisi Saraswati dan diusulkan menjadi artikel pilihan guna menambah poin. Terima kasih

Efendi Dreya (bicara) 8 Maret 2020 18.58 (UTC)[balas]

Komentar dari Mimihitam sunting

Halo @Efendi Dreya, terima kasih atas kerja kerasnya dalam menulis artikel Proyek Strategis Nasional. Namun, masih banyak hal yang perlu diperbaiki agar bisa memenuhi kriteria Artikel Pilihan:

  1. Paragraf pembukanya terkesan seperti pembukaan brosur yang ingin mengajak orang untuk berinvestasi di Indonesia. Di Wikipedia, paragraf pembuka fungsinya adalah merangkum isi artikel (contohnya bisa lihat di artikel Ibnu Rusyd). Jadi kontennya dijabarkan di bagian isi, paragraf pembuka cukup menyiapkan pembaca untuk terjun lebih dalam. Saranku agar paragraf pembukanya dirombak total dan diganti dengan rangkuman bagian isi.
     Selesai Terima kasih @Mimihitam. Paragraf pembukanya sudah saya ubah sesuai saran. Mohon ditinjau kembali jika seandainya masih ada yang kurang dan tidak pas.
    @Efendi Dreya Masih belum tuh, masih terkesan seperti brosur karena terkesan mengajak pembaca untuk menganggap proyeknya penting alih-alih merangkum isi artikel. Selain itu pembukaannya juga masih terlampau panjang. Bagian yang ini memang perlu dipangkas dan dirombak total. Intinya jangan ada informasi baru di paragraf pembuka, karena paragraf tersebut berfungsi sebagai rangkuman. Kalau ada informasi baru bisa dipindahkan ke tubuh artikel. Contohnya bisa lihat di Organisasi Perdagangan Dunia: semua isi di bagian paragraf pembuka bisa dilacak ke bagian isinya, makanya di paragraf pembukanya nggak ada catatan kakinya.  Mimihitam  9 Maret 2020 17.25 (UTC)[balas]
     Selesai pembukanya sudah saya ubah kembali ya mas. Mohon ditinjau apakah sudah sesuai?. Kamis, 11 Maret 2020 pukul 11:35 WIB. Terima kasih @Mimihitam
    @Efendi Dreya terima kasih banyak atas kerja kerasnya Mungkin tinggal ditambahkan satu paragraf lagi yang merangkum perkembangan pada periode 2014-2019 dan juga kritik terhadap proyeknya. Sama kriteria strategis "keragaman distribusi antar pulau" itu maksudnya apa ya? Selain itu paragraf pembukanya sudah oke, terima kasih.  Mimihitam  11 Maret 2020 10.50 (UTC)[balas]
     Selesai Alhamdulillah @Mimihitam {{Sudah saya tambahkan untuk perkembangan periode 2016-2019 dan poin-poin kritik. Hmmm keragaman distribusi antar pulau maksudnya keseimbangan pembangunan Indonesia Barat dengann Timur dan mendorong konektivitas dan distribusi yang lebih baik. Kamis, 11 Maret 2020, Pukul 20:47 WIB}} @Mimihitam untuk pengertian keragaman distribusi antar pulau sudah saya bikin.--Efendi Dreya (bicara) 16 Maret 2020 13.53 (UTC)[balas]
  2. Bagian "Latar belakang" juga tadinya ada di paragraf pembuka, sudah saya pindahkan ke bagian sendiri karena memang artikelnya perlu pembahasan tentang kenapa Proyek Strategis Nasional dilancarkan. Tapi perlu ditekankan yang perlu dijabarkan di sini adalah alasan yang secara eksplisit dikatakan pemerintah/akademisi sebagai hal yang melatarbelakangi PSN. Saat ini bagian latar belakang masih terkesan seperti riset asli karena sumber-sumbernya tidak langsung mengaitkan berbagai problema ekonomi/infrastruktur Indonesia dengan PSN. Jadi bagian ini juga perlu dirombak total.
     Selesai Bagian "Latar Belakang" juga sudah saya ubah. Memang saya kesulitan menemukan sumber-sumber referensi yang menyebutkan secara eksplisit keterkaitan problema infrastruktur dengan PSN. Apalagi dalam Perpres juga tidak ditemukan adanya penjelasan soal latar belakang PSN ini. Tapi dengan adanya penjelasan yang ada di "Latar Belakang" yang telah saya perbaiki, keterkaitan problema infrastruktur dengan signifikansi PSN mudah-mudahan bisa dipahami pembaca/khalayak publik. Catatan: jika ada yang masih belum pas, mohon diinformasikan kembali.
    @Efendi Dreya Sebenarnya masih belum.. tapi barusan sudah saya bantu pangkas sendiri sebagai contoh untuk paragraf pembukanya juga. Cuma masih ada dua pertanyaan: 1. "Untuk mengejar ketertinggalan kapasitas infrastruktur, Indonesia membutuhkan investasi besar di sektor ini, yakni Rp 4,796,2 triliun selama periode 2015-2019" ==> menurut siapa? 2. Paragraf ketiga perlu dikasih sumber yang lebih spesifik.. soalnya saya buka pranalanya, harus unduh berkas, kemudian di dalam berkasnya ada banyak pdf yang berbeda. Jadinya saya nggak bisa cek langsung apakah sumbernya benar2 menyebut soal stok infrastruktur ini.  Mimihitam  9 Maret 2020 17.25 (UTC)[balas]
    Sudah dikerjakan Bagian ini sudah saya revisi. Keterangan sumber sudah ditambahkan dan sumber referensi tentang RPJMN di paragraf ketiga sudah saya revisi (no referensi 15) @Mimihitam
  3. Secara umum gaya bahasa di artikelnya terkesan tidak netral karena terkesan seperti berusaha menjual proyek ini kepada umum. Gaya bahasa artikel di Wikipedia harus dingin dan deskriptif.
     Selesai Sudah saya coba perbaiki dengan menambah penjelasan di bagian "Kritik dan Hambatan". Catatan: jika ada yang masih belum pas, mohon diinformasikan kembali
    @Efendi Dreya terima kasih sudah menambahkan kritiknya, sekarang jadi lebih bagus. Cuma aku masih ada pertanyaan:
    1. "Pengerjaan konstruksi beberapa Proyek Strategis Nasional juga mengalami persoalan berupa ambruknya konstruksi dari proyek tersebut, seperti Jalan Tol Depok-Antasari yang mengalami dua kali ambruk konstruksinya pada 2018 dan Oktober 2019.[44] Dua crane seberat 70 ton dan 80 ton proyek Light Rail Transit (LRT) di Palembang, Sumatra Selatan, Agustus 2017, jatuh menimpa rumah warga, ambruknya jembatan tol penyeberangan orang proyek Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi pada September 2017, bekisting head proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu ambruk, konstruksi Jalan Tol Pasuruan-Probolinggo runtuh, dan lain sebagainya.[45]" ==> ini bukannya termasuk hambatan ya?
      * Jawaban saya: menurut saya ini bukan hambatan ya tapi kritik karena saking banyaknya proyek PSN, pengerjaan proyeknya menjadi terburu-buru dan mengabaikan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko proyek yang baik.
      @Efendi Dreya Perlu disebutkan secara eksplisit kalau begitu sebelum membahas proyek di Jabar dan Banten kalau "PSN dikritik karena pengerjaannya yang tergesa-gesa", tetapi harus mengutip sumber yang mengkritik secara eksplisit loh ya.  Mimihitam  9 Maret 2020 18.40 (UTC)[balas]
      Sudah dikerjakanSudah saya tambahkan keterangan sumber yang menyebutkan pengerjaan PSN tergesa-gesa sekaligus menambahkan informasi kritikan yang disuarakan Jusuf Kalla @Mimihitam. Terima kasih
    2. Mungkin bisa ditambahkan juga kritik terhadap PSN atas dasar lingkungan hidup, contoh: [1]
    3. : Selesai Sudah saya tambahkan @Mimihitam
    4. Di bagian hambatan sebenarnya isu pembebasan lahan, perencanaan, pendanaan, perizinan, dan pelaksanakan bisa dirincikan lagi dan diberi contoh. Misalnya soal pembebasan lahan, salah satu isunya adalah pembangunan infrastruktur yang berdampak terhadap hak ulayat: [2]  Mimihitam  9 Maret 2020 17.25 (UTC)[balas]
       Selesai Sudah saya tambahkan @Mimihitam
      "Di bagian hambatan sebenarnya isu pembebasan lahan, perencanaan, pendanaan, perizinan, dan pelaksanakan bisa dirincikan lagi dan diberi contoh" ==> yang ini belum tuh.  Mimihitam  9 Maret 2020 18.40 (UTC)[balas]
    Sudah dikerjakan Sudah saya tambahkan contoh-contoh hambatan pembebasan lahan (Selasa, 10 Maret 2020/22:39 WIB}}
    Perencanaan, pendanaan, perizinan dan pelaksanaan belum tuh. Lain kali mohon dipastikan semua masukannya sudah dikerjakan/dijawab daripada harus bolak balik (sama seperti kasus paragraf pembuka di atas).  Mimihitam  10 Maret 2020 16.05 (UTC)[balas]
    Sudah dikerjakan silakan dicek ya mas @Mimihitam Sabtu, 14 Maret 2020 Pukul 2:47 WIB
  4. Kalimat "Meski sudah dinaungin Perpres, Proyek Strategis Nasional tetap menemui hambatan." mending dihapus saja dan juga tidak cocok untuk ensiklopedia
     Selesai Terima kasih. Sudah saya hapus.
  5. Bagian hambatan terlalu fokus pada penolakan warga di beberapa daerah. Sebaiknya dirombak menjadi "kritik" dan dimulai dengan kritik-kritik yang umum terhadap proyeknya (misalnya tuduhan kalau proyeknya akan membengkakkan utang, isu lingkungan hidup, dll), baru kemudian masuk ke yang spesifik di proyek tertentu
     Selesai Sudah saya ubah.
  6. "Dari 15 sektor Proyek Strategis Nasional dengan jumlah keseluruhan proyek sebanyak 225 proyek, terdapat empat proyek utama, yakni Jalan Tol Trans Sumatera, Jalan Tol Trans Jawa, bendungan, dan kilang minyak." ==> tidak ada rujukannya
    Jawaban saya: dari 15 sektor, dalam pemikiran saya, karena mengejar deadline kompetisi minggu lalu, jadi saya cuma tulis ulasan empat proyek utama saja seperti disebutkan di atas. Nanti saya coba ulas sembilan sektor lainnya.
    @Efendi Dreya berarti artikelnya masih belum lengkap dong ya? Kalau dilengkapi kira-kira masih sempat mengejar sampai tanggal 26 Maret nggak? Tidak usah panjang-panjang sih, yang penting merangkum garis besarnya saja. Soalnya ini diperlukan untuk memenuhi kriteria "komprehensif".  Mimihitam  9 Maret 2020 17.25 (UTC)[balas]
    Sudah dikerjakan sudah saya tambahkan penjelasan proyek utama. Apakah sudah memadai ya mas @Mimihitam? Kamis, 11 Maret 2020 pukul 02:21 WIB
  7. Secara umum pranala merah di artikelnya juga masih terlalu banyak
    Akan saya tutupi dengan artikel-artikel baru. Insya Allah. Ditunggu masukan lainnya ya mas
    Sudah dikerjakan pranala merahnya sudah saya bikin artikelnya mas @Mimihitam. Semoga berkenan. Sabtu, 14 Maret 2020, pukul 23:53 WIB

Demikian masukan dari saya, nanti kalau sudah dikerjakan akan saya beri tinjauan yang lebih mendetail. Terima kasih dan salam.  Mimihitam  8 Maret 2020 19.43 (UTC)[balas]

@Efendi Dreya untuk bagian kritik dan hambatan, akan masuk akal juga untuk mengutip informasi dari sumber akademis berikut: Infrastructure Development under the Jokowi Administration: Progress, Challenges and Policies. Kalau daftar di situsnya bisa baca gratis secara daring. Tapi ini saran opsional saja, tidak wajib dikerjakan.  Mimihitam  10 Maret 2020 11.41 (UTC)[balas]
  1. Sudah dikerjakan {{Referensi dimaksud sudah saya gunakan jadi tambahan referensi. Terima kasih atas tambahan referensi ini mas @Mimihitam}}

Komentar dari Dhio270599 sunting

Selamat siang @Efendi Dreya. Saya ingin membahas beberapa poin dahulu kali ini:

Jawaban saya: Referensi dari Berkas:Peta Jalan Tol Trans Sumatra.jpg: saya ambul dari link berikut ini: http://www.hutamakarya.com/id/about-trans-sumatera

@Efendi Dreya: setelah diperiksa lagi, ternyata ada label hak cipta di pranala/link yang menampung gambar tersebut, sehingga gambar tersebut sejatinya tidak bisa dipakai di Wikipedia - mohon maaf.
@Dhio270599: setahu saya karena hutama karya adalah BUMN maka materi yang ada di website hak ciptanya bisa dikategorikan . Bukannya begitu ya mas Dhio270599? Terus harus bagaimana saya?
  • Terdapat inkonsistensi pemakaian huruf kapital dalam penamaan jalan tol dengan nama: sebagian memakai "jalan tol X" (seperti pada daftar jalan tol di subbagian Jalan Tol Trans Sumatra), sebagian lagi memakai "Jalan Tol X" (seperti pada nama-nama subbagian jalan tol dalam bagian Proyek Utama). Sebaiknya, penulisan jalan tol dengan nama dibuat serupa. Saran saya, penamaannya ditulis sebagai "Jalan Tol ..." saja, karena sebagaimana "Sungai X" (X bisa diisi Musi, Kapuas, Ciliwung, dan lain-lain), jalan tol bernama tersebut adalah unsur geografis yang pasti.

 Selesai @Dhio270599 sudah saya revisi penggunaan huruf kapital dimaksud. Catatan: silakan jika masukan lainnya ya

  • Hindari kata-kata seperti "bahkan" yang terkesan memperkuat suatu pernyataan, agar tidak bias.

 Selesai Sudah saya ganti dan tidak digunakan lagi. Terima kasih masukannya.

  • Hindari kata "(di)perlu(kan)" (seperti dalam kutipan "Percepatan pembangunan infrastruktur diperlukan untuk mendongkrak daya saing global Indonesia," atau "Indonesia perlu mengejar standar rata-rata stok infrastruktur negara maju yang mencapai 70%...") kecuali ada atribusi terhadap sumbernya. Misal, "Berdasarkan riset World Economic Forum..", atau "Bambang Brodjonegoro, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional menyarankan..." agar sifat kalimatnya deskriptif, tidak imperatif.

 Selesai Sudah saya ganti dan tidak digunakan lagi. Terima kasih masukannya.

  • Hindari frasa "di mana" atau "dimana" untuk menjelaskan sesuatu (lihat artikel Preposisi).

 Selesai Sudah saya ganti dan tidak digunakan lagi. Terima kasih masukannya.

Saya usahakan untuk menambah masukan di lain waktu. Semangat dan terima kasih untuk kontribusi besar dalam membuat artikel tersebut :) Dhio270599 9 Maret 2020 05.39 (UTC) Terima kasih mas. Ditunggu masukan lainnya.[balas]

Selamat malam, terima kasih sudah memperbaiki artikel berdasarkan bahasan-bahasan di atas. Namun, ada catatan mengenai berkas (sila dibaca). Sementara ini saya bantu memperbaiki beberapa kalimat (mis. penghapusan frasa "serba nanggung", mengganti "sejauh ini" dengan "hingga Maret 2020" (mengikuti petunjuk dari Wiki Inggris untuk menghindari kata ganti untuk waktu), dan pengulangan "Proyek Strategis Nasional" dalam kalimat yang sama). Sejauh ini saya belum menemukan apa yang harus dikoreksi; mungkin beberapa sub-bagian dalam bagian "Hambatan" diperbaiki dahulu. Sementara ini, kerja bagus atas perbaikannya. :) Dhio270599 13 Maret 2020 12.54 (UTC)[balas]

Terima kasih banyak

Jawaban dari Efendi_Dreya sunting

  • Terima kasih buat @Dhio270599 dan @Mimihitam atas saran dan masukan terhadap artikel saya. Saya coba perbaiki.

Komentar dari RianHS sunting

Terima kasih atas kerja kerasnya dalam menulis artikel ini, @Efendi Dreya. Sebagai orang awam, saya tertarik untuk membacanya. Berikut beberapa masukan agar artikelnya lebih bagus lagi:

  • Pranala internal atau wikifisasi dilakukan seperlunya saja. (Saya kutip dari Bantuan:Wikifikasi: Jangan mewikify secara berlebihan, misalnya jika dalam satu artikel, kata "petir" muncul sebanyak 20 kali, tidak perlu ke 20 kata-kata "petir" tersebut diwikify semuanya. Cukuplah satu atau dua kata). Beberapa contoh wikifisasi berlebihan dalam artikel di antaranya Indonesia, APBN, BUMN, dan infrastruktur.
hehehe maaf-maaf karena newbie, saya kirain harus berulang semuanya yg sudah dibirukan harus dibirukan. Jadi, bagaimana ya mas? Dioffkan lagi Wikifikasinya? @RianHS
Iya, dimatikan saja, Mas. -- RianHS (bicara) 13 Maret 2020 15.03 (UTC)[balas]

Sudah dikerjakan

  • Stok infrastruktur sepertinya perlu dibuatkan artikel tersendiri. Membaca frasa "stok infrastruktur Indonesia mencapai 49% terhadap PDB" masih agak sulit dipahami/dibayangkan. Istilah yang lebih umum "stok infrastruktur" ataukah "ketersediaan infrastruktur"?
Sudah dikerjakan. hehehe ekonom biasanya pakai istilah stok infrastruktur. tapi saya memang lebih prefer pakai kata ketersediaan infrastruktur. Sudah saya ganti
  • Bisa diberi penjelasan, beleid itu apa?
beleid jika mengacu kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia maknanya kebijakan.[3] Sudah dikerjakan
Sudah dikerjakan
  • Paragraf "Selain itu, Menteri PPN/Ka Bappenas juga berperan dan bertindak ..." hanya terdiri atas satu kalimat dan kalimatnya panjang. Apa bisa dipecah jadi dua kalimat?
Sudah dikerjakan
  • Kata "sedangkan" termasuk konjungsi intrakalimat sehingga tidak bisa digunakan untuk mengawali kalimat.
Sudah dikerjakan
  • Di judul level 3 "Sebaran", mengapa jumlah proyek berubah? Apakah karena dibatalkan?
iya mas berubah karena dari Perpres Tahun 2016 ke Perpres 2017 dan 2018, jumlah proyeknya ada yang ditambah, ada yang telah selesai, dan ada yang dibatalkan.
  • Di bagian sektor: "Pertama, jalan mencakup jalan tol dan infrastruktur jalan nasional/jalan strategis sebanyak 74 proyek". Lalu, di bagian infrastruktur jalan: "sebanyak 71 dari 76 proyek jalan merupakan jalan tol dan sisanya tiga proyek adalah proyek infrastruktur jalan nasional/jalan strategis". Jumlahnya tidak konsisten atau saya yang salah memahami?
Sudah dikerjakan. maaf mas ada typo. Yang benar lima bukan tiga. Sudah saya perbaiki.
  • Di judul level 2 "Proyek utama", untuk judul level 3-nya apakah memang mau menguraikan "15 sektor"?
iya mas maksudnya demikian, karena tadinya saya cuma mau menulis empat proyek saja dari 15, tapi empat proyek utama ini referensinya tidak ada jika disebut proyek utama. Akhirnya saya putuskan untuk diurai semuanya. Demikian. Efendi_Dreya (bicara) 11 Maret 2020 16.35 (UTC)[balas]

Sekian dulu dari saya. Terima kasih telah menulis artikel yang diperlukan banyak orang. -- RianHS (bicara) 11 Maret 2020 16.24 (UTC)[balas]

Tambahan selanjutnya buat Mas Efendi Dreya:

Sebagai pembaca, saya rasa subjudul 4–6: Rincian proyek, Sebaran, Sektor, dan Proyek utama serta turunannya (6.1 dst) dimaksudkan untuk mengelompokkan dan menguraikan ratusan PSN. Bagaimana kalau subjudul tersebut dijadikan begini:

  • Rincian proyek
  • Proyek prioritas

Saya membuat draf sederhana di sini untuk diri sendiri agar bisa memahami bermacam-macam PSN dengan mudah. Tentu artikel ditulis dalam bentuk prosa, bukan tabel. Ini hanya saran pembagian subjudul, mau dipakai boleh, mau dimodifikasi boleh, mau diabaikan pun boleh. -- RianHS (bicara) 13 Maret 2020 15.03 (UTC)[balas]

jawaban Efendi_Dreya iya draftnya dalam bentuk tabel benar dan mudah dipahami. Awalnya pas saya menulis artikel ini juga agak kesulitan dan kebingungan memetakan PSN yang jumlahnya ratusan. Ini harus dalam bentuk prosa ya, tidak bisa gabungan tabel dan prosa. Maksud saya di atas ada tabel Sebaran seperti dibuat mas @RianHS tapi di bawah tabel ada penjelasan prosanya. Ini jadi semakin memudahkan pembaca. Apakah bisa demikian atau benar-benar harus dalam bentuk prosa?
Kalau begitu, dibuat gabungan tabel + prosa saja, Mas. Nanti kita tinjau lagi. — RianHS (bicara) 13 Maret 2020 21.35 (UTC)[balas]
@Efendi Dreya dan RianHS: Menurutku sudah bagus tabel ditemani prosa. Tetapi karena tabelnya sudah rinci bagaimana kalau prosanya bersifat ringkasan saja dan ditulis agar lebih mudah dibaca. Tidak perlu mengulang semua data yang ada, kalau itu kan pembaca bisa melihat tabel sendiri. HaEr48 (bicara) 14 Maret 2020 15.21 (UTC)[balas]
Sudah dikerjakan. Sudah saya perbaiki mas RianHS karena sistematika usulannya jadi lebih bagus. Buat mas RianHS dan HaEr48 apakah bahasa dan sistematikanya sudah enak dibaca ya?

Sejauh ini formatnya sudah bagus. Sementara, tinjauan saya ini dulu sambil menunggu Mas Efendi Dreya mengembangkan beberapa subjudul lagi yang isinya masih minim, misalnya subjudul "Energi". Sebisa mungkin dikembangkan karena judul besarnya adalah "Rincian proyek". Komentar mendetail tentang penulisan akan saya lanjutkan nanti setelah diskusi dengan Bung HaEr di bawah tentang sumber primer dan sekunder sudah ada kesimpulannya. Salam. -- RianHS (bicara) 15 Maret 2020 13.05 (UTC)[balas]

Komentar dari HaEr48 sunting

Umum sunting
  • Penulisan artikel ini sudah bagus dari segi redaksi dan format. Terima kasih untuk penulis atas kerja kerasnya
  • Dari segi referensi, aku lihat yang digunakan banyak sekali sumber primer, misalnya Perpres atau undang-undang yang dikutip langsung, atau pernyataan-pernyataan lembaga pemerintah seperti Setkab, Dephub, BPK, Bappenas, dsb. Bahkan sumber yang disebut "Forum Merdeka Barat" sebenarnya adalah presentasi Menko Perekonomian yang disimpan di website tersebut. Banyak bagian seperti Definisi, dasar hukum, dan Rincian proyek hampir 100% bergantung pada sumber primer. Sumber primer memang kadang perlu untuk memastikan rincian dan seterusnya, tetapi kebijakan wikipedia (terutama untuk level artikel pilihan adalah sumber utama yang digunakan haruslah sumber sekunder. Sumber sekunder sifatnya lebih independen, dan mengolah data (tidak hanya menyajikan mentah). Selain itu, apa yang tertulis di perpres atau pernyataan pemerintah kadang harus diimbangi juga dengan apa yang terjadi di lapangan. Silakan dibaca kebijakan di Wikipedia:Bukan_riset_asli#Sumber_primer_dan_sekunder. Kalau memang mau menjadi AP, harap diubah agar yang sumber-sumber utama yang diandalkan adalah sumber sekunder berkualitas tinggi (lihat poin setelah ini) dan bukan sumber primr.
  • Di antara sumber-sumber sekunder yang digunakan, didominasi oleh artikel berita harian seperti artikel-artikel detik, bisnis.com, jawapos, dsb. Karena artikel ini topiknya cukup luas dan teknis, harap diimbangi juga dengan lebih banyak sumber-sumber seperti jurnal, majalah, atau walaupun di koran/website gunakan artikel fitur (in depth) alih-alih berita harian. Biasanya dengan sumber seperti itulah bisa mendapat gambaran jangka panjang yang lebih baik dan bukan hanya perkembangan harian.
  • Artikel Wikipedia lain tidak boleh dijadikan sumber, lihat en:Wikipedia:Verifiability#Wikipedia and sources that mirror or use it

Sudah dikerjakan dihapus

  • Karena proyek ini akan terus berlanjut, bagaimana agar informasi artikel ini tidak cepat usang?
  • Sumber gambar: Sumber gambar yang diunggah ke Commons tidak cukup hanya disebutkan nama website seperti https://kppip.go.id/, tetapi harus disebutkan alamat webnya secara lengkap.

Sudah dikerjakan linknya sudah lengkap

  • Aku rasa masalah-masalah ini harus dibenarkan terlebih dahulu, karena cukup penting untuk peninjauan status artikel pilihan. Setelah itu baru mungkin kita masuk ke peninjauan rinci.

-- HaEr48 (bicara) 14 Maret 2020 16.44 (UTC)[balas]

Rinci sunting
  • sebanyak 92 Proyek Strategis Nasional telah rampung dengan nilai investasi mencapai Rp 467,4 triliun. Angka ini setara dengan 41% dari total nilai investasi sebesar Rp 4.092 triliun untuk 223 proyek. Kok angkanya enggak pas. 41% dari 4.000 triliun harusnya sekitar 1.600 triliunan

ternyata setelah saya cek lagi 41% tersebut dihitung dari total proyek sebanyak 223. Jadi bukan dari total nilai investasinya yang baru 11%. Sempat bingung juga saya karena informasi di medianya begitu dan sempat mau saya hilangkan angka 41% tersebut karena saya anggap rancu tadinya. Terima kasih buat mas @HaEr48 atas pengecekan detailnya ini Sudah dikerjakan --Efendi Dreya (bicara) 16 Maret 2020 02.09 (UTC)[balas]

  • Di infobox ada Indonesia Timur: US$ 0,007. Apa salah angka, kok kecil banget?

Sudah dikerjakan saya hapus. Alasannya meski terdapat sumber referensi sekundernya tapi menjadi debatable. Akhirnya saya putuskan dihapus saja.

  • Di atasnya sudah ada Maluku dan Pulau Papua. Apa tidak tumpang tindih dengan "Indonesia Timur"?

informasi tentang Indonesia Timur saya dapatkan dari sumber referensi ini:[1] di awal saya baru merintis artikel PSN yang baru 2.000-3.000 blta. Saat itu saya masukkan karena ingin menunjukkan Indonesia Timur kecil banget. Mengenai Maluku dan Papua, karena sumber yang saya kutip juga membedakannya. Jadi, tadi sempat saya lost of mind juga saya dapatkan datanya dari mana dan harus tracking ke riwayat penyuntingan, namun ternyata belum saya cantumkan sumber referensinya sampai sekarang, karena kelupaan. Saya menduga Indonesia Timur mengacu kepada proyek2 yang masih berjalan di Nusa Tenggara Timur. Jadi, baiknya bagaimana ya? Apakah dihapuskan saja porsi Indonesia Timur ini

  • "Kebutuhan dana investasi kembali meningkat menjadi Rp 6.445 triliun untuk periode 2019-2024, dengan kontribusi paling banyak berasal dari sektor swasta, yakni 42%, disusul …": Apa bisa dijelaskan angka 42% untuk swasta, 37% untuk APBN, dst ini maksudnya apa? Soalnya kan belum dikerjakan semua, kok sudah tahu pembagiannya?

Kebutuhan dana investasi sebesar Rp 6.445 triliun merupakan analisa kebutuhan untuk lima tahun ke depan. Tentu saja analisa kebutuhannya sudah disesuaikan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Itu sih yang saya tahu dan dari angka kebutuhan Rp 6.445 triliun diharapkan bisa disumbang oleh sektor swasta sebesar 42%, APBN 37% begitu seterusnya. Mohon maaf mungkin penulisan kalimatnya tidak gamblang dan njelimet dan sudah saya perbaiki Sudah dikerjakan--Efendi Dreya (bicara) 16 Maret 2020 03.29 (UTC)[balas]

  • mengutamakan penggunaan komponen dalam negeri: Apa bisa dijelaskan "komponen" ini maksudnya apa? Apa maskudnya suku cadang dalam negeri, investasi dalam negeri, perusahaan dalam negeri yang mengerjakan, atau?

sayangnya dalam perpres tidak dijelaskan maksud dari komponen dalam negeri. tapi yang saya tangkap dalam pembangunan proyek, seperti jalan, bendungan, dan sebagainya, konstruksinya membutuhkan komponen seperti pasir, semen, baja, dan lain-lain yang harus diutamakan produksi dari dalam negeri--Efendi Dreya (bicara) 16 Maret 2020 03.29 (UTC) Sudah dikerjakan saya tambahkan definisinya.--Efendi Dreya (bicara) 19 Maret 2020 08.10 (UTC)[balas]

  • Beberapa kalimat terakhir bagian "Definisi" tidak ada referensi.

Sudah dikerjakan--Efendi Dreya (bicara) 16 Maret 2020 03.29 (UTC)[balas]

  • Di definisi atau Dasar hukum. Apa bisa ditambahkan siapa yang bisa mengajukan sebuah Proyek Strategis Nasional dan bagaimana prosesnya?

Sudah dikerjakan--Efendi Dreya (bicara) 16 Maret 2020 04.38 (UTC)[balas]

  • Salah satu kritik datang dari Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) yang menilai ketentuan di atas berpotensi menimbulkan praktik korupsi di sektor infrastruktur: Apa ada penjelasannya, misal bagian mana yang berpotensi menimbulkan korupsi, dan korupsi semacam apa?

sudah saya tambahin perspektif FITRA Sudah dikerjakan--Efendi Dreya (bicara) 16 Maret 2020 04.38 (UTC)[balas]

  • Di bagian "Rincian proyek" banyak tabel yang kolomnya kosong. Misalnya kolom "nilai" untuk Perpres 2016 di "Sebaran", atau kolom Perpres 2016 dan 2018 di bagian sektor dan program. Aku rasa kalau benar-benar tidak ada data (seperti "Sektor dan program") bisa dihilangkan saja, atau ditambahkan keterangan bahwa kolom tersebut tidak ada data.

saya tambahkan keterangan "data tidak tersedia" untuk kolom-kolom yang angkanya tidak ada Sudah dikerjakan

  • Di bagian "rincian proyek" banyak bagian yang isinya hanya data yang benar-benar mentah. Misalnya bagian "sebaran" hanya ada tabel lalu diikuti kalimat yang sebenarnya hanya mengulangi yang sudah disebutkan di tabel tanpa ada analisis atau tambahan (kecuali mengurutkan berdasarkan posisi). Saran: Dicari sumber sekunder agar yang ada bukan hanya mentah tetapi informasi yang sudah diolah.

sudah saya kembangkan ulasan mengenai "sebaran proyek" ini dengan beberapa sudut pandang yang ada dan temukan. Sedikit sekali memang ulasan tentang ini dari sumber-sumber referensi sekunder. Sudah dikerjakan --Efendi Dreya (bicara) 16 Maret 2020 08.12 (UTC)[balas]

  • Demikian juga bagian "Sektor dan program"

Sudah dikerjakan

  • Demikian juga bagian "Jalan Tol Trans Sumatra" dan "Jalan Tol Trans Jawa", yang disajikan adalah data mentah yang dibentuk kalimat. Coba bandingkan dengan High Explosive Research#Pembangunan fasilitas misalnya. Di situ memang data juga disebutkan, tapi penyajiannya lebih ringkas dan dirangkai dengan informasi-informasi lainnya, misalnya rencana yang dilakukan, tujuan masing-masing bagian, tantangan dan kesulitan teknis yang dihadapi, proses yang dilakukan hingga berhasil, inovasi-inovasi baru yang dilakukan, tokoh-tokoh yang berperan penting, dan seterusnya.

Sudah dikerjakan

Sudah dikerjakan

  • Bagian "kilang minyak", saran agar fokus tentang proses pembangunan yang terjadi, dan diskusi mengenai neraca transaksi minyak (yang fokusnya lebih ke perdagangan Indonesia alih-alih tentang jalannya proyek) bisa diringkas.

Sudah dikerjakan

  • Bagian Teknologi, saran agar dilengkapi apa itu Palapa Ring bagian Timur, Barat dan Tengah, serta Proyek Satelit Multifungsi. Apa tujuannya, kesulitan yang dihadapi, bagaimana cara menyelesaikannya, dan seterusnya. Technopark juga disebutkan strukturnya bagaimana, lokasinya dimana, dan apa isinya.

Sudah dikerjakan--Efendi Dreya (bicara) 17 Maret 2020 16.26 (UTC)[balas]

  • Harap bagian seterusnya dan diperiksa agar juga sesuai dengan saran-saranku di atas.

Sudah dikerjakan --HaEr48 (bicara) 15 Maret 2020 23.58 (UTC)[balas]

  • Efendi Dreya Terima kasih atas tambahannya. Tambahannya informatif tetapi pendapatku tetap sama bahwa informasi yang disajikan di sini tergolong mentah, seperti data-data rinci tentang ruas jalan dan biaya pembangunan, sehingga masih belum ideal untuk tipe artikel ensiklopedia. Saranku agar ditambahkan garis besar pembangunan yang terjadi, dan disajikan dalam cerita yang bisa diiikuti pembaca. Statistik-statistik yang terlalu rinci bisa dikurangi. Untuk contoh, selain High Explosive Research#Pembangunan fasilitas yang disebut di atas juga bisa mengikuti contoh di Wikipedia Bahasa Inggris, misalnya en:Apollo 8, en:Manhattan Project, en:Project Excalibur, dan sebagainya. Bisa dilihat bahwa artikel-artikel itu tidak cuma menyajikan informasi mentah tetapi menjelaskan cerita dan perkembangan di dalam masing-masing proyek. Selain itu, banyak tambahan-tambahan yang baru, seperti "Keberadaan Jalan Tol Trans Sumatra juga akan mendukung proses industrialisasi sumber daya alam ..." itu sebenarnya lebih ke latar belakang dan bukan bahasan tentang jalannya proyek. Latar belakang memang perlu tetapi tidak perlu panjang lebar dan harusnya fokusnya lebih ke proyeknya sendiri. HaEr48 (bicara) 20 Maret 2020 02.57 (UTC)[balas]
  • {{jeruk nipis|menurut saya ada dua jenis artikel, yakni deskriptif dan explanation, keduanya ada di wikipedia. Artikel deskriptif adalah memaparkan data-data mentah seperti misalkan jika ingin menulis tentang Monumen Monas, deskriptifnya Monas terletak di mana, struktur bangunannya seperti apa, tinggi, lebar,dll), sedangkan artikel eksplanatif biasanya dipakai dalam konteks penulisan ilmiah dan sejarah, dan seringkali menjadi artikel bagus dan artikel pilihan seperti en:Apollo 8, en:Manhattan Project, en:Project Excalibur, yang kejadian peristiwanya sudah berjalan cukup lama, sehingga memudahkan untuk membuat artikel menjadi sedemikian deskriptif dan eksplanatif. Jadi, kalau ingin mengembangkan artikel eksplanatif tentang Monas, maka akan menggunakan struktur penulisan seperti contoh di atas, mulai dari sejarahnya, siapa inisiatornya, bagaimana proses pembangunannya, siapa yang menentang, dan lain sebagainya. Agak lebih mudah dan terfokus.
  • Nah, bagaimana dengan Proyek Strategis Nasional. Menurut saya, ini sekali lagi menurut saya, bisa saja pandangan akan berbeda dan tidak mungkin disamakan. Saya menulis tentang artikel PSN sudah memiliki karakteristik deskriptif dan eksplanatif, mulai dari sejarah PSN, garis besar pembangunan yang terjadi, proyek-proyeknya apa saja, keterkaitan proyek tertentu dengan proyek besarnya, hambatan dan kritik. Kemudian yang menjadi persoalan adalah ada di bagian artikel PSN (sub judul) yang hingga saat ini masih bersifat deskriptif (tidak eksplanatif), karena menggunakan data-data primer/dan mentah. Menurut saya, jika dilihat big picture-nya, artikel PSN sudah memenuhi kriteria deskriptif dan eksplanatif. Namun, sekali lagi, jika melihat dalam skala mikrospik, memang saya akui ada bagian-bagian tertentu seperti sub judul yang masih bersifat deskriptif dan belum eksplanatif. Menurut saya, artikel PSN sudah ideal menjadi artikel wikipedia, meski belum tentu ideal untuk menjadi artikel pilihan.
  • Di sini menurut hemat saya, masih dibutuhkan artikel-artikel rintisan yang telah ada dan bersinggungan atau terkait dengan rincian-rincian proyek PSN untuk bisa dikembangkan tidak hanya deskriptif tapi juga eksplanatif. Sebagai contoh, artikel rintisan yang sudah ada di wikipedia tentang Jalan Tol Trans Sumatra ataupun Jalan Tol Trans Jawa (keduanya terkait dengan proyek PSN), itu semuanya masih bersifat artikel deskriptif, belum eksplanatif seperti en:Apollo 8, en:Manhattan Project, en:Project Excalibur. Hambatannya, selain waktu, tentu saja ada di keterbatasan sumber referensi sekunder (banyak data yang masih bersifat primer karena jarak waktu proyeknya yang masih berdekatan). Dan ini dibutuhkan effort yang luar biasa. Artikel eksplanatif, menurut saya, baru bisa dikembangkan jika objek artikel sudah berlangsung lama dan banyak ulasan ilmiah tentang hal tersebut tersedia (sumber referensi sekunder banyak tersedia, tidak hanya sumber referensi primer). Jadi, kalaupun ingin mengembangkan, di setiap sub judul PSN, harus menjadi Artikel Pilihan terlebih dahulu atau minimal ada artikel-artikel sebelumnya yang telah sedemikian sempurna seperti acuan artikel en:Apollo 8, en:Manhattan Project, en:Project Excalibur.
  • Sebagai contoh, saya ambil artikel Manhattan Project. Di dalamnya ada tiga subjudul, yakni Origins and Timeline mengacu kepada main article TImeline of the Manhattan Project (30,591 blta), Collaboration with the United Kingdom mengacu kepada main article British Contribution to the Manhattan Project (68,355 blta), Oak Ridge mengacu kepada main article Clinton Engineer Works (73,251 blta), Los Alamos mengacu kepada main article (123,899 blta), Chicago mengacu kepada main article Mettalurgical Laboratory (44,598), Hanford mengacu kepad main article (86,618), Canadian Sites mengacu kepad main article Montreal Laboratory (37,079), dan lain sebagainya. Ketersediaan main artikel-artikel tersebut membuat penulis artikel Manhattan Project dapat dengan mudah mendapatkan big picturenya. Dan ini yang belum ada di wikipedia Indonesia, menurut saya.
  • Kesimpulannya, tidak ada sesuatu yang sempurna, semuanya membutuhkan proses. Kedua, dalam satu artikel ilmiah dan artikel sejarah apalagi peristiwanya belum terlalu lama, rasanya tidak mungkin keseluruhannya bersifat eksplanatif, tidak ada satu bagian, section, sub judul, yang bersifat deskriptif. Apalagi kalau scopenya terlalu luas. Ketiga, dibutuhkan pengembangan artikel-artikel Wikipedia Indonesia untuk lebih banyak menjadi artikel bagus dan pilihan.

Demikian, terima kasih.--Efendi Dreya (bicara) 20 Maret 2020 06.11 (UTC)[balas]

Baiklah, bung Efendi Dreya kalau begitu mungkin memang masih belum jodoh untuk dijadikan artikel pilihan. Seperti bung jelaskan masih diperlukan effort yang saat ini masih sulit dilakukan. Sebenarnya, subartikel seperti di Manhattan Project itu tidak wajib untuk membuat AP, asalkan artikel utamanya bisa merangkum informasi-informasi yang ada. Misalnya Hak asasi manusia itu subyeknya cukup luas tetapi tidak mengandalkan anak-anak artikel. Aku rasa kendalanya memang seperti bung sebutkan, bahwa topik ini masih belum "matang" pembahasannya (bukan hanya di Wikipedia tetapi di luar juga) karena topiknya relatif baru, berbeda misalnya dengan Monas, hak asasi manusia, atau Proyek Manhattan yang sudah lumayan matang. Aku sendiri merasakan kesulitannya karena juga pernah menulis artikel yang cukup panjang tetapi dari segi kematangan sumber yang sulit dijadikan AP, jadi aku sendiri tidak berani mengajukan. Kerja keras bung Efendi Dreya tentu sangat patut dihargai, dan aku yakin artikelnya berguna untuk banyak orang, sayangnya untuk stempel AP menurutku artikel ini masih belum jodoh. HaEr48 (bicara) 22 Maret 2020 18.48 (UTC)[balas]

@HaEr48 kalau untuk status Artikel Bagus kira-kira masih jodoh nggak?  Mimihitam  23 Maret 2020 16.03 (UTC)[balas]

@Mimihitam: Kalau menurutku sih enggak, seperti dijelaskan di atas. Bukan kesalahan penulisnya, tetapi memang sumber yang ada belum matang. Tapi kalau AB kan bisa vote ramai-ramai, jadi tergantung pendapat yang lain juga. HaEr48 (bicara) 23 Maret 2020 23.13 (UTC)[balas]

Jawaban dari Efendi_Dreya sunting

Menanggapi komentar dari mas HaEr48 tentang bagian ==== Umum ===

  • Pertama-tama saya mengucapkakan terima kasih untuk komentarnya mengenai sisi redaksi dan format.
  • Saya sedikit bingung, tentang penggunaan sumber primer dalam konteks Wikipedia, mungkin karena saya penulis baru juga. Izinkan saya berkomentar, mungkin saya salah tangkap atau bagaimana, mohon dikritisi juga. Saya membaca ketentuan mengenai sumber primer dan sumber sekunder di https://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Bukan_riset_asli#Sumber_primer_dan_sekunder. Saya sampai baca beberapa kali tentang sumber primer dan sumber sekunder. Namun, di sisi lain, ada yang namanya sumber referensi primer (situs-situs pemerintah) dan referensi sekunder (media, jurnal, dan lain sebagainya). Sebagai wartawan dan penulis, tentu kita terutama saya, selalu menggunakan referensi primer karena memang sumbernya terpercaya dan referensi sekunder (media, jurnal, dan sebagainya).

Kembali kepada Wikipedia, riset asli merujuk kepada materi yang belum pernah dipublikasikan oleh sumber terpercaya, sehingga ditegaskan, Wikipedia bukanlah tempat untuk memuat riset asli.[2]. Lalu, bagaimana agar menghindari riset asli? Harus menggunakan kutipan atau mengutip. Lebih lanjut disebutkan bahwa mengutip ada dua, yakni sumber primer dan sumber sekunder. Yang dimaksud sumber primer merujuk kepada:

  • artifak arkeologis
  • foto
  • dokumen historis seperti catatan harian, sensus, video atau transkrip pengawasan, dengar pendapat, pengadilan, atau wawancara
  • tabulasi hasil survei atau kuesioner
  • catatan tertulis atau terekam dari pengujian laboratorium
  • catatan tertulis atau terekam dari pengamatan lapangan
  • karya seni atau fiksi seperti puisi, prosa, naskah film, novel, film, video, dan program televisi (baik dalam format digital ataupun analog)

Di sini saya menangkapnya, sumber primer--tidak diperkenankan--karena memang belum pernah dipublikasikan. Artifak arkeologis jelas sumber primer karena belum pernah dipublikasikan. Demikian juga dengan foto. Dokumen historis seperti catatan harian, sensus, video atau transkrip pengawasan, dengar pendapat, pengadilan atau wawancara juga dianggap sumber primer karena belum pernah dipublikasikan. Tapi bagaimana jika hasil sensus sudah dipublikasikan dan hasil sensus tersebut ada di website milik pemerintah? Apakah masih dianggap sebagai sumber primer? Menurut pemahaman saya bukan lagi jadi sumber primer, melainkan sumber referensi primer. Demikian juga dengan ketika Presiden AS Donald Trump akan mengumumkan peraturan termasuk definisi dari peraturan tersebut dan saya menemukan catatan tertulisnya. Jelas tidak boleh dibikin artikel di Wikipedia, karena menjadi sumber primer dan riset asli. Tapi jika peraturan tersebut sudah diumumkan berikut definisinya lalu peraturan tersebut dimuat dalam website kepresidenan Presiden AS, maka itu boleh dikutip karena sudah dipublikasikan di sumber referensi primer. Oleh karena itu, di [3], tertulis bahwa semua artikel di Wikipedia harus berdasarkan pada informasi yang dikumpulkan dari sumber-sumber primer dan sekunder yang telah dipublikasikan dan ditegaskan lagi Ini bukanlah "riset asli", melainkan "riset berdasarkan sumber (ada referensinya). Saya coba kutip lagi penjelasan dari [4].Singkatnya, semua fakta, opini, interpretasi, definisi, dan argumen yang dipublikasikan oleh Wikipedia haruslah telah dipublikasikan oleh publikasi tepercaya pada bidang topik artikel yang bersangkutan. Apa yang saya lakukan? Saya menulis definisi dari Proyek Strategis Nasional, termasuk dasar hukumnya, bukanlah dari sumber primer [5](yang belum dipublikasikan) tapi saya menggunakan definisi dan dasar hukum dari definisi resmi dan terpercaya (ini bermakna sumber referensi primer dan sumber referensi sekunder). Kenapa saya menggunakan definisi resmi dari sumber referensi primer, karena jika saya menggunakan sumber referensi sekunder seperti jurnal, sang akademisi juga akan mengutip an sich definisi dari sumber referensi primer. Jika saya ingin menulis lima sila Pancasila, maka saya akan menggunakan rumusan dari Pembukaan UUD 1945 yang sumber referensi utamanya mungkin ada di website-website pemerintah. Bisa saja saya mengambil referensinya dari sumber sekunder tapi rasanya rumusan Pancasila tidak akan berbeda dengan rumusan yang tercantum dalam sumber referensi primer.

  • untuk poin kedua tentang sumber referensi sekunder memang saya akui banyak menggunakan sumber referensi sekunder dari media, karena jurnal tentang Proyek Strategis Nasional sangat sedikit sekali. Kalau boleh dikatakan tidak ada (hanya satu dua) tapi saya akan coba cari. Terima kasih atas masukannya.
  • tentang mirroring artikel wikipedia, makasih mas sudah memberitahukan saya tentang ini, karena belum tahu kalau tidak bisa digunakan.
  • tentang cepat usang, saya kira tidak ya, karena 95% informasi di dalammya sudah fixed. Hanya 5% yang perlu update terutama tentang perkembangan penyelesaian proyek per tahunnya. Itu pun satu tahun sekali sifatnya.
  • tentang sumber gambar, source lengkapnya akan saya tambahkan mas
  • terima kasih banyak atas masukannya. Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan.
  • Ditunggu ulasan kritisnya tentang isi dan rinciannya ya mas. Terima kasih banyak
Terima kasih atas tanggapannya. Mengenai primer vs sekunder. Aku setuju dengan penjelasan Bung Efendi kalau untuk definisi mentah, memang cukup mengutip definisi primernya pun tidak masalah. Jadi misalnya "Proyek Strategis Nasional adalah proyek-proyek infrastruktur pemerintahan Presiden Joko Widodo yang skala proyeknya bersifat strategis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, kesejahteraan masyarakat, dan pembangunan di daerah". bolehlah direferensikan langsung ke perpres dan diberi penjelasan demikian di artikel. Tetapi, "Proyek Strategis Nasional pertama kali diatur melalui Peraturan Presiden No 3 Tahun 2016" kan sudah fakta sekunder dan harus menggunakan referensi sekunder pula.

Bagaimana enaknya ya mas @HaEr48 karena setelah saya telusuri ketika di awal menulis artikel ini saya menemukan bahwa Perpres No 3 Tahun 2016 pertama kali mengatur Proyek Strategis Nasional. Jadi, memang saya akui saya sedikit beropini dengan tujuan memberitahukan kepada pembaca Sudah dikerjakan saya tambahkan referensinya mas. saya sudah ketemu sumber referensi sekunder yang bilang Perpres No 3 Tahun 2016 yang mengatur pertama ttg PSN. Sudah saya update--Efendi Dreya (bicara) 16 Maret 2020 10.24 (UTC)[balas]

Selain itu, misalnya paragraf ini

Namun, beleid atau kebijakan ini sempat mendapat sorotan, karena apabila ada penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang dalam pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, penyelesaian dilakukan dengan mendahulukan proses administrasi pemerintahan. Apabila hasil pemeriksaan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) menemukan adanya kesalahan administrasi bukan kerugian negara, penyelesaiannya dilakukan dengan penyempurnaan administrasi maksimal 10 hari, kemudian bila ada kesalahan administrasi yang menimbulkan kerugian negara, penyelesaiannya berupa penyempurnaan administrasi dan pengembalian kerugian negara maksimal 10 hari kerja, dan jika ada tindak pidana yang bukan bersifat administratif, pimpinan kementerian/lembaga, gubernur, atau bupati/walikota menyampaikannya kepada Kejaksaan Agung atau Kepolisian Negara Republik Indonesia paling lama lima hari kerja untuk ditindaklanjuti sesuatu peraturan perundang-undangan

Ini kan sudah analisis, sedangkan kutipan yang digunakan untuk paragraf ini hanyalah Perpresnya. Jadi pendapat siapa kalau aturan ini bermasalah? Tidak bisa hanya mereferensikan perpres saja. HaEr48 (bicara) 15 Maret 2020 14.00 (UTC)[balas]

Mohon maaf mas, referensinya mengacu pada alinea berikutnya. Tapi sudah saya tambahkan referensinya dengan mengacu kepada kritikan dari FITRA Sudah dikerjakan

Komentar dari Sonic Speedy sunting

Saya baru pertama kali meninjau usulan AP. Maaf jika ada salah.

  • Masih ada kalimat asing yang belum dimiringkan tulisannya (seperti Mass Rapit Transit, dan mungkin masih ada lagi).

baik akan saya cek dan perbaiki. Terima kasih mas @Sonic Speedy Sudah dikerjakan

  • Masih ada bagian yang belum dikembangkan (seperti bagian "Perencanaan"). Apakah Anda akan mengembangkanya?

bagian "perencanaan", "penyiapan", "pendanaan", "pelaksanaan" awalnya tidak ada kemudian ada usulan untuk dikembangkan. Saya sudah berusaha mengembangkan dari tadinya tidak ada sama sekali penjelasannya menjadi seperti kondisi saat ini. Menurut saya sih informasinya sudah memadai, karena saya sudah eksplore dari berbagai referensi. Mohon maaf jika bagian ini dinilai masih belum maksimal dikembangkan, karena ini menyangkut teknis perencanaan proyek, penyiapan, pendanaan, dan pelaksanaan, yang saya sendiri tidak tahu banyak dan referensinya juga sangat terbatas. Bingung kalau diminta mengembangkannya lagi. Terima kasih.--Efendi Dreya (bicara) 18 Maret 2020 06.55 (UTC) -- Sonic Speedy (rembug) 18 Maret 2020 05.37 (UTC)[balas]

@Efendi Dreya: Tetap semangat! Mudah-mudahan artikel ini bisa jadi Artikel Pilihan. Sonic Speedy (rembug) 18 Maret 2020 08.26 (UTC)[balas]

Amin. Terima kasih banyak mas atas doanya.--Efendi Dreya (bicara) 19 Maret 2020 08.16 (UTC)[balas]

Referensi sunting


Diskusi di atas adalah arsip. Terima kasih atas partisipasi Anda. Mohon untuk tidak menyunting lagi halaman ini. Komentar selanjutnya dapat diberikan di halaman pembicaraan artikel.