Taejo dari Goryeo

(Dialihkan dari Wanggeon)

Raja Taejo dari Goryeo (Hangul: 태조, Hanja: 太祖, 877-943) yang nama aslinya Wang Geon (Hanja: 王建, Hangul: 왕건) adalah pendiri Dinasti Goryeo, Korea yang berkuasa tahun 918 hingga meninggal tahun 943. Ia adalah pemersatu Korea yang sebelumnya telah terpecah-belah dalam Zaman Tiga Negara Akhir (후삼국 시대; 後三國時代; Husamguk Sidae).

Raja Taejo dari Goryeo (Wang Geon)

Latar belakang

sunting

Wang Geon adalah keturunan keluarga yang berpengaruh di Songdo (sekarang Kaesŏng) yang mengendalikan perdagangan di Sungai Yeseong. Ia dilahirkan tahun 877 dari keluarga pedagang kaya di Kaesong. Ayahandanya, Wang Yung, adalah pemimpin Wangsa Wang dan memperoleh kekayaanya dari hasil berdagang dengan Tiongkok. Leluhurnya pernah tinggal di perbatasan Kerajaan Goguryeo, sehingga ia masih memiliki garis keturunan Goguryeo.

Berkuasa

sunting

Wang Geon memulai kariernya pada Zaman Tiga Negara Akhir yang penuh kekacauan. Pada tahun-tahun terakhir Dinasti Silla, pemberontakan petani meletus di berbagai daerah menentang pemerintahan Ratu Jinseong yang lemah dan didominasi oleh para pejabat korup yang menindas rakyat. Saat itu ada dua pemimpin pemberontak yang cukup berpengaruh yaitu Gung Ye di wilayah barat laut dan Gyeon Hwon di wilayah barat daya. Kekuatan mereka semakin bertumbuh dengan bergabungnya pasukan pemberontak yang lebih kecil dan pejabat Silla yang mereka kalahkan. Tahun 895, Gung Ye memimpin pasukannya ke Songdo. Wang Yung dan klan-klan lokal disana menyatakan menyerah dan bergabung dengan Gung Ye. Wang Geon pun mengikuti ayahandanya bergabung dengan pemberontak itu.

Kecakapan Wang sebagai pemimpin militer membuat Gung terkesan sehingga ia dipromosikan sebagai jenderal dan diperlakukan seperti saudara olehnya. Tahun 900, ia memimpin sebuah kampanye militer yang sukses mengalahkan wangsa-wangsa lokal dan pasukan Kerajaan Baekje Akhir (yang baru didirikan oleh Gyeon Hwon) di wilayah Chungju. Kemenangan ini membuat pamornya semakin menanjak dan mendapat pengakuan dari Gung. Tahun 901, Gung Ye mengangkat dirinya sebagai raja dari Dinasti Goguryeo Akhir. Tahun 903, Wang kembali memenangkan pertempuran laut melawan Baekje Akhir, ketika Gyeon sedang sibuk berperang dengan Silla. Ia juga selalu menolong orang-orang miskin di daerah yang ditaklukkannya dan yang tertindas oleh pemerintahan Silla. Namanya pun populer di kalangan rakyat karena kepemimpinan dan kemurahan hatiannya.

Tahun 913, Gung mengangkat Wang menjadi perdana menterinya setelah dua tahun sebelumnya mengubah nama kerajaannya menjadi Taebong. Tak lama setelah bertakhta Gung Ye terjerumus dalam kultus pribadi, ia menyamakan dirinya dengan Buddha, dan pemerintahannya mulai menjadi tirani, ia membunuh siapa saja yang dicurigai dan tidak sependapat dengannya, termasuk istri dan kedua anaknya. Beberapa biksu juga dihukum mati karena menentang pandangan keagamaannya. Para bawahan dan rakyat pun mulai muak pada kesewenang-wenangannya itu.

Berdirinya Goryeo

sunting

Tahun 918, empat jenderal senior Taebong yaitu Hong Yu, Bae Hyeongyeong, Shin Sunggyeom dan Bok Jigyeom bersekongkol untuk memecat sang tiran Gung Ye dan mengangkat Wang sebagai penggantinya. Pada awalnya Wang menentang rencana ini, tetapi akhirnya ia menyetujuinya. Tahun itu juga, Gung Ye di bunuh di dekat ibu kota Cheorwon. Wang diangkat sebagai raja dengan gelar Taejo dan tak lama kemudian ia mengubah nama kerajaan itu menjadi Goryeo. Tahun berikutnya ia memindahkan ibu kota kerajaannya ke kampung halamannya, Songak.

Taejo mempromosikan agama Buddha sebagai agama nasional. Ia berencana untuk menaklukkan wilayah utara Korea dan Manchuria yang dikuasai Kerajaan Balhae. Tahun 926, Balhae hancur akibat serangan Suku Bangsa Khitan (pendiri Dinasti Liao di Tiongkok utara). Sebagian besar penduduknya yang dipimpin oleh putra mahkota terakhir Balhae, Dae Gwang-hyeon mengungsi ke Goryeo. Taejo menerima mereka dengan tangan terbuka karena Goryeo dan Balhae adalah sama-sama keturunan Dinasti Goguryeo. Ia lebih cenderung menjalin persekutuan dan kerjasama dengan klan-klan lokal daripada menaklukan mereka.

Perang demi persatuan negara

sunting

Tahun 927, pasukan Baekje Akhir dibawah pimpinan Gyeon Hwon menyerbu ibu kota Silla, Gyeongju dan menghukum mati Raja Gyeongae. Ia mengangkat Kim Bu sebagai Raja Gyeongsun yang pada kenyataanya adalah bonekanya lalu mengalihkan sasaran selanjutnya pada Gogryeo. Mendengar berita ini, Taejo merencanakan untuk menyerang pasukan Baekje Akhir yang sedang dalam perjalanan pulang di Gongsan, dekat Daegu. Namun pasukannya mengalami kekalahan besar dan sebagian pasukannya gugur termasuk Jenderal Shin Sunggyeom yang membantunya naik tahkta.

Namun Taejo segera bangkit kembali dan membalas kekalahan itu pada awal tahun 930-an dengan menghancurkan pasukan Baekje di wilayah Andong. Baekje Akhir mulai mengalami kemunduran sejak kekalahan itu, beberapa jenderalnya mulai membelot ke Goryeo. Taejo juga berhasil memberi pukulan kuat pada saingannya itu pada tahun 934 dengan menghalau serbuan Gyeon terhadap ibu kotanya, Kaesong. Tahun 935, Raja Gyeongsun dari Silla yang tidak berambisi membangkitkan kerajaannya menyerah pada Goryeo. Taejo dengan girang menerima penyerahan dirinya dan memberinya gelar sebagai pangeran serta menikahi putrinya sebagai salah satu istrinya. Tahun itu juga ayah Gyeon, yang menguasai Sangju, membelot dan menyerah pada Goryeo. Taejo menganugerahinya gelar ayah kaisar.

Pada 935 pula, Gyeon dikudeta oleh putra sulungnya, Singeom, karena ia melantik putra ke-4 nya, Geumgang, sebagai putra mahkota. Singeom membunuh adiknya dan memenjarakan ayahandanya di sebuah kuil Budha. Namun Gyeon berhasil lolos tak lama kemudian dan melarikan diri ke Goryeo. Taejo menerima dan memperlakukan musuh lamanya itu dengan baik. Dengan bantuan Gyeon, ia mengalahkan pasukan Baekje dalam sebuah pertempuran di Seonsan tahun 936. Tahun itu juga Gyeon meninggal karena sakit.

Kemenangan Goryeo dan penyatuan negara

sunting

Tahun 936, Taejo memimpin kampanye militer terakhir melawan Kerajaan Baekje Akhir. Singeom, yang mengalami banyak kekalahan dan konflik internal di dalam negerinya, memilih untuk menyerah. Dengan dicaploknya Baekje oleh Goryeo, Taejo telah berhasil mempersatukan Korea. Setelah persatuan tercapai, Taejo memperlakukan mereka yang pernah menjadi musuhnya dengan baik, seperti misalnya pemberian gelar dan tanah, sehingga mereka rela mengabdi padanya. Dengan demikian terwujud pula stabilitas politik dan keamanan dalam negeri. Dalam bidang politik luar negeri, Taejo menjalin hubungan baik dengan Tiongkok yang saat itu sedang terpecah-belah dalam Zaman Lima Dinasti dan Sepuluh Negara. Walaupun saat itu raja-raja di Tiongkok sedang saling berperang satu sama lain, Taejo mampu membina hubungan dengan mereka dengan menjaga sikap netral dan tidak memihak sehingga mereka pun menghormatinya. Ia juga pernah dua kali mengirim utusan ke Jepang untuk membuka hubungan dagang, tetapi pihak Jepang menolaknya. Taejo meninggal pada tahun 943 dalam usia 67 tahun.

Warisan

sunting

Penyatuan Korea tahun 936 oleh Raja Taejo adalah peristiwa sejarah penting dalam sejarah Korea. Belum pernah ada seorangpun dalam sejarah Korea mampu mempersatukan bangsa itu dalam skala besar dan kekuasaan dinastinya mencapai 400 tahun lebih. Penyatuan Korea tahun 668 oleh Dinasti Silla hanyalah mencakup setengah dari negara semenanjung itu karena wilayah utara masih dikuasai oleh Balhae. Bangsa Korea saat ini memandangnya sebagai simbol persatuan negara mereka yang telah terpecah menjadi Korea Utara dan Korea Selatan pada tahun 1948.

Keluarga

sunting

Di zaman Dinasti Goryeo, 태자 atau Putra mahkota tidak berarti ahli waris tahkta karena gelar tersebut juga dapat diartikan hanya merupakan gelar yang berarti putra kaisar/raja. 정윤 atau Jung-yun merupakan gelar untuk ahli waris tahkta.

  • Ayahanda: Raja Sejo (세조)
    • Kakek: Raja Euijo (의조)
      • Kakek buyut: Raja Wondeok yang Agung (원덕대왕)
      • Nenek buyut: Permaisuri Junghwa (정화왕후)
    • Nenek: Permaisuri Wonchang (원창왕후)
  • Ibunda: Permaisuri Wisuk (위숙왕후)

Selir-selir & Keturunan:

  • Permaisuri Sinhye (신혜왕후)
  • Permaisuri Janghwa (장화왕후)
  • Permaisuri Sinmyeongsunseong (신명순성왕후)
    • Putra Mahkota Tae (태자 태)
    • Raja Jeongjong (정종)
    • Raja Gwangjong (광종)
    • Raja Moonwon yang Agung (문원대왕)
    • Jeungtong Gooksa (증통국사)
    • Putri Naklang (낙랑공주)
    • Putri Heungbang (흥방공주)
  • Permaisuri Sinjeong (신정왕후)
    • Raja Daejong (대종), ayahanda Raja Seongjong
    • Permaisuri Daemok (대목왕후), putri tunggal Permaisuri Sinjeong.
  • Permaisuri Sinseong (신성왕후)
    • Kaisar Ahnjong (안종), ayah Kaisar Hyeonjong
  • Permaisuri Jeongdeok (정덕왕후)
    • Pangeran Wangwi (왕위군), putra pertama Permaisuri Jeongdeok.
    • Pangeran Inae (인애군), putra kedua Permaisuri Jeongdeok.
    • Putra Mahkota Wonjang (원장태자), putra ketiga Permaisuri Jeongdeok.
    • Pangeran Joyi (조이군)
    • Permaisuri Munhye (문혜왕후), putri pertama Permaisuri Jeongdeok.
    • Permaisuri Seonui (선의왕후), putri kedua Permaisuri Jeongdeok.
    • Putri - tidak diketahui
  • Nyonya Besar Heonmohk (헌목대부인)
    • Putra Mahkota Soomyong (수명태자)
  • Nyonya Jeongmohk (정목부인)
    • Ibu Suri Soonahn (순안왕대비)
  • Nyonya Dongyangwon (동양원부인)
    • Putra Mahkota Hyomohk (효목태자)
    • Putra Mahkota Hyoeun (효은태자)
  • Nyonya Sookmohk (숙목부인)
    • Putra Mahkota Wonnyung (원녕태자)
  • Nyonya Cheonanbuwon (천안부원부인)
    • Putra Mahkota Hyosung (효성태자)
    • Putra Mahkota Hyoji (효지태자)
  • Nyonya Heungbokwon (흥복원부인)
    • Putra Mahkota Jihk (태자 직)
  • Putri - tidak diketahui
  • Nyonya Hudaeryangwon (후대량원부인)
  • Nyonya Daemyongjoowon (대명주원부인)
  • Nyonya Gwangjoowon (광주원부인)
  • Nyonya Sogwangjoowon (소광주원부인)
  • Nyonya Dongsanwon (동산원부인)
  • Nyonya Yehwa (예화부인)
  • Nyonya Daeseowon (대서원부인)
  • Nyonya Soseowon (소서원부인)
  • Nyonya Seojeonwon (서전원부인)
  • Nyonya Sinjoowon (신주원부인)
  • Nyonya Wolhuawon (월화원부인)
  • Nyonya Sohwangjoowon (소황주원부인)
    • Pangeran Gwangjoowon (광주원군)
  • Nyonya Seongmoo (성무부인)
    • Putra Mahkota Hyoje (효제태자)
    • Putra Mahkota Hyomyong (효명태자)
    • Pageran Beopdeung (법등군)
    • Pangeran Jali (자리군)
    • Putri - tidak diketahui
  • Nyonya Euiseongbuon (의성부원부인)
    • Pangeran Euiseongbuwon yang Agung (의성부원대군)
  • Nyonya Wolkyongwon (월경원부인)
  • Nyonya Monglyangwon (몽량원부인)
  • Nyonya Haelyangwon (해량원부인)

Kebudayaan Populer

sunting

Pada tahun 2000, diterbitkan film drama seri Korea Selatan yang berjudul Taejo Wang Geon berdasarkan kehidupan Taejo (Wang Gun). Dimainkan oleh Choi Soo Jong sebagai pemeran utamanya.

"Wang Kon" Kaisar Taejo dari Goryeo merupakan pemimpin yang dimainkan di dalam video games Korean Empire di Civilization III: Play the World dan Civilization IV: Warlords.

Lihat Pula

sunting
Taejo dari Goryeo
Lahir: 31 Januari 877 Meninggal: 4 Juli 943
Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
Dirinya sendiri
Gyeongsun dari Silla
Singeom
Dae Inseon
Raja Korea
Goryeo
936–943
Diteruskan oleh:
Hyejong
Jabatan politik
Posisi baru Perdana Menteri Taebong
913–918
Dibubarkan
Hanya gelar saja
Didahului oleh:
Gung Ye
— TITULER —
Raja Korea
918–936
Alasan kegagalan suksesi:
Tiga Kerajaan Akhir Korea
Diteruskan oleh:
Dirinya sendiri