Vivian Dorothy Maier (1 Februari 1926 – 21 April 2009) merupakan fotografer jalanan Amerika yang karyanya baru ditemukan dan diakui setelah kematiannya. Ia telah mengambil lebih dari 150.000 foto selama hidupnya, terutama foto-foto masyarakat dan arsitektur di Chicago, Kota New York, dan Los Angeles, meskipun dia juga bepergian dan memotret keliling dunia. [1]


Foto-foto Maier tidak pernah diketahui dan tidak dipublikasikan semasa hidupnya. Banyak juga film-film negatifnya yang tidak pernah dicetak. Seorang kolektor Chicago, John Maloof, memperoleh beberapa foto Maier pada 2007, sementara dua kolektor lain yang berbasis di Chicago, Ron Slattery dan Randy Prow, juga menemukan beberapa hasil cetakan dan film negatif Maier di kotak dan kopernya pada waktu yang hampir bersamaan. Foto-foto Maier itu kemudian pertama kali diterbitkan di Internet pada Juli 2008, oleh Slattery, tetapi karyanya hanya mendapat sedikit tanggapan. [1] Di Oktober 2009, Maloof menautkan blognya dengan foto-foto Maier di situs Flickr. Blog tersebut kemudian menjadi viral dan ribuan orang menyatakan ketertarikannya. Karya Maier kemudian menuai pujian kritis, [2] [3] dan sejak saat itu, foto-foto Maier telah dipamerkan di seluruh dunia. [4] [5]


Kehidupan dan karya Maier telah menjadi berbagai subjek buku dan juga film dokumenter, termasuk film Finding Vivian Maier (2013), yang ditayangkan secara perdana di Festival Film Internasional Toronto, [1] dan dinominasikan untuk kategori Academy Award untuk Fitur Dokumenter Terbaik pada penghargaan Academy Awards ke-87. [2]

Masa Muda sunting

Banyak detail-detail dari kehidupan Maier yang masih belum juga diketahui. Ia dilahirkan di Kota New York pada 1926, seorang putri dari ibu yang berasal dari Perancis, Maria Jaussaud Justin, dan ayah dari Austria, Charles Maier (yang juga dikenal sebagai Wilhelm). [1] Beberapa kali selama masa kecilnya dia berpindah-pindah antara Amerika Serikat dan Prancis. Di Prancis ia tinggal bersama ibunya di desa pegunungan di Saint-Bonnet-en-Champsaur, dekat dengan kerabat ibunya. Ayahnya tampaknya meninggalkan keluarganya untuk sementara waktu karena alasan yang tidak diketahui pada 1930. Hal ini diketahui karena dalam Sensus 1930, kepala rumah tangga yang tercatat untuk keluarganya adalah Jeanne Bertrand, seorang fotografer sukses yang mengenal Gertrude Vanderbilt Whitney, pendiri Whitney Museum of American Art . [2] [3] Di usianya yang baru 4 tahun, Maier dan ibunya pindah ke Bronx bersama Bertrand.


Sejak tahun 1935, Vivian dan ibunya tinggal di Saint-Julien-en-Champsaur. Namun, tiga tahun kemudian, mereka kembali ke kota New York. Pada Sensus 1940, Charles, Maria, Vivian dan Charles Jr tercatat tinggal di New York. Di kota tersebut, ayahnya bekerja sebagai insinyur tenaga uap.[1]

Karier sunting

Di usianya yang menginjak ke 25 tahun, di tahun 1951, Maier pindah dari Prancis ke New York, tempat dia bekerja di pabrik keringat. Kemudian di tahun 1956, ia pindah ke daerah Pantai Utara Chicago. Di sana ia bekerja sebagai seorang pengasuh selama 40 tahun berikutnya. Di 17 tahun pertamanya ia tinggal di Chicago, Maier bekerja sebagai pengasuh untuk dua keluarga, yaitu: keluarga Gensburg dari 1956 hingga 1972, dan keluarga Raymond dari 1967 hingga 1973. Lane Gensburg kemudian berpendapat tentang Maier, "Dia seperti Mary Poppins yang nyata dan hidup," dan mengatakan dia tidak pernah merendahkan anak-anak dan bertekad untuk menunjukkan kepada mereka dunia di luar daerah pinggiran kota mereka. [1]

Keluarga yang mempekerjakannya menggambarkan Maier sebagai orang yang sangat tertutup dan menyatakan bahwa ia menghabiskan hari liburnya dengan berjalan-jalan di Chicago dan mengambil foto, biasanya dengan kamera Rolleiflexnya. [1] Ia sering membawa anak-anak yang dia asuh ke pusat kota Chicago ketika dia mengambil foto. Kadang-kadang, anak-anak tersebut pun menemaninya ke daerah yang lebih kumuh di Chicago, dan, pada suatu kesempatan, juga ke peternakan, di mana terdapat bangkai domba. [2]

Di film dokumenter Finding Vivian Maier (2013) dan Vivian Maier: Who Took Nanny's Pictures / The Vivian Maier Mystery (2013), wawancara dengan majikan Maier dan anak-anak mereka mengungkapkan bahwa Maier menampilkan dirinya dalam berbagai cara yang berbeda ke orang lain. Ia menggunakan dengan berbagai aksen, nama, dan juga detail kehidupan. Pada beberapa anak, dia memberikan inspirasi dan bersikap positif, sementara pada anak lainnya dia bisa menjadi menakutkan dan kasar. [1]

Kurator beberapa foto Maier, John Maloof, merangkum pendapat dari anak-anak yang diasuh Maier tentang dirinya:

Ia adalah seorang Sosialis, seorang Feminis, seorang kritikus film, dan seseorang yang berbicara apa adanya. Ia belajar bahasa Inggris dengan mengunjungi teater, yang sangat ia sukai... Ia terus menerus mengambil gambar, yang tidak pernah ia tunjukan pada orang lain..[1]

Di tahun 1959 dan 1960, Maier memulai perjalanan solo keliling dunia, untuk mengambil gambar di Los Angeles, Filipina, Thailand, Hong Kong, Vietnam, Malaysia, Singapura, India, Yaman, Mesir, Yunani, Lebanon, Suriah, Turki, Italia, Perancis, dan Swiss. [1] [2] [3] Perjalanan itu kemungkinan dibiayai oleh penjualan pertanian keluarganya di Saint-Julien-en-Champsaur. Maier pernah juga bekerja sebagai pengurus rumah tangga untuk pembawa acara talk show Phil Donahue untuk waktu yang singkat di tahun 1970an. [4] Ia menyimpan barang-barangnya di rumah majikannya. Di salah satu kediamannya, dia memiliki 200 kotak berisi berbagi materi. Kebanyakan berisi foto atau film negatif, tapi Maier juga mengoleksi banyak surat kabar. [5] Dalam satu contoh, koleksinya ketika dikumpulkan dapat menjulang menjadi "tumpukan setinggi bahu". [6] Dia juga merekam audio percakapannya dengan orang-orang yang dia potret. [7] [8]

Usia Tua sunting

Ketika Maier menjadi miskin di usia tua, kakak-beradik Gensburg, yang diasuhnya ketika masih anak-anak, berusaha membantunya. Saat Maier diusir dari sebuah apartemen di pinggiran kota Cicero, kakak-beradik Gensburg membantu agar dia tinggal di apartemen yang lebih baik di Sheridan Road di kawasan Rogers Park di Chicago. Di November 2008, Maier terjatuh di atas es dan kepalanya terbentur. Dia dibawa ke rumah sakit tetapi gagal pulih. Di Januari 2009, dia dipindahkan ke panti jompo di pinggiran kota Chicago. Ia pun meninggal di panti jompo tersebut pada April 2009 [1]

Penemuan dan Pengakuan sunting

Dua tahun sebelum ia meninggal, Maier gagal memenuhi pembayaran ruang penyimpanan yang dia sewa di North Side Chicago. Hasilnya, negatif, cetakan, rekaman audio, dan film 8 mm miliknya dilelang pada 2007. Sebagian karyanya pun dibeli oleh tiga kolektor foto yaitu: John Maloof, Ron Slattery dan Randy Prow. [1] Foto-foto Maier pertama kali dipublikasikan di internet pada Juli 2008 oleh Slattery, namun ketika itu karyanya hanya mendapat sedikit tanggapan. [2]

Maloof tertarik dan membeli sebagian besar karya Maier, sekitar 30.000 negatif, karena ketika itu dia sedang mengerjakan sebuah buku tentang sejarah lingkungan Portage Park di Chicago. [1] Maloof kemudian membeli lebih banyak lagi foto Maier dari pembeli lain di pelelangan yang sama. [2] Maloof menemukan nama Maier di kotaknya tetapi tidak dapat menemukan informasi apa pun tentangnya hingga pencarian Google membawanya ke pemberitahuan kematian Maier di Chicago Tribune pada April 2009. [3] Pada Oktober 2009, Maloof menautkan blognya dengan pilihan foto Maier di Flickr. Blog tersebut kemudian menjadi viral dan dengan ribuan orang menyatakan ketertarikannya. [2]

Seorang kolektor seni dari Chicago, Jeffrey Goldstein, memperoleh sebagian koleksi Maier dari Prow, salah satu pembeli aslinya di awal tahun 2010. [1] Sejak pembelian awal tersebut, koleksinya telah berkembang hingga mencakup 17.500 negatif, 2.000 cetakan, 30 film rumahan, dan banyak slide. Goldstein kemudian menjual koleksi negatif miliknya ke Galeri Stephen Bulger, Toronto pada Desember 2014. Maloof, pemilik dari Maloof Collection, sekarang memiliki sekitar 90% dari total karya Maier. Karya-karya tersebut termasuk 100.000 hingga 150.000 negatif, lebih dari 3.000 cetakan vintage, ratusan rol film, video amatir, wawancara kaset audio, dan juga kamera dan dokumen. [2]

Sejak karyanya ditemukan setelah kematiannya, foto-foto Maier telah mendapat perhatian internasional di media arus utama. [1] [2] [3] [4] Karyanya juga telah muncul di berbagai pameran galeri, beberapa buku, dan juga film dokumenter.

Tantangan Hukum sunting

Seorang pengacara dan mantan fotografer David C. Deal mengajukan kasus hukum yang mempertanyakan hak dari pemilik negatif Maier saat ini untuk mengkomersialkannya. [1] Kasus yang diajukan pada Juni 2014 ini bertujuan untuk mencari tahu apakah ada ahli waris yang sah atas harta milik Maier, misalnya seorang sepupu di Perancis, yang harus diakui berdasarkan hukum Amerika. Karena berdasarkan undang-undang hak cipta di AS, kepemilikan foto berbeda dengan kepemilikan hak cipta maka penyelesaian kasus ini kemungkinan memerlukan waktu beberapa tahun, terutama karena calon ahli waris properti tersebut tinggal di luar Amerika Serikat. [1] Maloof, pemilik sebagian besar foto Maier yang diketahui, dikabarkan sebelumnya telah melacak sepupu jauh Maier ke Prancis dan membayarnya untuk hak tersebut. Namun, Deal yakin bahwa dia telah menemukan kerabat yang lebih dekat di Prancis yang lebih berhak untuk menjadi penerima manfaat warisan tersebut. [2] [3]

Akibat dari perselisihan tersebut, maka daerah administrasi Cook County, Illinois, membuat properti untuk Maier. Di tahun 2016, properti yang dikelola daerah tersebut mencapai penyelesaian yang memungkinkan Maloof untuk terus mempromosikan karya Maier dan menyimpan sebagian hasil yang jumlahnya dirahasiakan. Goldstein menolak untuk menyelesaikan masalah tersebut dan digugat oleh pemerintah daerah atas pelanggaran hak cipta pada tahun 2017. Hingga tahun 2018, pihak properti belum menentukan siapa ahli waris Maier yang sah. [1]

Fotografi sunting

Seniman dan kritikus fotografi Allan Sekula berpendapat bahwa karena Maier menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di Prancis maka hal itu mempertajam apresiasi visualnya terhadap kota dan masyarakat Amerika. Sekula membandingkan karyanya dengan karya fotografi dari Robert Frank yang merupakan kelahiran Swiss. [1]

Maloof pernah berpendapat tentang karya Maier sebagai berikut: "Orang-orang lanjut usia yang berkumpul di Pusat Kota Polandia Lama di Chicago, janda-janda berpakaian norak, dan situasi perkotaan Afrika-Amerika, semuanya merupakan permainan yang adil untuk lensa Maier." [1] Fotografer Mary Ellen Mark pun membandingkan karya Meier dengan karya-karya Helen Levitt, Robert Frank, Lisette Model, dan Diane Arbus. Joel Meyerowitz, yang juga adalah seorang fotografer jalanan, mengatakan bahwa karya Maier "diliputi dengan pemahaman manusia, kehangatan, dan keceriaan yang membuktikan bahwa dia adalah 'seorang pemotret sejati'." [2]

Foto-foto terkenal Maier merupakan foto-foto pemandangan jalanan di Chicago dan New York di tahun 1950-an dan 1960-an. [1] Kritikus dari The Independent pernah menulis bahwa "Pembelanja-pembelanja kaya di Chicago berjalan-jalan dan bergosip di depan toko-toko mewah di hadapan Maier, namun subjek yang paling menarik perhatian adalah orang-orang pinggiran Amerika pada 1950-an dan 1960-an: anak-anak, pelayan kulit hitam, para gelandangan yang berkeliaran di beranda toko." [2] Sebagian besar foto Maier merupakan foto hitam putih, dan banyak di antaranya adalah foto santai dari orang-orang yang lewat yang tertangkap dalam momen sementara "namun tetap memiliki gravitasi dan emosi yang mendasarinya". [3]

Pada 1952, Maier membeli kamera Rolleiflex pertamanya. Kemudian di sepanjang karirnya dia pun p[ernah menggunakan Rolleiflex 3.5T, Rolleiflex 3.5F, Rolleiflex 2.8C, Rolleiflex Automat dan lain-lain. Dia kemudian juga menggunakan kamera pengintai Leica IIIc, Ihagee Exakta, Zeiss Contarex dan kamera SLR lainnya.

Roberta Smith, menulis di The New York Times, telah menarik perhatian pada bagaimana foto-foto Maier menyerupai banyak fotografer terkenal abad ke-20, namun tetap memiliki estetika tersendiri. Dia menulis bahwa karya Maier "dapat memperkaya sejarah fotografi jalanan abad ke-20 dengan menyimpulkannya dengan ketelitian yang hampir ensiklopedis, mendekati hampir setiap fotografer terkenal yang dapat Anda pikirkan, termasuk Weegee, Robert Frank, dan Richard Avedon, dan kemudian meluncur ke arah lain. Namun karya-karyanya tetap mempertahankan elemen ketenangan, kejelasan komposisi, dan kelembutan yang ditandai dengan tidak adanya gerakan tiba-tiba atau emosi ekstrem." [1]

William Meyers yang menulis di The Wall Street Journal mencatat bahwa karena Maier menggunakan Rolleiflex format medium, dan bukan kamera 35mm, maka gambar-gambarnya memiliki lebih banyak detail dibandingkan gambar dari kebanyakan fotografer jalanan. Ia juga banyak sekali mengambil potret diri di karya-karyanya. Meyers menulis bahwa "dalam banyak permutasi-permutasi yang cerdik, yang membuat seolah-olah dia sedang memeriksa identitasnya sendiri atau menginterpolasi dirinya ke dalam lingkungan. Sebagai seorang karakter bayangan, dia sering memotret bayangannya sendiri, mungkin sebagai cara untuk berada di sana namun secara bersamaan tidak ada di sana." [2] Dia menulis bahwa karya-karya Maier mengingatkan kita pada foto-foto dari Harry Callahan, Garry Winogrand, dan Weegee, serta Robert Frank.

Di akhir tahun 1970-an, Maier pun berhenti menggunakan Rolleiflex miliknya. Di tahun-tahun berikutnya (1980-an dan 1990-an), sebagian besar karya fotonya adalah transparansi berwarna, diambil dengan film Ektachrome. [1]

Peninggalan sunting

Finding Vivian Maier (Menemukan Vivian Maier), sebuah film dokumenter tentang Maier, dirilis pada 2013. Film ini mewawancarai beberapa anak-anak yang sudah dewasa yang pernah dirawat Maier pada tahun 1950an, 60an, dan 70an, yang mengenang bagaimana dia menggabungkan pekerjaannya sebagai fotografer dengan pekerjaan sehari-harinya sebagai pengasuh anak. [1]

Dana Beasiswa Vivian Maier didirikan untuk memberikan kesempatan kepada siswa perempuan yang membutuhkan sumber daya keuangan tambahan pada tahun ajaran 2014 hingga 2015 di Sekolah Institut Seni Chicago.[1] Beasiswa tersebut diperoleh melalui dana sumbangan dari Maloof, Siskel dan Howard Greenberg,[1] yang merupakan pemilik Galeri Howard Greenberg yang memamerkan dan menjual karya Vivian Maier.[2] Maloof menggunakan dana yang diterima dari penjualan hasil cetak dan film dokumenternya Menemukan Vivian Maier untuk membantu membuat beasiswa tersebut dengan tujuan agar beasiswa tersebut ditawarkan secara permanen setiap tahun.[3] Beasiswa ini tidak membutuhkan proses aplikasi dan dana akan diberikan kepada siswa dengan tidak berdasarkan dari gelar, tahun pendaftaran, maupun media yang mereka gunakan, sehingga memungkinkan kebebasan artistik bagi penerimanya.[1] Nama-nama penerima belum diumumkan ke publik.

Arsip sunting

Pada 2017, Perpustakaan Universitas Chicago mengumumkan bahwa mereka mendapatkan karya-karya Maier sebagai koleksi untuk penelitian yang disumbangkan oleh Maloof. [1]

Rujukan sunting

  1. ^ Maloof, John (October 22, 2009). "Vivian Maier – her discovered work". Vivian Maier – Her Discovered Work. Diakses tanggal August 6, 2014. 
  2. ^ Meyers, William (January 3, 2012). "The Nanny's Secret". wsj.com. Diakses tanggal July 2, 2014.