Valentinianus II
Valentinianus II adalah seorang Kaisar Romawi Barat yang memerintah dari tahun 375 hingga kematiannya pada tahun 392. Ia naik takhta sebagai seorang anak di bawah umur setelah kematian ayahnya, Valentinianus I, dan pemerintahannya ditandai dengan ketegangan politik internal serta pengaruh signifikan dari pejabat dan jenderal yang kuat. Meskipun masa kekuasaannya penuh gejolak, pemerintahan Valentinianus II berperan penting dalam mempertahankan stabilitas Kekaisaran Romawi Barat selama periode transisi yang sulit.
Valentinianus II | |
---|---|
Kaisar Romawi Barat | |
Berkuasa | 22 November 375 – 15 Mei 392 |
Pendahulu | Valentinianus I |
Penerus | Eugenius dan Theodosius I |
Kelahiran | 371 Trier |
Kematian | 15 Mei 392 Vienne |
Wangsa | Valentinianus |
Kehidupan Awal
suntingValentinianus II lahir pada tahun 371 di Treveri (sekarang Trier, Jerman) sebagai putra bungsu Kaisar Valentinianus I dan istri keduanya, Justina. Sebagai anggota Dinasti Valentinianus, ia dibesarkan dalam lingkungan istana yang penuh dengan intrik politik dan militer. Saat ayahnya meninggal mendadak pada tahun 375, Valentinianus II baru berusia empat tahun.
Kenaikan Takhta
suntingSetelah kematian Valentinianus I, pasukan Romawi di Pannonia memproklamirkan Valentinianus II sebagai kaisar untuk menjaga stabilitas wilayah. Penunjukan ini terutama didorong oleh kebutuhan untuk melindungi wilayah barat kekaisaran dari ancaman eksternal, terutama suku-suku barbar.
Karena usianya yang muda, kekuasaan sebenarnya berada di tangan ibunya, Justina, serta pejabat tinggi dan panglima militer seperti Merobaudes dan kemudian Magnus Maximus.
Pemerintahan
suntingPengaruh Justina dan Pertikaian dengan Gratianus
suntingSelama masa kecilnya, Valentinianus II berada di bawah naungan kakak tirinya, Kaisar Gratianus, yang memerintah Kekaisaran Romawi Barat secara de facto. Namun, hubungan antara Justina dan Gratianus sering kali tegang, terutama karena perbedaan agama. Justina adalah seorang Arianis, sedangkan Gratianus mendukung kebijakan pro-Nicene.
Perebutan Kekuasaan Magnus Maximus
suntingPada tahun 383, Magnus Maximus, seorang jenderal di Britania, memberontak melawan Gratianus dan membunuhnya. Setelah itu, Maximus mencoba mengambil alih wilayah Valentinianus II. Dengan dukungan Theodosius I, Kaisar Romawi Timur, Valentinianus II berhasil mempertahankan takhta.
Peran dalam Konflik Agama
suntingValentinianus II menghadapi konflik agama yang semakin intens antara Arianis dan Nicene. Justina mencoba melindungi umat Arianis, tetapi upayanya sering mendapat perlawanan dari uskup-uskup Nicene, terutama Santo Ambrosius dari Milan.
Pada tahun 386, Valentinianus II terpaksa menghadapi tekanan besar dari Theodosius I untuk mendukung ortodoksi Nicene, meskipun ibunya terus mendukung Arianisme.
Hubungan dengan Theodosius I
suntingSetelah kematian Justina pada tahun 388, Valentinianus II menjadi lebih bergantung pada Theodosius I. Dalam kenyataan, kekuasaan efektifnya semakin berkurang karena Theodosius mengambil peran sebagai pelindung dan penasihat utama.
Kematian
suntingValentinianus II ditemukan tewas di Vienne (sekarang di Prancis modern) pada 15 Mei 392, dalam kondisi yang mencurigakan. Penyebab kematiannya diperdebatkan, dengan beberapa sumber menyebutkan bunuh diri, sementara yang lain mencurigai pembunuhan atas perintah jenderalnya, Arbogast.
Kematian Valentinianus II membuka jalan bagi Theodosius I untuk menyatukan Kekaisaran Romawi Barat dan Timur untuk terakhir kalinya sebelum pembagian permanen kekaisaran pada tahun 395.
Referensi
sunting- Heather, Peter. The Fall of the Roman Empire: A New History. Oxford University Press, 2005.
- Matthews, John. Western Aristocracies and Imperial Court, AD 364-425. Oxford University Press, 1975.
- Burns, Thomas S. Barbarians Within the Gates of Rome. Indiana University Press, 1994.
Pranala luar
suntingMedia tentang Valentinianus II di Wikimedia Commons
Valentinianus II Lahir: 371 Meninggal: 15 Mei 392
| ||
Gelar kebangsawanan | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Valentinianus I |
Kaisar Romawi Barat 371–392 Bersama dengan: Valens, Gratianus dan Theodosius I |
Diteruskan oleh: Theodosius I |