Uluka (Dewanagari: उलूक; ,IASTUlūka, उलूक) adalah tokoh minor dalam wiracarita Mahabharata. Ia merupakan putra raja Gandhara, Sangkuni. Ayahnya tinggal bersama bibinya, Gandari, yang telah menjadi permaisuri Dretarastra dari Dinasti Kuru di Hastinapura. Bersama sepupunya yang bernama Duryodana, ayahnya kerap merencanakan pembunuhan terhadap lima Pandawa, keponakan Raja Dretarastra.

Uluka
उलूक
Tokoh Mahabharata
NamaUluka
Ejaan Dewanagariउलूक
Ejaan IASTUlūka
Kitab referensiMahabharata
AsalKerajaan Gandhara
Kastakesatria
AyahSangkuni
IbuArsi

Kisah sunting

Dalam Mahabarata dikisahkan bahwa Sangkuni berhasil membuat para Pandawa kalah dalam permainan dadu dengan taruhan hukuman pengasingan. Ketika para Pandawa kembali dari masa pengasingan mereka, Uluka pergi menjemput ayahnya yang tinggal di Hastinapura agar pulang ke Gandhara. Namun, Sangkuni menolak karena ia beserta Duryodana berencana untuk membinasakan para Pandawa dalam suatu perang besar.

Dalam Udyogaparwa (jilid ke-5 Mahabharata), sebelum perang dimulai, Duryodana mengutus Uluka ke perkemahan para Pandawa, untuk menyampaikan pesan verbal dengan kata-kata kasar dan hinaan kepada para Pandawa (Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa) beserta sekutu mereka (Wirata, Drupada, Srikandi, Drestadyumna, dan Kresna) sebagai taktik psikologis. Bima marah besar setelah mendengar pesan yang disampaikan Uluka. Kresna memotong pembicaraan lalu segera menyuruh Uluka kembali dengan damai, sebagaimana ia hanya seorang utusan, tetapi Uluka tidak mau pergi sebelum menyampaikan seluruh pesan. Setiap orang yang diberikan pesan memberikan balasan kepada Duryodana dengan perantara Uluka. Ia kembali setelah menyampaikan seluruh pesan untuk kubu Pandawa. Tak lama setelah itu, kedua pihak—Korawa dan Pandawa—segera mempersiapkan kekuatan masing-masing.

Ketika perang yang dipersiapkan telah dimulai, Uluka memihak Korawa, sebagaimana ayahnya. Ia terlibat pertempuran sengit dengan sepupunya, Yuyutsu, yang dianggap telah berkhianat karena beralih dari kubu Korawa ke kubu Pandawa. Pada akhirnya, ia dibunuh oleh Sadewa, yang bungsu di antara Pandawa.

Pranala luar sunting