BGM-109 Tomahawk

(Dialihkan dari Tomahawk (misil))

Tomahawk adalah peluru kendali jelajah jarak jauh dalam segala kondisi cuaca dan memiliki kecepatan subsonik. Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970 oleh General Dynamics, peluru kendali ini (misil) didesain untuk jarak menengah dan jauh, mampu terbang rendah dan juga dapat diluncurkan dari darat dan bawah air. Misil ini telah beberapa kali dikembangkan, saat ini diproduksi oleh Raytheon. Perusahaan dirgantara McDonnell Douglas (sekarang Boeing Defense, Space & Security) pernah membuat peluru kendali jelajah ini.[2]

Tomahawk

BGM-109 Tomahawk
Jenis Peluru kendali jelajah, segala kondisi cuaca dan memiliki kecepatan subsonik
Negara asal  Amerika Serikat
Sejarah pemakaian
Masa penggunaan 1983-sekarang
Sejarah produksi
Produsen General Dynamics (dahulu)
Raytheon/McDonnell Douglas
Biaya produksi $1,066,465 (Block IV Variant, FY11 $)[1]

$2.000.000 (Block V Variant)

Spesifikasi
Berat 2.900 pon (1.300 kg)
Panjang Tanpa booster : 18 ft 3 in (5,56 m)

Dengan booster : 20 ft 6 in (6,25 m)

Diameter 204 in (5,2 m)

Hulu ledak Conventional: 1,000 lb (450 kg) Bullpup, or submunitions dispenser with BLU-97/B Combined Effects Bomb, or a 200kt (840 Tj) W80 nuclear device (inactivated in accordance with SALT)
Mekanisme
ledakan
FMU-148 since TLAM Block III, others for special applications

Jenis Mesin Williams International F107-WR-402 turbofan
mengunakan bahan bakar TH-dimer
dan booster bahan bakar roket
Rentang sayap 8 ft 9 in (2,67 m)
Daya jelajah 1.350 mil laut (2.500 km)
Kecepatan Subsonic, sekitar 550 mph (880 km/h)
Sistem
pemandu
GPS, TERCOM, DSMAC
Alat
peluncur
Vertical Launch System (VLS) dan horizontal submarine torpedo tubes (dikenal dengan nama TTL (torpedo tube launch))

Sejarah

sunting

Tomahawk adalah sebuah rudal (peluru kendali) jelajah atau dalam istilah internasional dikenal sebagai Cruise missile buatan Amerika Serikat yang dipakai oleh angkatan laut AS, (US Navy)

Dengan panjang 5,56 - 6,25 meter, Tomahawk berbobot antara 1.192,5 kg sampai 1.440 kg. Rudal itu sanggup mengangkut beban untuk hulu ledak konvensional sampai 500 kg.

Mulai di perkenalkan tahun 1970an oleh perusahaan General Dynamics. Awalnya rudal ini dibuat untuk dapat diluncurkan dari kapal selam. Tapi, seiring berkembangnya teknologi, rudal Tomahawk pun turut mendapat polesan sana sini terutama dari sisi teknologi navigasi dan mesin, untuk mampu mengikuti perkembangan zaman. Saat ini Rudal Tomahawk diproduksi oleh pabrik Raytheon dan sebagian lagi di produksi oleh McDonnell Douglas.

Sekarang Tomahawk tidak hanya bisa diluncurkan dari kapal selam, tetapi bisa juga diluncurkan dari moda lain seperti kapal laut, peluncur darat bahkan dari pesawat terbang.

Untuk urusan hulu ledak, rudal ini bisa dipasangi bermacam2 hulu ledak, baik konvensional, TNT maupun nuklir. berat dan ukuran hulu ledak pun bervariasi, tergantung tipe rudal dan kebutuhannya. Tiap-tiap rudal ini mempunyai berat 1.440 kg.

Ada beberapa varian dari Rudal Tomahawk ini, diantaranya adalah ; rudal tomahawk serang darat TLAM-C, rudal tomahawk yang mampu melepaskan bom atau bomblet-dispensing land attack TLAM-D, Rudal tomahawk dengan hulu ledak nuklir ataunuclear land attack TLAM-A dan TLAM-N (tidak dikembangkan), dan Rudal Tomahawk anti kapal permukaan atau Anti-Ship Missile (TASM).

Semua jenis rudal tomahawk menggunakan pemandu: Global Positioning System (GPS), terrain contour matching (TERCOM), agar dapat terbang rendah menyusuri kontur bumi, oleh karenanya tidak jarang rudal ini terbang hanya di ketinggian beberapa puluh meter saja. Deteksi sinar infra merah juga hampir mustahil, karena mesin turbofan hanya memancarkan sedikit sekali panas. Rudal Tomahawk juga dilengkapi sistem Korelasi Pencocokan Area digital, kontrol Time of Arrival (waktu tempuh), dan mesin turbo.

Rudal itu dapat digunakan untuk menggempur berbagai sasaran tidak bergerak, seperti pusat-pusat komunikasi dan pertahanan udara, termasuk sasaran yang sangat sulit sekalipun. Untuk menggempur sasaran di darat, Tomahawk dituntun oleh radar jarak jauh Tercom dengan kemampuan mengenali kontur daratan. Radar tersebut memakai data peta-peta untuk menentukan posisi rudal tersebut. Jika diperlukan, arah dan posisi rudal bisa dibetulkan agar tepat sasaran.

Akurasi Tinggi

sunting

Tomahawk sanggup melakukan operasi serangan tanpa awak jarak jauh, dengan kemampuan tinggi. Ketepatannya bisa dibilang luar biasa, karena sanggup mengenali titik sasaran sangat kecil sekalipun. Rudal tersebut dapat membawa hulu ledak nuklir atau hulu ledak konvensional. Kapabilitas serbuan AL AS sangat bertumpu pada sistem rudal Tomahawk, karena senjata itu terbukti ampuh untuk misi-misi kontijensi.

Gempuran Tomahawk diharapkan dapat menghalangi atau menunda gerakan militer lawan, meniadakan kemampuan operasi udara pihak lawan, serta menekan sistem pertahanan udara.

Selain itu, rudal tersebut digunakan untuk menghantam sasaran bernilai tinggi, seperti fasilitas pembangkit listrik, simpul-simpul kontrol dan komando, serta fasilitas penyimpanan dan perakitan senjata. Jangkauan jelajah rudal tersebut mencapai 1.120 km dengan kecepatan 880 km per jam. Kecepatan tinggi dan jarak tempuh sejauh itu tidak mengurangi akurasinya dalam mencapai sasaran.

Hingga saat ini hanya 3 (tiga) negara yang telah memiliki rudal tomahawk yaitu: Amerika Serikat yang diopersikan oleh US Navy, Inggris yang dioperasikan oleh Royal Navy dan yang terakhir adalah Spanyol.

Angkatan laut Amerika telah menggunakan rudal ini dalam berbagai peperangan “nyata”, wajar kalau rudal ini mendapat gelar battle proven, pengalamannya sudah cukup banyak, dari mulai perang teluk di awal 90-an hingga perang Irak di medio 2000-an. dengan peralatan navigasi yang canggih, akurasi rudal ini tidak perlu diragukan, makanya AL AS tetap setia memakainya walaupun harga per unitnya tidak murah, sekitar 1-1.5 juta Dollar AS.

Desain

sunting

Peluru Kendali Tomahawk yang kembali ramai dibicarakan dikalangan petinggi angkatan bersensajata di seluruh dunia, menyusul digunakannya kembali Tomahawk oleh pasukan koalisi di Libya akhir-akhir ini, merupakan jenis missil penjelajah bertenaga Jet dengan kecepatan maksimum bisa mencapai 880 km per-jam walaupun masih di bawah kecepatan suara (subsonic missile). Rudal ini awalnya dibuat oleh perusahaan General Dynamic sekitar tahun 1970, dengan daya jelajah menengah dan jauh, namun baru dimulai digunakan sekitar tahun 1993 pada saat perang Teluk berkecamuk.

Jenis Tomahawk yang dipergunakan oleh pasukan koalisi dalam melakukan gempuran di Libya, untuk menekan Pimpinan Revolusi Libya, Kolonel Moammar Qaddafi, diduga menggunakan Tomahawk jenis RGM/UGM-109E dengan system penghancur sasaran darat Block IV yang telah ditingkatkan kemampuannya dengan TLAM-C.

Tomahawak, diproduksi dengan disain modular, sehingga dapat dimodifikasi dengan berbagai macam hulu ledak, sensor pendeteksi target dan daya jelajah tergantung kondisi medan yang dihadapi.

Untuk mencapai sasaran Tomahawk dilengkapi sensor pengindera jarak jauh, yang dilengkapi dengan sensor Global Posisitioning System (GPS) dan sensor Terrain Contour Matching (TERCOM). TERCOM sendiri merupakan teknologi yang sudah sangat luas digunakan dalam berbagai system persenjataan modern.

Teknologi penginderaan TERCOM lahir sebagai jawaban untuk mengatasi kesulitan penginderaan jarak jauh yang acapkali terbatas oleh karena kondisi alam yang memiliki berbagai bentuk kontur tanah yang berbeda-beda, jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda pula untuk setiap titiknya. TERCOM dengan kemampuan pengenalan kontur medan yang menjadi objek sasaran secara visual dari berbagai sudut dengan teknologi sintesis citra (imaginary synthesis) yang ditanamkan di dalam Tomahawk, sehingga setiap rudal Tomahawk yang telah dilengkapi dengan TERCOM, akan dengan mudah dan relatip lebih akurat mengenali sasaran dan memiliki tingkat akurasi yang tinggi, dengan kemampuan membandingkan dan menyesuaikan kontur medan sasaran yang di sasar dengan data kontur medan sasaran yang telah diprogram sebelumnya di dalam rudal sebelum diluncurkan dengan penyimpangan titik sasaran tidak lebih 10 meter dari target yang telah ditentukan.

Peningkatan kemampuan yang signifikan terhadap Tomahawk, adalah kemampuan perang terpusat, dimana Tomahawk dapat menerima masukan dari pasukan darat, pesawat tempur, satelit bahkan dari pesawat pengintai tak berawak, kemudian mengolahnya, pada saat terbang sebelum mencapai sasaran.

Tomahawkjuga dilengkapi dengan TV-camera sehingga pusat komando dapat mengawasi perjalanan Tomahawk serta dapat membelokkan Tomahawk ke sasaran lain apabila diperlukan, walaupun telah memiliki target awal yang diarahkaan sebelum di luncurkan.

Pengusung Tomahawk (missile carrier), menempatkan setiap Tomahawk di dalam tabung bertekanan untuk melindungi Tomahawk dari benturan phisik dengan benda lain selama di dalam perjalanan, dan tabung ini juga merupakan perlengkapan yang digunakan sebagai alat peluncur (Tomahawk Launcher).

System persenjataan Tomahawk menggunakan Tomahawk Weapon Control System (TWCS) untuk kapal perang di atas permukaan air atau Combat Control System (CCS) untuk dipakai oleh kapal selam yang mengusung Tomahawk.

Beberapa kapal perang dari Amerika yang dipersenjatai dengan Tomahawk adalah USS Iowa, USS New Jersey, USS Missouri, dan USS Wisconsin, Walaupun demikian, dibalik kecanggihan Tomahawk, tidak dapat disimpulkan apakah Tomahawk yang digunakan di Libya untuk kepentingan kemanusiaan, atau memang benar kalau Tomahawk dimanfaatkan untuk urusan penguasaan ladang minyak Libya.

Varian

sunting

BGM-109 Tomahawk adalah rudal jelajah segala cuaca yang bisa mencapai target sejauh 2.500 km (block II TLAM-A) dengan kecepatan subsonik (sekitar 880 km/jam). Pertama kali diperkenalkan oleh pabrikan General Dynamic pada tahun 1970-an. Rudal ini dirancang sebagai rudal jelajah jarak menegah hingga jarak jauh yang dapat terbang rendah serta bisa diluncurkan dari darat dan laut. Rudal ini sudah beberapa kali dikembangkan, dan dengan cara divestasi serta akuisisi maka sekarang rudal ini diproduksi oleh Raytheon. Beberapa Tomahawk juga diproduksi oleh McDonnel Douglas yang sekarang bergabung dengan saingannya, Boeing pada tahun 1997. Dalam Arsip Boeing tercatat, sekitar 1.647 rudal Tomahawk diproduksi oleh McDonnel Douglas saat itu.

Varian Tomahawk sendiri terdiri dari sejumlah rudal subsonik, rudal dengan bertenaga mesin jet ini digunakan untuk menghantam beragam jenis target permukaan. Meskipun ada beberapa platform yang digunakan dan dikembangkan, namun hanya platform angkatan laut (kapal perang dan kapal selam) saja yang masih digunakan hingga sekarang. Tomahawk yang memiliki desain modular (perangkat bisa diganti sesuai keinginan) memungkinkan berkembangnya berbagai macam hulu ledak, sistem pemandu serta kemampuan jelajah rudal tersebut. Sehingga memungkinkan bila rudal ini dapat dipasang pada setiap platform darat, laut, bahkan udara.

Berikut adalah berbagai macam varian Tomahawk serta penggunaan hulu ledaknya:

  • AGM-109 H/L Medium Range Air to Surface Missile (MRASM); Merupakan rudal udara ke darat jarak menengah yang ditenagai oleh mesin turbojet, dengan hulu ledak bersistem amunisi bomblet (cluster bomb); namun varian ini tidak pernah masuk dalam dinas militernya.
  • BGM-109A Tomahawk Land Attack Missile - Nuclear (TLAM-A); Rudal ini mampu membawa hulu ledak nuklir, W80.
  • BGM-109C Tomahawk Land Attack Missile - Conventional (TLAM-C); Tomahawk tipe ini mengangkut hulu ledak konvensional (hulu ledak biasa).
  • BGM-109D Tomahawk Land Attack Missile - Dispenser (TLAM-D); Hulu ledak dari Tomahawk tipe ini memiliki amunisi-amunisi lain (submunition) yang tersimpan dalam dispenser atau bisa dibilang sejenis cluster bomb.
  • BGM-109G Gryphon - Ground Launched Cruise Missile (GLCM); Tomahawk dengan hulu ledak nuklir W84 ini dilucurkan melalui kendaraan darat yang disebut Transport Erector Launcher (TEL). Rudal ini telah ditarik dari tugasnya pada tahun 1987.
  • RGM/UGM-109B Tomahawk Anti-Ship Missile (TASM); Varian Tomahawk yang dirancang dengan sistem pemandu radar untuk anti kapal.
  • RGM/UGM-109E Tomahawk Land Attack Missile (TLAM Block IV); Tomahawk ini merupakan hasil peningkatan dari versi TLAM-C. Situs Raytheon menyatakan bahwa Tomahawk blok IV telah terbukti dalam pertempuran, yang masih sementara diproduksi ini menggunakan teknologi inovatif untuk menyediakan serangkaian kemampuan operasional secara luas sehingga disisi lain secara dramatis dapat mengurangi biaya pembelian, operasional, dan biaya dukungan lainnya.

Dengan menggunakan sistem hubungan data satelit dua arah pada sistem pemandu rudal Tomahawk Blok IV, memungkinkan pengatur serangan (operator) untuk memprogramkan kembali rudalnya kepada target alternatif atau mengarahkan kembali ke target yang baru pada saat rudal ini terbang menuju targetnya. Dengan sistem yang fleksibel ini pula maka rudal Tomahawk memiliki kemampuan untuk berputar-putar di atas medan perang sambil menunggu target yang lebih penting muncul dalam perang (Raytheon Capabilities Products).

Sistem Peluncuran Rudal

sunting

Setiap rudal disimpan dan diluncurkan pada kontainer (canister) bertekanan yang melindungi rudal selama transportasi dan penyimpanan serta berkerja sebagai tabung peluncur. Kontainer kemudian tersusun di Armoured Box Launcher (ABL), biasa ditemukan pada kapal-kapal perang AS kelas Iowa seperti USS Iowa (BB-61), USS Missouri (BB-63), USS Wisconsin (BB-64), dan USS New Jersey (BB-62). Kontainer-kontainer ini terdapat juga di dalam Sistem peluncuran vertikal pada kapal perang permukaan lainnya. Ada juga yang diluncurkan lewat kapal selam, bisa melalui Capsule Launch System (CLS) yang biasa ditemukan pada kapal selam kelas USS Los Angeles (SSN-688), dan di tabung torpedo kapal selam. Submarine Launch from USS Florida (US NAVY)

Peluncuran Tomahawk pada kapal selam (UGM-109 untuk kapal selam), setelah dilontarkan oleh tekanan gas (CLS atau Tabung torpedo), maka rudal keluar dari dalam air dan roket berbahan bakar padat pun menyala untuk beberapa detik pertama penerbangan di udara sampai kepada fase jelajah, yang kemudian lipatan sayap rudal terbuka untuk menciptakan daya angkat, air intake rudal terbuka mesin turbofan mengambil alih untuk penerbangan jelajah. Diatas air rudal Tomahawk menggunakan panduan inersia atau GPS untuk mengikuti program yang sudah diatur. Sekalinya di darat rudal sistem pemandu rudal dibantu oleh Terrain Contour Matching (TERCOM).

Pada fase akhir, sistem Digital Scene Matching Area Corellation (DSMAC) atau GPS akan bertindak untuk mendekati target yang akhirnya akan dihancurkan. Dengan sistem ini dapat diklaim bahwa hasil akurasi rudal terhadap target tidak lebih dari 10 meter CEP.

Spesifikasi

sunting
  • Tipe: Rudal jelajah subsonik jarak jauh segala cuaca.
  • Tempat Asal: United States
  • Mulai masuk dinas: Tahun 1983-sekarang
  • Harga per Unit: $US 569,000 (1999)
  • Berat: 2,900 lb (1,300 kg), 3,500 lb (1,600 kg) dengan booster
  • Panjang:Tanpa booster: 18 ft 3 in (5.56 m), dengan booster: 20 ft 6 in (6.25 m).
  • Diameter: 20.4 in (0.52 m)
  • Hulu Ledak: Konvensional: 1,000 lb (450 kg) Bullpup, atau submunitions dispenser dengan BLU-97/B Combined Effects Bomb, atau 200kt (840 Tj) W80 nuclear device (dinon-aktifkan sehubungan dengan SALT-Strategic Arms Limitation Talks).
  • Mesin: Williams International F107-WR-402 turbofan, menggunakan TH-dimer fuel dan solid-fuel rocket booster.
  • Rentang Sayap: 8 ft 9 in (2.67 m)
  • Jarak Operasional:
    • Block II TLAM-A–1,350 nmi (2,500 km),
    • Block III TLAM-C & Block IV TLAM-E-900 nmi (1,700 km)
    • Block III TLAM-D-700 nmi (1,300 km)
  • Sistem Pengendali: GPS, INS, TERCOM, DSMAC.
  • Negara Pengguna:
    • US NAVY
    • Royal Navy

Lihat juga

sunting

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting