Terminal Porong

terminal bus di Indonesia

Terminal Porong merupakan nama sebuah prasarana umum berupa sub terminal atau terminal penumpang tipe C milik Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo yang berada pada sisi selatan wilayah Kabupaten Sidoarjo di Kecamatan Porong.[1][2] Terminal seluas 9.000 m2 ini mempunyai tata letak yang berdampingan dengan kompleks Pasar Baru Porong, yang sudah berfungsi sejak tahun 2010.[3] Terminal ini mempunyai fungsi sebagai area parkir kendaraan (APK), halte lintasan, pos retribusi dan titik terminus dari berbagai moda angkutan umum seperti angkutan pedesaan, MPU antarkota dan bus aglomerasi kawasan Gerbangkertosusila.[4]

Terminal Porong
Terminal penumpang tipe C
Kantor Terminal Porong
Lokasi
Koordinat7°32′19″S 112°41′44″E / 7.53861°S 112.69556°E / -7.53861; 112.69556Koordinat: 7°32′19″S 112°41′44″E / 7.53861°S 112.69556°E / -7.53861; 112.69556
Pemilik Pemerintah Kabupaten Sidoarjo
Operator UPTD Terminal Porong
Layananangkutan pedesaan, MPU antarkota dan bus aglomerasi
Sejarah
Dibuka27 Juli 2010
Operasi layanan
Halte sebelumnya Trans Jatim Halte berikutnya
Terminus K1 Gedang
ke arah Bunder
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sepinya aktivitas transportasi umum di Terminal Porong membuat warga sekitar memanfaatkan area sekitar terminal sebagai lokasi berdagang di luar Pasar Baru Porong. Banyak pedagang kaki lima (PKL) yang mendirikan kios yang menjajakan berbagai kuliner murah, bahkan beberapa menjajakan barang-barang bekas seperti halnya pasar loak.[5][6] Pada hari-hari tertentu, area di sekitar terminal biasanya dimanfaatkan menjadi lokasi pelayanan Samsat keliling dan pangkalan delman wisata/kuda tunggang.[7][8]

Sejarah singkat sunting

Sampai tahun 2000-an, sebagian besar angkutan umum non bus lintas selatan Kabupaten Sidoarjo mempunyai pangkalan/terminal bayangan yang terletak di pertigaan Gedang dan depan Pasar Porong yang lama (saat ini menjadi Taman APKASI).[9] Seiring dengan semakin semrawutnya arus lalu lintas akibat pengunjung pasar dan kendaraan pada jalan arteri lintas Surabaya–Malang di depan pasar, akhirnya Pemkab Sidoarjo mulai membangun pasar pada lokasi baru di Desa Juwet Kenongo. Periode pembangunan kompleks Pasar Baru Porong (termasuk terminal tipe C) mulai dilaksanakan antara tahun 2003–2006. Namun, rencana relokasi pedagang pasar pada pertengahan 2006 terpaksa diundur, dikarenakan lokasi baru pasar digunakan sebagai lokasi pengungsian korban bencana Lumpur Lapindo. Pedagang pasar mulai pindah dan menempati kios di Pasar Baru Porong sekitar Mei 2010 secara keseluruhan. Begitu pula seluruh angkutan umum mulai diarahkan untuk memasuki terminal yang baru. Tepat pada 27 Juli 2010, Pasar Baru Porong dan Terminal Porong mulai diresmikan oleh Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah.[10]

Jaringan trayek MPU non bus sunting

 
Kenampakan unit angkutan pedesaan trayek HE (hijau) relasi Porong–Prambon terparkir di area belakang Pasar Baru Porong. Hingga tahun 2022, hanya trayek ini yang masih melintasi Terminal Porong.

Sebagai terminal penumpang tipe C, Terminal Porong awalnya diperuntukkan sebagai titik terminus dan naik-turun berbagai angkutan umum non bus seperti angkutan pedesaan dan MPU antarkota. Sampai tahun 2006, jumlah angkutan pedesaan Kabupaten Sidoarjo di Kecamatan Porong sebesar 154 unit, yang tersebar pada dua belas rute trayek berbeda. Selain itu, terdapat enam rute trayek MPU antarkota dari terminal ini yang menjangkau perbatasan Kabupaten Pasuruan, Mojokerto, Surabaya hingga Malang.[11][12]

Jaringan trayek angkutan umum MPU non bus di Terminal Porong.
(Sumber: Papan informasi mengenai data trayek dan tarif angkutan umum oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2006)
No Kode
warna/
alfabet
trayek
Rute trayek (PP) Jumlah
unit
Jenis
MPU
1   Porong–JabonSemambung 11 mikrolet
(carry) pedesaan
2 PK Porong–PanggrehKedungrejo 5
3   Porong–GlagaharumPermisan 9
4   Porong–Prambon 40
5   Porong–KanalKrembung 28
6   Porong–Tambakrejo–Krembung
7   Porong–WunutTulangan 15
8   Porong–Rejeni–Tulangan 10
9   LaranganBalongdowo–Porong 12
10   Larangan–Ganggang Panjang–Porong 7
11   Larangan–Kali Sampurno–Porong 10
12   Larangan–Gempolsari–Porong 7
13   KratonGempol–Porong (KGP) mikrolet
(carry)
perbatasan
kabupaten
14   Mojosari–Gempol–Porong (MGP)
15   Bungurasih–Gempol–Porong (BGP)
16   JoyoboyoSidoarjo–Porong (JSP / W / TA)
17   Porong–Pandaan
18 MPPJ Malang–Pandaan–Porong–Joyoboyo elf/bison

Sampai tahun 2014, jumlah unit angkutan pedesaan dari Terminal Porong yang terdaftar di Dishub Sidoarjo berjumlah 140 unit, yang tersebar pada sembilan rute trayek berbeda seperti  ,  ,  ,  ,  ,  ,  ,   dan PK. Namun hanya beberapa unit pada trayek   saja yang rutin beroperasi. Pada kondisi eksisting, trayek tersebut pun sudah tidak beroperasi hingga tujuan akhir di Prambon, namun hanya sampai Krembung saja.[13]

Terpantau pada jangka waktu antara Januari–November 2019, jumlah rata-rata angkutan umum yang masuk terminal setiap harinya hanya berjumlah empat puluh dari 330 unit keseluruhan MPU non bus berbagai trayek. Sedangkan jumlah penumpang yang masuk terminal setiap harinya hanya berjumlah 44 dari total 1.760 orang dalam waktu sebelas bulan pengamatan.[14] Sedikitnya okupansi penumpang dari Pasar Baru Porong menjadi salah satu penyebab banyak pengemudi angkutan umum enggan singgah ke terminal ini. Bahkan pengemudi angkutan umum dari beberapa rute trayek melakukan pemangkasan rute perjalanan dan beroperasi hanya pada segmen yang masih terdapat okupansi penumpang seperti berikut.[15][16]

  1.  : Gempol–Bangil
  2.  : Kejapanan–Mojosari
  3.  : Larangan–Joyoboyo
  4. MPPJ: Malang–Bungurasih (tetap lewat jalan arteri lama, tapi tidak masuk terminal)

Bus aglomerasi sunting

 
Kenampakan deret antrean beberapa unit bus Trans Jatim maju ke shelter pemberangkatan pada Halte Terminal Porong, 2022.

Sejak diresmikan pada tahun 2010, baru pada September 2015 Terminal Porong dijadikan halte pemberhentian moda transportasi umum bus aglomerasi Trans Gerbangkertosusila bernama Trans Sidoarjo. Satu-satunya relasi yang diberlakukan membentang sepanjang rute Purabaya–Porong via Tol. Setelah hampir lima tahun mengaspal, Trans Sidoarjo akhirnya dihentikan operasinya pada April 2020, menyusul mulai diberlakukannya pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19 di Kota Surabaya dan sekitarnya.[17][18]

Pada 19 Agustus 2022, layanan bus aglomerasi kembali beroperasi dari Terminal Porong. Layanan bernama Trans Jatim ini menggantikan layanan Trans Sidoarjo pada relasi perjalanan yang sama dengan rute diperpanjang hingga Terminal Bunder. Terminal ini menjadi titik terminus bagi koridor I Trans Jatim relasi Sidoarjo–Surabaya–Gresik.[19][20]

Wacana pengembangan fungsi terminal sunting

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009–2029, tertuang rencana Terminal Porong akan dikembangkan statusnya menjadi terminal penumpang tipe B.[21] Sebagai langkah untuk menghidupkan aktivitas terminal yang sepi walau berlokasi di tempat yang strategis, Dishub Sidoarjo mewacanakan beberapa rencana untuk merombak wajah Terminal Porong menjadi terminal multifungsi di masa mendatang. Selain akan terus membenahi sarana dan prasarana penunjang, Dishub akan menambah fungsi terminal.[22] Rencananya terminal akan dibangun gedung lima lantai selayaknya mal-mal besar, yang didalamnya terdapat terminal, sentra usaha mikro kecil menengah (UMKM), pertokoan, gedung pertemuan, fasilitas olahraga dan area parkir kendaraan (APK).[23] Lebih lanjut, terminal ini akan dijadikan sebagai halte lintasan dan tempat pemberhentian berbagai bus antarkota dari Surabaya menuju kawasan Malang Raya dan/atau tapal kuda Jawa Timur maupun sebaliknya.[24][25] Hal tersebut dikarenakan selama ini bus antarkota hanya melintasi jalan arteri baru ataupun jalan tol, tanpa melintasi terminal ini.[26]

Galeri sunting

 
  
  
  
 
  
Kenampakan fisik bangunan Terminal Porong serta angkutan umum yang terdapat di dalamnya.

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ Rizal Saputro; Muhammad Faisal (2022). "Pengembangan terminal angkutan umum tipe B dengan pendekatan arsitektur tropis di Porong". Progam Studi Arsitektur, Fakultas Arsitektur, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. 
  2. ^ "Pemprov Jatim ambil alih pengelolaan Terminal Larangan di Sidoarjo". Bisnis. 25 Januari 2017. Diakses tanggal 28 Agustus 2022. 
  3. ^ Sang Angga Putri Rachmaniar (2022). "Mekanisme penawaran Pasar Porong yang terjadi saat pandemi Covid19". Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 
  4. ^ "Terminal Baru Porong difungsikan, PKL dipindahkan". BangsaOnline. 25 September 2015. Diakses tanggal 28 Agustus 2022. 
  5. ^ Yudi Irawan (14 Juli 2018). "Pegawai tarik retribusi, Terminal Porong dibiarkan jadi pusat PKL". Duta. Diakses tanggal 29 Agustus 2022. 
  6. ^ Zein (14 Agustus 2020). "Terminal Porong beralih fungsi jadi pasar". Japos. Diakses tanggal 29 Agustus 2022. 
  7. ^ Herpindo (1 Juni 2022). "Update: Jadwal SAMSAT keliling Sidoarjo hari ini". Samsat Corner. Diakses tanggal 28 Agustus 2022. 
  8. ^ Choirul Hisyam (8 September 2019). "Nunggang kuda keliling area Pasar Porong sambil cari barang bekas". Suara Muslim. Diakses tanggal 28 Agustus 2022. 
  9. ^ Hatman Ikliluddin Sumanda; Pranowo; Tito Haripradianto (2012). "Terminal penumpang tipe-B di Kabupaten Sidoarjo". Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya. 
  10. ^ Galuh Maulidya Gandhi; Eko Satriya Hermawan (2022). "Perkembangan pedagang ayam Pasar Porong tahun 2008-2020". AVATARA e-Jurnal Pendidikan Sejarah. 12 (4). 
  11. ^ Rita (2018). "Pengembangan jaringan angkutan penumpang di Kabupaten Sidoarjo". Jurnal Transportasi Multimoda. 16 (1). 
  12. ^ Nashrul (2014). "Info trayek angkutan di Sidoarjo". Wisata Sidoarjo. Diakses tanggal 28 Agustus 2022. 
  13. ^ Dadang Supriyatno; Ari Widayanti (2015). "Evaluasi kinerja angkutan umum di Kabupaten Sidoarjo". Jurnal Transportasi. 15 (1). 
  14. ^ Siti Eka Novi; Isnaini Rodiyah (2022). "Terminal tipe C di Terminal Porong". Indonesian Journal of Law and Economics. 14 (1). 
  15. ^ "Terminal sepi, angdes enggan ngetem". Jawa Pos (dalam Press Reader). 18 April 2016. Diakses tanggal 29 Agustus 2022. 
  16. ^ Fendy Hermansyah (6 Februari 2022). "Kendaraan milik sendiri dan punya usaha lain". Radar Mojokerto Jawa Pos. Diakses tanggal 29 Agustus 2022. 
  17. ^ M. Sholahuddin (9 Oktober 2021). "Bus Trans Sidoarjo tidak beroperasi, halte-halte pun mangkrak". Jawa Pos. Diakses tanggal 28 Agustus 2022. 
  18. ^ Nuraini Faiq; Titis Jati Permata (18 Januari 2018). "Tak diminati, bus Trans Sidoarjo dialihkan angkut penumpang ke Tanjung Perak Surabaya". Tribun News. Diakses tanggal 28 Agustus 2022. 
  19. ^ Muchlis; Pythag Kurniati (19 Agustus 2022). "Resmi, hari ini 22 bus Trans Jatim beroperasi, berikut tarif dan rutenya". Kompas. Diakses tanggal 28 Agustus 2022. 
  20. ^ Deni Ali Setiono (19 Agustus 2022). "Bus Trans Jatim resmi beroperasi di Gresik". BeritaJatim. Diakses tanggal 28 Agustus 2022. 
  21. ^ Pemerintah Kabupaten Sidoarjo (2009). "Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 6 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009 - 2029" (PDF). DPMPTSP Sidoarjokab. hlm. 21. Diakses tanggal 30 Agustus 2022. 
  22. ^ Rizky Putri Pratimi; Vega Dwi Arista (11 September 2021). "Dianggap monoton, Terminal Porong bakal dijadikan multifungsi". Radar Sidoarjo Jawa Pos. Diakses tanggal 29 Agustus 2022. 
  23. ^ "Terminal Porong bakal berlantai lima". Jawa Pos (dalam Pressreader). 6 September 2021. Diakses tanggal 28 Agustus 2022. 
  24. ^ M. Sholahuddin (26 Agustus 2022). "Bus-bus besar direncanakan masuk Terminal Porong Sidoarjo". Jawa Pos. Diakses tanggal 28 Agustus 2022. 
  25. ^ Helmi Supriyatno (21 Februari 2016). "Pikirkan bus DAMRI Ponorogo – Porong". Harian Bhirawa. Diakses tanggal 29 Agustus 2022. 
  26. ^ Hendrik Muchlison; Vega Dwi Arista (25 Agustus 2022). "Dishub rencanakan bus besar masuk Terminal Porong". Radar Sidoarjo Jawa Pos. Diakses tanggal 29 Agustus 2022. 

Pranala luar sunting

Website Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo