Tembaga(I) klorida

senyawa kimia

Tembaga(I) klorida, sering disebut sebagai kupro klorida, adalah klorida tembaga paling rendah, dengan rumus CuCl. Senyawa ini berupa padatan putih yang larut sebagian dalam air, tetapi sangat mudah larut dalam asam klorida pekat. Sampel yang mengandung ketakmurnian (impurities) berwarna kehijauan karena adanya tembaga(II) klorida.[3]

Tembaga(I) klorida
Satuan sel nantokite
Sampel tembaga(I) klorida
Nama
Nama IUPAC
Copper(I) chloride
Nama lain
Kupro klorida
Penanda
Model 3D (JSmol)
3DMet {{{3DMet}}}
ChEBI
ChemSpider
Nomor EC
Nomor RTECS {{{value}}}
  • InChI=1S/ClH.Cu/h1H;/q;+1/p-1 YaY
    Key: OXBLHERUFWYNTN-UHFFFAOYSA-M YaY
  • InChI=1/ClH.Cu/h1H;/q;+1/p-1
    Key: OXBLHERUFWYNTN-REWHXWOFAC
  • Cl[Cu]
Sifat
CuCl
Massa molar 98,999 g/mol
Penampilan serbuk putih, agak kehijauan karena produk oksidasinya
Densitas 4,145 g/cm3
Titik lebur 426 °C (799 °F; 699 K)
Titik didih 1.490 °C (2.710 °F; 1.760 K) (terdekomposisi)
0,0062 g/100 mL (20 °C)
Hasil kali kelarutan, Ksp 1,72×10−7
Kelarutan tidak larut dalam etanol
aseton; larut dalam HCl pekat, NH
Indeks bias (nD) 1,930[1]
Struktur
Struktur zinc blende
Bahaya
Lembar data keselamatan JT Baker
Berbahaya (Xn)
Berbahaya bagi lingkungan (N)
Frasa-R R22, R50/53
Frasa-S S2, S22, S60, S61
Titik nyala Tidak menyala
Dosis atau konsentrasi letal (LD, LC):
140 mg/kg
Batas imbas kesehatan AS (NIOSH):
PEL (yang diperbolehkan)
TWA 1 mg/m3 (sebagai Cu)[2]
REL (yang direkomendasikan)
TWA 1 mg/m3 (sebagai Cu)[2]
IDLH (langsung berbahaya)
TWA 100 mg/m3 (sebagai Cu)[2]
Senyawa terkait
Anion lain
Tembaga(I) bromida
Tembaga(I) iodida
Kation lainnya
Tembaga(II) klorida
Perak(I) klorida
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
YaY verifikasi (apa ini YaYN ?)
Referensi
Spektrum IR Tembaga(I) klorida

Sejarah

sunting

Tembaga(I) klorida pertama kali dibuat oleh Robert Boyle pada pertengahan abad ketujuhbelas[4] dari raksa(II) klorida ("sublimat Venesia") dan logam tembaga:

 

Pada tahun 1799, J.L. Proust mengidentifikasi dua klorida tembaga yang berbeda. Ia menyiapkan CuCl dengan memanaskan CuCl pada temperatur tinggi tanpa keberadaan udara, menyebabkan kehilangan setengah dari klorin terikat diikuti dengan pencucian residu CuCl menggunakan air.[5]

Larutan CuCl dalam suasana asam pernah digunakan untuk analisis kandungan karbon monoksida dalam gas, misalnya dalam peralatan gas Hempel.[6] Aplikasi ini sangat signifikan[7] saat itu ketika gas batubara (coal gas banyak digunakan untuk pemanas dan penerangan, selama abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

Sintesis

sunting

Tembaga(I) klorida disintesis dengan cara mereduksi tembaga(II) klorida, misalnya dengan belerang dioksida:

 

Banyak pereduksi lain yang dapat digunakan.[8]

Sifat kimia

sunting

Tembaga(I) klorida adalah asam Lewis, yang diklasifikasikan sebagai lemah menurut Konsep Asam-Basa Kuat-Lemah. Oleh karena itu, cenderung membentuk senyawa kompleks yang stabil dengan basa Lewis lemah seperti trifenilfosfin, P(C6H5)3:

 

Meskipun CuCl tidak larut dalam air, ia larut dalam larutan akuatik yang mengandung molekul donor yang sesuai. Ia membentuk senyawa kompleks dengan ion halida, misalnya membentuk H CuCl dengan asam klorida pekat. Ia diserang oleh CN, S, dan NH menghasilkan kompleks yang sesuai.

Larutan CuCl dalam HCl atau NH menyerap karbon monoksida membentuk kompleks tak berwarna seperti dimer jembatan klorida [CuCl(CO)]2. Larutan asam klorida yang sama juga bereaksi dengan gas asetilena membentuk [CuCl(C2H2)]. Larutan amoniakal CuCl bereaksi dengan asetilena membentuk tembaga(I) asetilida Cu yang mudah meledak. Kompleks CuCl dengan alkena dapat dibuat dengan mereduksi [[Tembaga(II) klorida|CuCl dengan belerang dioksida dengan kehadiran alkena dalam larutan alkohol. Kompleks dengan diena seperti 1,5-siklooktadiena khususnya stabil:[9]

 

Referensi

sunting
  1. ^ Pradyot Patnaik (2002), Handbook of Inorganic Chemicals, McGraw-Hill, ISBN 0-07-049439-8 
  2. ^ a b c "NIOSH Pocket Guide to Chemical Hazards #0150". National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH). 
  3. ^ "Method of Preparing Cupric Ion Free Cuprous Chloride" (PDF), www.freepatentsonline.com, United States Patent US4582579, Section 2, Lines 4-41 
  4. ^ Boyle, Robert (1666). Considerations and experiments about the origin of forms and qualities. Oxford. As reported in Mellor. 
  5. ^ Proust, J. L. (1799). Ann. Chim. Phys. (1). 32: 26.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  6. ^ Martin, Geoffrey (1917). Industrial and Manufacturing Chemistry (edisi ke-Part 1, Organic). London: Crosby Lockwood. hlm. 330–31. 
  7. ^ Lewes, Vivian H. (1891). "Journal of the Society of Chemical Industry". Journal of the Society of Chemical Industry. 10: 407–413. 
  8. ^ O. Glemser and H. SauerR (1963), "Copper(I) Chloride", dalam G. Brauer, Handbook of Preparative Inorganic Chemistry, 1 (edisi ke-2nd), NY.: Academic Press, hlm. 1005 
  9. ^ Nicholls, D. (1973), Complexes and First-Row Transition Elements, London: Macmillan Press 

Bacaan lain

sunting
  1. Mellor, J.W. (1967), A Comprehensive Treatise on Inorganic and Theoretical Chemistry, III (edisi ke-new impression), London: Longmans, Green & Co., hlm. 157–168 .

Pranala luar

sunting