Tarian istana Korea

Tarian istana Korea adalah tarian Korea yang dipentaskan di istana.[1]

Yeonhwamu, salah satu tarian istana Korea.

Sejarah

sunting

Tarian ini ditampilkan oleh para penari profesional untuk tujuan kesenangan dan memiliki karakter yang berbeda dari tarian festival istana atau tarian rakyat yang mengikutsertakan orang-orang untuk menari bersama. Berdasarkan lukisan di makam dinding Goguryeo, dipercaya tarian istana Korea telah ada sejak zaman Tiga Kerajaan.

Tari istana dinamakan juga Jeongjae yang dapat bermakna "dedikasi kepada raja", "membayar upeti", atau "mempertunjukkan bakat" dimana sang penari memperlihatkan kesenian dan bakatnya kepada seseorang yang berkedudukan lebih tinggi. Jeongjae mencakup makna yang luas, tidak hanya lagu dan tari, tetapi juga akrobat, berjalan di atas tali, dan berbagai aksi pertunjukkan lain yang dipentaskan di pesta-pesta istana.

Istilah Jeongjae diciptakan dan digunakan secara luas semenjak zaman Dinasti Joseon dan dapat dijumpai pada perayaan-perayaan nasional, pesta istana, hiburan untuk utusan asing, anggota keluarga kerajaan atau bangsawan. Hal-hal yang terkandung di dalamnya termasuk puji-pujian terhadap kerajaan, harapan akan panjang umur, kesehatan dan jasa-jasa raja, serta kedamaian dan kemakmuran negeri. Negara mengelola semua hal yang berkaitan dengan pementasan Jeongjae seperti melatih dan mengatur para penari yang terdiri atas gisaeng berbakat, anak laki-laki dan musisi dan juga menciptakan dan menghimpun pertunjukkan Jeongjae baru.

Proses penciptaan sebuah tarian istana dimulai dengan menulis lirik dan memilih nama tarian, lalu menambahkan komposisi musik dan gerakan tarian. Keunikan tari istana Korea adalah gerakannya dinarasikan dari cerita yang tertuang dalam lirik lagu dari awal sampai akhir pertunjukkan. Lagu-lagu tersebut digolongkan menjadi nama-nama berbeda bergantung kepada siapa yang menyanyikan dan kapan dinyanyikan. Lagu yang dinyanyikan oleh penari dinamakan changsa yang berbunyi ungkapan atau kalimat naratif. Tari istana Korea lebih bergantung kepada lagu dibanding gerakan untuk mengekspresikan cerita, sehingga gerakan-gerakan tari tidak berhubungan erat dengan cerita.

Ciri khas

sunting

Para penari istana mengenakan selendang lengan panjang yang dinamakan hansam dan saat menyanyikan changsa, mereka menyembunyikan mulut mereka di belakang hansam tersebut. Kecantikan tari istana ini tidak hanya dipandang dari gerakannya, tetapi keseluruhan pementasan dimaksudkan untuk menyenangkan hati penonton. Di suatu pementasan Jeongjae, raja dan ratu duduk di bagian depan, para pejabat kerajaan atau tamu duduk masing-masing di depan mejanya dan pemusik di arah selatan dan para penari berada di tengah-tengah. Saat para penonton saling bercengkrama dan menikmati minuman, para penari mulai menari dengan perlahan dan mengayunkan selendang untuk menciptakan gerakan yang indah, terutama saat tiap gelas minuman dituangkan.

Sebagian besar tarian istana ditarikan secara berkelompok dan mereka menggunakan perlengkapan-perlengkapan yang berhubungan dengan tema tarian. Kostum dan perhiasan di kepala dibuat semenarik mungkin dan perlengkapan dalam tarian dibuat tampak nyata, besar dan meriah.

Perasaan dan emosi pribadi tidak diekspresikan dalam pertunjukkan tari istana. Musik pengiring berjalan lambat dan gerakan yang mengikutinya juga harus elegan dan lembut seakan-akan para penari benar-benar menghidupkan kenyataan. Hal ini menunjukkan keanggunan tarian ini diungkapkan lewat gerakan gemulai dan garis lekuk tubuh penari. Gerakan tari istana Korea benar-benar lambat dan hati-hati sehingga ada saat-saat yang dinamakan "dinamisme diam", atau dengan kata lain diam yang tampak bergerak dan gerakan yang tampak diam.

Kategori

sunting

Tari istana Korea terbagi atas dua kategori, tari Tiongkok ("Dang-ak Jeongjae") dan tari asli Korea ("Hyang-ak Jeongjae").[2] Hanya terdapat satu tari Tiongkok (diadaptasikan dari asal Tiongkok), yaitu tari Pogurak, sementara sisanya adalah tari yang diciptakan di Korea. Kedua kategori memiliki pola tarian dan gerakan dasar yang sama.[2]

Perbedaannya tari Tiongkok dan Tari asli Korea:

  • Terdapat pemimpin di tari Tiongkok.
  • Musik Boheoja dimainkan pada tari Tiongkok, Tari asli Korea menggunakan Yeongsanhoesang
  • Tari Tiongkok menyanyikan lirik/puisi Tiongkok, sementara puisi Korea dinyanyikan di tari Korea. Dua-duanya dinyanyikan dengan melodi Gagok.[2]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Malborg, Kim (2005). Korean Dance. Ewha Woman University Press, Seoul. ISBN 89-7300-626-6. 
  2. ^ a b c Il-ji, Moon (1983). Ch'unaengjŏn (Nightingale Dance), a Korean Court Dance (Yearbook for Traditional East Asian Musics) (edisi ke-15). hlm. 71–88. ISBN 89-7300-626-6.