Takjil adalah istilah umum untuk kudapan yang dimakan sesaat setelah berbuka puasa, biasanya berupa makanan manis seperti kolak pisang, sup buah, es campur, dan lain sebagainya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata takjil memiliki arti mempercepat dalam berbuka puasa.[1] Kata tersebut berakar dari kata 'ajila dalam bahasa Arab yang memiliki arti menyegerakan, sehingga takjil bermakna perintah untuk menyegerakan untuk berbuka puasa.[2]

Kolak, salah satu kudapan umum yang dijadikan takjil di bulan ramadhan.

Dalam bahasa Minang, istilah takjil dikenal dengan pabukoan. Terdapat tradisi mengantarkan takjil dari menantu perempuan kepada mertuanya yang disebut dengan maanta pabukoan.[3]

Catatan terkait istilah takjil Indonesia pertama kali terdapat pada catatan milik Snouck Hurgronje dalam ‘De Atjehers’, yaitu laporannya saat mengunjungi Aceh pada tahun 1891-1892. Dalam catatan tersebut, dijelaskan penduduk Aceh telah menyiapkan menu berbuka puasa (takjil) di masjid untuk masyarakat dengan menu ie bu peudah atau bubur pedas.[4]

Etimologi sunting

Kata 'takjil' dasarnya adalah ‘ajjala (verba transitif), yang artinya ‘menyegerakan’. Kata turunannya ta’jiil (nomina abstrak) berarti ‘penyegeraan (dalam hal berbuka puasa)’.[5]

Salah satu aspek yang paling dinanti-nantikan selama bulan Ramadhan adalah momen berbuka puasa, yang seringkali diisi dengan berbagai macam jajanan takjil Ramadhan.[6]

Menu takjil sunting

  • Dadar Gulung Isi Kelapa
  • Puding Roti
  • Donat
  • Puding Roti
  • Kolak Pisang
  • Es Kopyor
  • Es Cendol
  • Es Buah
  • Es Pisang Ijo
  • Gorengan
  • Pisang Goreng
  • Manisan Kolang Kaling
  • dll.

Lihat pula sunting

Referensi sunting