Muhammad Kabungsuwan

Syarif Muhammad Kabungsuwan (bahasa Tagalog: Shariff Mohammed Kabungsuwan) adalah seorang Arab-Melayu yang menyebarkan agama Islam di Filipina selatan dan mendirikan Kesultanan Maguindanao pada tahun 1515.[1][2]

Muhammad Kabungsuwan
Sultan Maguindanao
Berkuasa1520–1543
Pendahulutidak ada
PenerusSyarif Maka-alang Saripada
KelahiranJohor
Kematian1543
Maguindanao
Istri
  • Putri Macaapun Rajah Simbaan dari Malabang
  • Angintabo (putri Maranao)
  • Masawang (kemenakan Angintabo)
KeturunanMaka-alang Saripada
Dayang Daragat
Layagun
Aloyodan
sembilan anak lainnya
Nama lengkap
Syarif Muhammad Kabungsuwan
WangsaSultan Maguindanao
DinastiKesultanan
AyahSyarif Ali Zainal Abidin
IbuPutri Sultan Malaka-Johor
AgamaIslam

Menurut tradisi Maguindanao, Muhammad Kabungsuwan adalah anak dari Syarif Zainal Abidin, seorang keturunan Arab yang menetap di Johor, dengan salah seorang putri dari Sultan Johor.[3] Mereka memiliki tiga orang anak: Ahmad yang berdakwah ke Brunei, Alawi yang berdakwah ke Sulu, serta yang termuda Muhammad Kabungsuwan.[3]

Muhammad Kabungsuwan datang dari Johor dan tiba di Malabang, Cotabato, pada tahun 1475.[4] Ia datang bersama Suku Samal-Bajau yang sudah beragama Islam, dan dengan bantuan mereka berhasil mengatasi perlawanan penduduk asli setempat.[4] Selain Suku Samal-Bajau, upaya Muhammad Kabungsuwan juga dibantu oleh Tabunaway, seorang datu setempat.[3] Setelah berhasil menguasai Lembah Cotabato, Muhammad Kabungsuwan menetap di sana sedangkan Suku Samal-Bajau berpindah terus ke Teluk Sarangani dan Teluk Davao.[3]

Muhammad Kabungsuwan selanjutnya menikahi putri-putri datu/kepala suku setempat.[5] Banyak penduduk asli di sekitar Lembah Cotabato kemudian memeluk Islam, di antaranya adalah suku-suku Magindanao, Slangan, Matampay, Lusud, Katittwan, Simway, dan lain-lain.[3] Sebagian penduduk asli ada pula yang menolak bergabung dan menjauh ke pegunungan, yang merupakan nenek moyang dari suku-suku asli Bilaan, Monobo, Subanun, Tiruray, Tagabilis, dan lain-lain pada saat ini.[5][6]

Pada sekitar tahun 1515, Syarif Kabungsuwan mendirikan Kesultanan Maguindanao.[5] Anak keturunan Muhammad Kabungsuwan dari putri-putri datu setempat melanjutkan upaya penyebaran agama, sehingga suku-suku Iranun (pesisir Malabang) dan Maranao (danau Lanao) secara keseluruhan juga telah memeluk Islam pada saat kedatangan kolonial Spanyol.[6]

Bekas provinsi Shariff Kabunsuan di Filipina dinamakan berdasarkan namanya.[7]

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Isaac Donoso (2013). Historia cultural de la lengua española en Filipinas: ayer y hoy. Verbum Editorial. hlm. 200. ISBN 8479628138, 9788479628130. 
  2. ^ Heru Susetyo (2009). The journal of a Muslim traveler: Sebuah jurnal perjalanan melintasi Asia, Amerika, Eropa, & Australia. PT Mizan Publika. hlm. 7. ISBN 6028436143, 9786028436144. 
  3. ^ a b c d e Gonda 1975, hlm. 93.
  4. ^ a b Halili 2004, hlm. 52.
  5. ^ a b c Halili 2004, hlm. 53.
  6. ^ a b Gonda 1975, hlm. 94.
  7. ^ Miller, Michelle Ann (2012). Autonomy and Armed Separatism in South and Southeast Asia. Institute of Southeast Asian Studies. hlm. 294. ISBN 9814379972, 9789814379977. 

Referensi

sunting
Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
tidak ada
Pendirian
Sultan Maguindanao
1520–1543
Diteruskan oleh:
Syarif Maka-alang Saripada