Suzuki Masahisa (7 Agustus 1912 – 4 Juli 1969)[1] Masahisa adalah seorang pendeta dari gereja Metodis di Jepang.[1] Masahisa dibaptiskan di ‘’Japan Methodist Chuen Church’’ oleh Mitsuoka Kyuuma pada Februari 1929.[1] Kemudian, lulus dari Fakultas Teologi Aoyama Gakuin.[1] Setelah itu Masahisa aktif melayani di jemaat Metodis Himonya dan Kamedo.[1] Selain itu, Masahisa juga kepala editor dari buletin Metodis Jepang, dalam tulisannya yang mengkritisi Opportunistic nasionalism dari para pemimpin gereja di Jepang dan memperkenalkan pandangan Karl Barth tentang pengakuan gereja Jerman atas perang.[1] Pada tahun 1941 Masahisa pun melayani di badan United Church of Christ in Japan (UCCJ).[1] Pada Paskah 1967 Masahisa sebagai moderator UCCJ menaikkan isu mengenai pengakuan gereja terhadap tanggung jawab perang.[1]

Pernyataan yang luar biasa berdiri sendiri dalam sejarah kekristenan.[2] Apabila melihat masa depan itu tampak mundur dan juga dalam upaya untuk memperbaiki awal masa perang.[2] itu menuntut penilaian diri yang kritis terhadap misi yang sesungguhnya sebagai gereja di dunia.[2] Hal ini menantang dirinya untuk melakukan pembaharuan terhadap misi.[2] Sayangnya, kematian Moderator Suzuki akibat kanker dan hilangnya kepemimpinan yang kuat.[2] Wakil-moderator Kiyoshi li, Gereja Reinanzaka diTokyo, baru saja menggantikan dia ketika Kyodan mengalami krisis besar yang dibawa oleh prospek Ezposition Osaka tahun 1970.[2]

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e f g h Sunquist, Scott W. 2001. The Dictionary Of Asian Christianity . Michigan: Grand Rapids. 808.
  2. ^ a b c d e f Matthews,Alden E.1996. My Three Worlds. Michigan: University of Queensland. 147.