Osman Perkasa Alam Shah
Biografi tokoh yang masih hidup ini tidak memiliki sumber tepercaya sehingga isinya tidak dapat dipastikan. |
Artikel atau halaman tentang atau mungkin bertopik biografi tokoh muslim ini membutuhkan lebih banyak rujukan, kutipan, sitasi atau catatan kaki. Gunakan templatnya atau alat untuk pemastian. Anda dapat berkontribusi dalam WBI memperbaiki artikel ini dengan menambahkannya dari sumber yang tepercaya, dalam WBI ada 301 halaman sejenis ini. Silakan menghapus templat pemeliharaan ini setelahnya. Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampilkan] di bagian kanan.
|
Sultan Osman Perkasa Alam (1795-mangkat pada tahun 1858) adalah seorang sultan dari Kesultanan Deli yang ke 7.
PemerintahanSunting
Pemerintahan Raja Deli ke VII ini cukup singkat, pada saat Kesultanan Deli yang mendapat pengesahaan dari Kerajaan Aceh bahwa Kerajaan Deli merupakan daerah yang berdiri sendiri yang di tandai dengan diberikannya Pedang (Syamsir) Bawar dan cap Sembilan (MOHOR). Dengan tujuan mengurangi pengaruh Kesultanan Siak terhadap Kesultanan Deli oleh Sultan Mansyursah Alaldin Johan dari negeri Aceh, pada masa itu juga Sultan Deli diberi gelar Perkasa Alam dan diberi Surat Penyerahan Negeri Deli serta daerah taklukannya dari Kuala Bayan sampai Pasir Putih, kecuali Negeri Bedagai dan Langkat.
Penyerahan yang dilaksanakan di Istana Darussalam (Banda Aceh) ini terjadi pada tahun 1853, dan mulai saat itu raja-raja Deli memekai Gelar Perkasa Alam, hingga sekarang apabila penabalan (pengangkatan) sultan, Pedang Bawar ini sebagai Syarat Mutlak dalam prosesi upacara tersebut. Sultan Osman Perkasa Alamsyah memerintah cukup singkat, ia diangkat menjadi sultan pada 1850 dan mangkat pada 1858. Yang menjadi catatan pada masa pemerintahan ia adalah ia membangun sebuah mesjid megah, besar dan permanen pada tahun 1854 hingga kini masih berdiri sebagai tonggak sejarah yaitu Masjid Al-Osmani di Labuhan Deli.
Kematian dan peninggalanSunting
Ia dimakamkan di komplek Mesjid ini, Ia mangkat dalam usia 63 tahun dan meninggalkan 31 orang putra dan putri yaitu 17 orang putra dan 14 orang putri dan ia diberi gelar Marhum Masjid.
Pranala luarSunting
- Website resmi Istana Maimun Diarsipkan 2014-02-22 di Wayback Machine.
Didahului oleh Sultan Amaluddin Mangendar Alam |
Sultan Deli 1850-1858 |
Dilanjutkan oleh Sultan Mahmud Al Rasyid |