Muningsyah dari Pagaruyung

Pahlawan Revolusi Kemerdekaan
(Dialihkan dari Sultan Muning Alamsyah)

Yang Dipertuan Pagaruyung Raja Alam Muningsyah disebut juga dengan Sultan Arifin Muningsyah (lahir di Pagaruyung pada 1745, wafat di Pagaruyung Agustus 1825) adalah Raja Pagaruyung terakhir sebelum digantikan oleh Sultan Alam Bagagarsyah, menjadi Regent Tanah Datar .[1]

Yang Dipertuan Pagaruyung
Arifin Muningsyah
Raja Alam Minangkabau
Berkuasa17801821
PenerusBagagarsyah dari Pagaruyung
Kelahiran1745
 Pagaruyung
KematianAgustus 1825 (umur 80)
Hindia Belanda Pagaruyung
Nama lengkap
Sultan Arifin Muningsyah

Biografi sunting

Sejak tahun 1803 telah timbul gejolak persengketaan antara kaum Padri dengan kaum Adat di beberapa nagari yang berada dalam kawasan kerajaan Pagaruyung,[2] puncaknya pada tahun 1815, kaum Padri di bawah pimpinan Tuanku Pasaman menyerang ibu kota kerajaan Pagaruyung,[3] dan menyebabkan Sultan Arifin Muningsyah terpaksa menyingkir dan melarikan diri ke Lubukjambi.[4]

Sultan Arifin Muningsyah dan cucunya berhasil menyelamatkan diri, walau dua orang putranya terbunuh akibat peperangan tersebut.[1] Saat Thomas Stamford Raffles berhasil mencapai Pagaruyung pada tahun 1818, ia hanya menyaksikan puing-puing istana yang telah mengalami pembakaran akibat peperangan yang terjadi.[5]

Setelah Belanda berhasil mengambil alih Pagaruyung, pada tahun 1824 Letnan Kolonel Raaff berhasil mengetahui keberadaan Sultan Arifin Muningsyah dan kemudian memintanya untuk kembali ke Pagaruyung. Sewaktu raja Pagaruyung itu sampai di Minankabau, ia menyaksikan salah seorang kemenakannya Sultan Tangkal Alam Bagagar telah dinaikan Belanda menjadi Regent Tanah Datar.[4] Selain itu kebijakan pemerintah Hindia Belanda terhadap kedaulatan kerajaan Pagaruyung sudah berubah semenjak tahun 1821.[6] Yang Dipertuan Pagaruyung Raja Dunia Muningsyah wafat pada bulan Agustus 1825pada usia 80 tahun dan digantikan oleh kemenakannya yakni Sultan Alam Bagagarsyah, dan dimakamkan di Pagaruyung.[1]

Rujukan sunting

  1. ^ a b c Dobbin, C.E. (1983). Islamic revivalism in a changing peasant economy: central Sumatra, 1784-1847. Curzon Press. ISBN 0-7007-0155-9. 
  2. ^ Nain, Sjafnir Aboe, (2004), Memorie Tuanku Imam Bonjol (MTIB), transl., Padang: PPIM.
  3. ^ Stuers, Hubert Joseph Jean Lambert; Veth, Pieter Johannes (1850). De vestiging en uitbreiding der Nederlanders ter westkust van Sumatra. 2. P.N. van Kampen. 
  4. ^ a b Amran, Rusli (1981). Sumatera Barat hingga Plakat Panjang. Penerbit Sinar Harapan. 
  5. ^ Raffles, Sophia (1835). "Chapter XII". Memoir of the life and public services of Sir Thomas Stamford Raffles. Volume I. J. Duncan. 
  6. ^ Graves, E.E. (2007). Asal usul elite Minangkabau modern: respons terhadap kolonial Belanda abad XIX/XX. Yayasan Obor Indonesia. ISBN 979-461-661-3. 

Lihat juga sunting

Didahului oleh:
belum diketahui
Yang Dipertuan Pagaruyung
1780 - 1821
Diteruskan oleh:
Bagagarsyah dari Pagaruyung