Sri Rejeki Isman

perusahaan asal Indonesia

PT Sri Rejeki Isman Tbk atau biasa dikenal sebagai Sritex, dulu adalah sebuah perusahaan tekstil yang berkantor pusat di Sukoharjo, Jawa Tengah. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, perusahaan ini dulu juga memiliki sebuah kantor perwakilan di Jakarta.[2] Perusahaan ini resmi ditutup pada bulan Maret 2025.[3]

PT Sri Rejeki Isman Tbk
Sritex
Nama sebelumnya
UD Sri Redjeki (1966–1978)
Jenis perusahaan
Perusahaan Publik
Kode emitenBEI: SRIL
IndustriTekstil
NasibPailit
Didirikan22 Mei 1978 (1978-05-22)
PendiriLukminto
Ditutup1 Maret 2025 (2025-03-1)[1]
Kantor pusatJetis, Sukoharjo, Indonesia
Wilayah operasi
Indonesia dan Singapura
Tokoh kunci
Iwan Kurniawan Lukminto
(Direktur Utama)
Iwan Setiawan Lukminto (Komisaris Utama)
Produk
Jasa
PendapatanUS$ 1,283 miliar (2020)[2]
US$ 85,325 juta (2020)[2]
Total asetUS$ 1,852 miliar (2020)[2]
Total ekuitasUS$ 672,417 juta (2020)[2]
PemilikPT Huddleston Indonesia
Karyawan
17.186 (2020)[2]
Anak usahaPT Sinar Pantja Djaja
PT Bitratex Industries
PT Primayudha Mandiri Jaya
Golden Legacy Pte Ltd
Situs webwww.sritex.co.id

Sritex dulu memusatkan sebagian besar operasinya di lahan seluas 79 hektare di Sukoharjo. Selain dari Indonesia, Sritex dulu juga mempekerjakan sejumlah tenaga profesional dari luar negeri, seperti dari Korea Selatan, Filipina, India, Jerman, dan Tiongkok. Klien besar Sritex dulu antara lain H&M, Walmart, K-Mart, dan Jones Apparel.[2][4]

Sejarah

sunting

Perusahaan ini didirikan oleh Lukminto pada tahun 1966 sebagai perusahaan perdagangan di Pasar Klewer, Solo dengan nama UD Sri Redjeki. Pada tahun 1968, perusahaan ini mendirikan sebuah pabrik di Joyosuran, Solo untuk memproduksi kain mentah dan bahan putihan. Pada tahun 1978, nama dan badan hukum dari perusahaan ini diubah menjadi seperti sekarang. Pada tahun 1982, perusahaan ini mendirikan pabrik penenunan pertamanya. Pada tahun 1984, perusahaan ini dipercaya untuk memproduksi seragam militer untuk pasukan militer NATO dan Jerman. Pada tahun 1992, perusahaan ini memperluas pabriknya, sehingga dapat menampung empat lini produksi sekaligus, yakni pemintalan, penenunan, penyelesaian, dan garmen.[2][4]

Pada tahun 2013, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada bulan Februari 2015, Menteri Perindustrian Saleh Husin meresmikan perluasan pabrik milik perusahaan ini yang menghabiskan investasi sebesar US$104 juta.[5] Pada bulan April 2017, Presiden Joko Widodo meresmikan perluasan pabrik milik perusahaan ini yang menghabiskan investasi sebesar Rp 2,6 triliun.[6] Pada tahun 2018, perusahaan ini mengakuisisi PT Primayudha Mandirijaya dan PT Bitratex Industries untuk meningkatkan kapasitas pemintalannya.

Pada bulan November 2020, perusahaan ini meneken kontrak kerja sama untuk memasok bahan seragam untuk Pemuda Pancasila.[7] Pada bulan Desember 2020, untuk pertama kalinya, perusahaan ini mengekspor produknya ke Filipina.[8] Sepanjang tahun 2020, sebagai bagian dari upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19, perusahaan ini berhasil mendistribusikan 45 juta masker hanya dalam waktu tiga minggu.

Pada bulan Oktober 2024, perusahaan ini dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang.[9] Pada bulan Maret 2025, perusahaan ini resmi ditutup dan menjadi wewenang kurator.[3]

Referensi

sunting
  1. ^ https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7799799/besok-sritex-tutup-total-semua-karyawan-terakhir-kerja-hari-ini
  2. ^ a b c d e f g h "Laporan Tahunan 2020" (PDF). PT Sri Rejeki Isman Tbk. Diakses tanggal 17 November 2021.
  3. ^ a b Sritex resmi tutup
  4. ^ a b "Sejarah Perusahaan". PT Sri Rejeki Isman Tbk. Diakses tanggal 17 November 2021.
  5. ^ Gareta, Sella Panduarsa (14 Februari 2015). "Menperin resmikan perluasan pabrik PT Sritex Tbk". LKBN Antara. Diakses tanggal 21 Mei 2025.
  6. ^ Prasetya, Tantyo (22 April 2017). "Sri Rejeki makin rajin cari rejeki". Kontan. Diakses tanggal 21 Mei 2025.
  7. ^ Setiyadi, Bima (6 November 2020). "Stafsus Presiden Gandeng Sritex untuk Pengadaan Seragam Pemuda Pancasila". Sindonews. Diakses tanggal 21 Mei 2025.
  8. ^ Sidik, Syahrizal (17 Desember 2020). "Tentara Filipina Pesan 8 Kontainer Seragam dari Sritex". CNBC Indonesia. CNBC Indonesia. Diakses tanggal 16 Mei 2022.
  9. ^ Raksasa Tekstil Sritex Pailit, ini Bedanya Dengan Bangkrut