Situs Talun adalah salah satu situs yang ada di Desa Telaga Sari, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat.[1]

Letak Geografis

sunting

Lahan situs adalah kebun berbentuk bukit kecil di ujung selatan perkampungan, tepatnya berada pada posisi 06°38’02,6” Lintang Selatan dan 107°37’32,9” Bujur Timur pada ketinggian sekitar 450 meter. Batas-batas situs ini adalah di sebelah timur berbatasan dengan jalan-jalan pedesaan, di sebelah utara berbatasan dengan sebuah perkebunan, di sebelah barat berbatasan dengan pemakaman umum, dan di sebelah selatan berbatasan dengan ladang masarakat Telagasari. Desa Talun, tempat Situs Talun berada tidak jauh dari jalan utama. Lokasi ini dapat dicapai dari Kota Subang melalui jalan raya ke arah Bandung lalu ke Jalancagak. Bisa juga menggunakan rute alternatif melalui Wanayasa, Purwakarta ke arah Sagalahérang. Dari kebun teh yang terletak di sebelah barat Sagalahérang, diteruskan ke arah utara melalui jalan desa yang mengarah ke Kampung Talun.[2]

Penemuan Situs

sunting

Situs Talun pertama kali diketahui pada tahun 1993. Berita yang tersebar di masyarakat mengungkapkan bahwa desa Talun adalah tempat sejumlah batu bata besar yang mirip dengan peninggalan sejarah. Menurut sejarah lisan masyarakat Talun bahwa lokasi tersebut bekas alun-alun kerajaan. Situs ini ditemukan melalui wangsit kepada sesepuh Kampung Talun, dalam wangsit tersebut nenek moyang orang-orang Desa Talun memberi tahu ke lokasi tersebut melalui tanda bambu kuning yang dikelilingi jejak kerbau bokor emas. Berdasarkan petunjuk ini, lokasi tersebut digali oleh masyarakat dan hanya ditemukan batu bata besar yang cukup banyak. Karena masih kuat dan utuh, batu bata tersebut banyak yang digunakan masyarakat untuk membuat bangunan.[1]

Tahun 2006

sunting

Pada awal 2006, misteri batu bata besar di Kampung Talun kembali populer. Dilaporkan bahwa ada sekelompok masyarakat yang perhatian terhadap peninggalan situs purbakala, sampai mereka memiliki inisiatif untuk menggali kebun-kebun yang potensial. Akhirnya, penggalian menghasilkan sebuah struktur batu bata yang menghadap ke selatan. Panjang struktur adalah 6,80 meter yang mencakup 2 lajur struktur bata. Ujung utara dan selatan merupakan sudut bersambung dengan struktur melintang dari arah timur dan arah barat. Struktur melintang ini mengarah ke perkebunan milik masyarakat. Struktur melintang pada bagian utara dan selatan juga terdiri dua lajur struktur bata. Pada struktur bagian utara terlihat terdiri dari lima lapisan bata, sedangkan pada bagian selatan belum tampak secara keseluruhan. Berdasarkan penemuan ini, Balai Arkeologi Bandung melakukan ekskavasi terhadap peninggalan struktur batu bata di Situs Talun.

Ekskavasi yang dilakukan mencapai kedalaman 1,5 meter. Setelah itu terlihat bahwa tanah yang menutupi batu bata kuna pada bagian atas adalah lempung berwarna coklat kehitaman yang bertekstur halus sampai dengan kasar. Pada lapisan lempung tersebut terdapat lapisan lapukan tufa pasir warna kuning. Lapisan selanjutnya lempung warna coklat. Pada lapisan lempung coklat itu, ada pecahan dan struktur batu bata. Sisa struktur yang tampak setelah dilakukan ekskavasi berada pada kedalaman 1,30 meter. Struktur batu bata terdiri dua unit. Pertama berada di sebelah barat yang berfungsi sebagai fondasi bangunan dan memiliki denah bujur sangkar 7 x 7 meter berikut dengan struktur lantainya. Kedua ditemukan di sisi timur unit pertama, bentuknya berupa struktur bata rolak tidak utuh.[2]

Struktur lantai yang dapat dilihat dengan jelas terdiri tiga lapisan. Lapisan atas, bata disusun memanjang dar arah barat ke timur, sedangkan lapisan bawah susunannya memanjang dari utara ke selatan. Teknik penyusunan batu bata tidak menggunakan lapisan perekat. Jarak antarbata sangat sempit. Perekat antarbata diperkirakan hanya berupa tanah liat bertekstur halus tanpa campuran apapun. Permukaan bata dibuat sangat halus sehingga penyusunannya terlihat sangat sempurna.

Artefak lain yang ditemukan adalah fragmen keramik berwarna putih biru yang berada di bawah konsentrasi fragmen batu bata pada kedalaman 60 centimeter. Fragmen yang dimaksud adalah pecahan mangkuk dari Tiongkok pada zaman Dinasti Ming (abad 14 sampai 17). Selain itu, fragmen keramik bagian badan berwarna putih juga ditemukan pada kedalaman 77 centimeter. Fragmen keramik ini berasal dari Tiongkok pada zaman Dinasti Tang (abad 7 sampai 10) yang berbentuk buli-buli. Berdasarkan hasil analisis fragmen keramik dan struktur batu bata yang ditemukan di Situs Talun dapat diperkirakan benda tersebut berasal dari abad ke-8 sampai abad ke-17. Kurun waktu ini adalah berlangsungnya masa pemerintahab Kerajaan Sunda .[3]

Referensi

sunting
  1. ^ a b "Situs Talun-Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat". www.disparbud.jabarprov.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-25. Diakses tanggal 2020-06-17. 
  2. ^ a b "Melacak Jejak Karuhun Sunda Di Kecamatan Sagalaherang, Subang". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-22. Diakses tanggal 2020-06-21. 
  3. ^ Ari, Musthari (2009-07-31). "Strategi Pengembangan Wisata Kawasan Situs Talun Kabupaten Subang". KOTASUBANG.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-22. Diakses tanggal 2020-06-21.