Sisupala (Dewanagari: शिशुपाल; ,IASTŚiśupāla, शिशुपाल), dalam wiracarita Mahabharata dan kitab Bhagawatapurana, merupakan putra Damagosa dan Srutakerti (Srutasrawa) dari kerajaan Chedi, kerabat Basudewa dari Mathura. Ia merupakan sepupu Baladewa, Kresna, dan Subadra. Dalam kitab Mahabharata dan Bhagawatapurana diceritakan bahwa ia merupakan musuh bebuyutan Kresna. Sisupala dibunuh oleh Kresna pada saat upacara Rajasuya yang diselenggarakan oleh Yudistira sebagai hukuman atas penghinaan yang bertubi-tubi. Kitab Bhagawatapurana menjelaskan bahwa Sisupala merupakan penitisan dari Jaya dan Wijaya, penjaga gerbang Waikuntha, istana Wisnu.[1]

Sisupala
शिशुपाल
Lukisan dari Tamil Nadu, India yang menggambarkan Kresna memenggal Sisupala. Media cat air di atas kertas, tahun 1850-an, kini disimpan di British Museum.
Lukisan dari Tamil Nadu, India yang menggambarkan Kresna memenggal Sisupala. Media cat air di atas kertas, tahun 1850-an, kini disimpan di British Museum.
Tokoh Mahabharata
NamaSisupala
Ejaan Dewanagariशिशुपाल
Ejaan IASTŚiśupāla
Kitab referensiMahabharata, Bhagawatapurana
AsalKerajaan Chedi
Kastakesatria
KlanYadawa
SenjataPedang
AyahDamagosa
IbuSrutakerti atau Srutasrawa

Kelahiran

sunting

Menurut kitab Mahabharata, Sisupala lahir dengan tiga mata dan empat lengan. Orangtuanya berniat untuk membuangnya, tetapi sabda dari langit mencegah mereka untuk melakukan hal tersebut sebab Sisupala ditakdirkan untuk hidup sampai dewasa. Sabda tersebut mengatakan bahwa tubuh Sisupala dapat menjadi normal jika dipangku oleh seseorang yang istimewa, yaitu seorang titisan Wisnu, dan kematian Sisupala juga berada di tangan orang yang sama.[2]

Ketika keluarga Basudewa menjenguk Srutasrawa, Kresna turut hadir. Saat Kresna memangku Sisupala, mata dan lengan tambahan di tubuh Sisupala langsung menghilang. Mengetahui hal tersebut, orang tua Sisupala sadar bahwa kematian Sisupala juga berada di tangan Kresna. Mereka memohon agar Kresna mau bersabar dan mengampuni kesalahan yang diperbuat Sisupala apabila anak tersebut sudah dewasa. Kresna berjanji bahwa ia akan menahan kemarahannya. Ia menambahkan, apabila Sisupala sudah menghinanya lebih dari 100 kali, dan penghinaan itu dilakukan di hadapan orang banyak, maka Kresna berjanji bahwa ia tidak akan segan untuk membunuh Sisupala.[3]

Kiprah

sunting

Semenjak kecil, Sisupala dididik oleh Jarasanda, Raja Magadha. Ia belajar bersama dengan Dantawaktra, dan diajari untuk membenci Kresna. Ketika menginjak usia dewasa, Sisupala dan Dantawaktra tumbuh menjadi petarung yang tangguh. Dengan kekuatan dua pemuda tersebut, Jarasanda, yang membenci Kresna, berusaha menyerbu Mathura. Usaha yang dilakukan oleh Jarasanda berhasil, dan Sisupala setia mengabdi kepada Jarasanda.

Ketika putri Rukmini dari kerajaan Widarbha mencari calon suami, Sisupala berniat untuk melamarnya. Dia datang tepat waktu ke tempat yang telah dijanjikan untuk melamar sang putri. Namun, acara tersebut dibatalkan sebab Kresna sudah melarikan Rukmini sebelum Sisupala sampai di kerajaan Widarbha. Hal itu membuat Sisupala menjadi marah dan semakin membenci Kresna.[3]

Kematian

sunting
 
Lukisan India yang menggambarkan Sisupala dipenggal saat upacara Rajasuya.

Setelah Jarasanda dari Magadha dibunuh oleh Bima dalam sebuah pertarungan, kerajaan Magadha tunduk pada kerajaan Kuru. Untuk menegakkan darma di daratan Bharatawarsha, Yudistira dari Indraprastha menyelenggarakan upacara Rajasuya. Para raja dari kerajaan di penjuru Bharatawarsha menghadiri aula Indraprastha, termasuk Sisupala dari Chedi. Ketika Yudistira bingung memutuskan siapa yang akan menerima hadiah terlebih dulu, Bisma—kakek Yudistira yang merupakan sesepuh Dinasti Kuru—berkata bahwa Kresna paling layak mendapatkannya. Mengetahui hal tersebut, Sisupala menjadi dengki lalu menghina Kresna bertubi-tubi.[4]

Sambil menghina Kresna, Sisupala menantangnya untuk bertarung. Karena Sisupala telah menghina Kresna bertubi-tubi dan dilakukan di hadapan banyak orang, maka Kresna memenuhi tantangan Sisupala. Dalam pertempuran, Sisupala tidak berhasil melukai Kresna. Sebaliknya, Kresna menebas leher Sisupala dengan Cakra Sudarsana.[3]

Silsilah

sunting
Silsilah keturunan Yadu (bangsa Yadawa) dalam Mahabharata dan Purana
Bangsa
Yadawa
Klan
Andaka
Klan
Wresni
PunarbasuNandiniSwapalkaSiniHerdika
AhukaAkruraSatyakaMandisaDewamidaWesyawarnaSatadanwaKertawarma
UgrasenaDewaka2 putraSatyakiSurasenaMarisaRaja ChediParjanya
KangsaDewakiBasudewaRohiniKuntiPanduSrutakertiDamagosaNandaYasoda
KresnaBaladewaSubadraYudistiraBimaArjunaSisupalaYogamaya

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Gopal, Madan (1990). K.S. Gautam (ed.). India through the ages. Publication Division, Ministry of Information and Broadcasting, Government of India. hlm. 80.
  2. ^   Artikel ini mengandung teks dari suatu publikasi yang sekarang berada di domain publik: Dowson, John (1879). A Classical Dictionary of Hindu Mythology and Religion, Geography, History and Literature. London: Trubner & Co., Ludgate Hill. hlm. 294. Diakses tanggal September 19, 2021.
  3. ^ a b c Chakravarti, Bishnupada (2007-11-13). Penguin Companion to the Mahabharata (dalam bahasa Inggris). Penguin UK. ISBN 978-93-5214-170-8.
  4. ^ www.wisdomlib.org (2015-01-09). "Shishupala's Liberation [Chapter 6]". www.wisdomlib.org. Diakses tanggal 2019-06-01.

Pranala luar

sunting