Sekuen Bouma (Ditemukan oleh Arnold H.Bouma, 1932-2011) menggambarkan susunan klasik struktur sedimen di perlapisan turbidit yang terendapkan oleh arus turbidit pada dasar danau, samudra, dan sungai.

Turbidit dari batupasir Becke-oese berumur devon, di Jerman. Gambar ini menunjukan sekuen bouma lengkap

Deskripsi

sunting

Sekuen bouma terutama menggambarkan suksesi vertikal ideal dari struktur yang terendapkan oleh arus turbidit densitas rendah (maksudnya konsentrasi pasir rendah, dan berbutir halus). Skema klasifikasi alternatif yang biasanya disebut Sekuen lowe hadir untuk sekuen vertikal ideal dari struktur yang terendapkan di aliran densitas tinggi.

Sekuen bouma dibagi menjadi 5 lapisan yang terpisah yakni lapisan A hingga E, dengan A berada di bagian bawah dan E berada di bagian atas. Menurut Bouma, setiap lapisan memiliki kumpulan struktur sedimen yang spesifik dan juga litologi yang spesifik, dengan semua lapisan secara keseluruhan menghalus ke atas. Sebagian besar turbidit yang ditemukan di alam mempunyai sekuen yang tidak lengkap - Bouma hanya menjelaskan sekuen yang ideal dimana semua lapisan hadir.[1]

Lapisan yang ada adalah sebagai berikut.

  • E: Masif, batulumpur tak bersusun, kadang-kadang memiliki fosil jejak (yakni bioturbasi). Lapisan bouma E sering hilang, atau sulit untuk dibedakan dengan lapisan Bouma D dibawahnya
  • D: Batulanau dengan struktur paralel laminasi.
  • C: Batupasir berbutir halus dengan struktur paralel-riak. Biasanya laminasi riak terbentuk menjadi laminasi konvolut dan struktur lidah api.
  • B: Batupasir berbutir halus hingga menengah dengan struktur laminasi-planar. Bagian dasar Bouma B biasanya memiliki fitur yang biasa disebut tanda tapak (sole mark), seperti cetakan suling, cetakan lekuk dan parting lineation
  • A: Batupasir berbutir halus hingga kasar dengan struktur masif hingga tersusun normal, sering dengan kerakal-kerakal dan atau rip-up clast dari batuserpih dekat dengan bagian dasar. Struktur cakram juga dapat hadir. Bagian dasar batupasir, dibawah A, kadang-kadang tererosi oleh strata dibawahnya.

Contoh

sunting

Catatan

sunting
  1. ^ Middleton, G.V. and Hampton, M.A. (1973). "Sediment gravity flows: mechanics of flow and deposition". Turbidites and deep-water sedimentation. Pacific Section of the Society of Economic Paleontologists and Mineralogists, Short Course Lecture Notes: 1–38. 

Referensi

sunting
  • Bouma, Arnold H. (1962). Sedimentology of some Flysch deposits: A graphic approach to facies interpretation. Elsevier. hlm. 168 p. 

Lihat juga

sunting

Pranala luar

sunting