Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung

universitas di Indonesia

Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung adalah sebuah sekolah teologi teologi Kristen yang berlokasi di daerah Jakarta Barat. Perguruan tinggi ini didirikan secara resmi pada tahun 1996 oleh Gereja Kristus Jemaat Mangga Besar (GKJMB; sekarang "Sinode Gereja Kristus Yesus").

 
Informasi
AfiliasiGereja Kristus Yesus (GKY) - Presbyterian
Kepala sekolahCasthelia Kartika, D.Th.

Sejarah

sunting

Berdirinya Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung dimulai dengan beban dan visi dari Tuhan yang digumuli oleh para rohaniwan dan majelis Gereja Kristus Jemaat Mangga Besar (GKJMB), yang sekarang menjadi Sinode Gereja Kristus Yesus, dari sejak tahun 1992. Beban dan visi ini didasarkan pada perkataan Tuhan Yesus yang tercatat di Matius 9:37, "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu." Pergumulan mendirikan suatu STT untuk memenuhi pekerjaan penuaian di ladang Tuhan, khususnya di Indonesia, akhirnya diwujudkan dalam bentuk kesepakatan untuk mendirikannya pada rapat majelis GKJMB tanggal 25 Oktober 1993.[1]

Pada tanggal 14 Desember 1995 Majelis GKJMB menetapkan nama-nama pengurus Yayasan untuk merintis pendirian STT, namun nama Yayasan dan STT masih belum ditetapkan. Para pengurus yayasan inilah yang mulai memikirkan nama STT, izin pendirian, lokasi kampus, dan hal-hal lainnya. Pada tanggal 13 Juni 1996 nama "Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung" (STTAA) disahkan dalam rapat Majelis GKJMB. Akta pendirian Yayasan Amanat Agung secara resmi dibuat pada tanggal 9 September 1996.[1]

Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung dimulai dengan menawarkan program gelar Sarjana Teologi (S.Th.), Magister Divinitas (M.Div.), dan Master of Art (M.A.) jurusan Misi. Mulai Februari 1997 STTAA membuka perkuliahan bagi para mahasiswa program M.A. jurusan Misi yang dilaksanakan pada malam hari. Pada tanggal 28 Agustus 1997 STTAA diresmikan dalam suatu kebaktian peresmian di GKJMB Rayon III Greenville. Firman Tuhan disampaikan oleh Pdt. Dr. Peter Wongso. Peresmian STTAA ditandai dengan pemukulan gong oleh Drs. Jan Kawatu selaku Dirjen Bimas Kristen Protestan. Dalam kebaktian tersebut juga dilaksanakan penandatanganan prasasti peresmian oleh Drs. Jan Kawatu, Pdt. William H. Hosanna, D.Min. (Gembala Sidang GKJMB dan Ketua STTAA pertama), Suhendro Hadiwidjojo (Ketua Majelis Pusat GKJMB), dan Hendrawan Haryono (Ketua Yayasan Amanat Agung).[1]

Lokasi Kampus dan Asrama

sunting

Dikarenakan belum memiliki kampus yang permanen, maka Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung menggunakan gedung kampus sementara seluas 1000 m2 yang terletak di Greenville C3 No. 1, Jakarta Barat. Gedung ini adalah bekas kantor real estate Greenville.

Asrama bagi para mahasiswa disediakan di beberapa lokasi yang letaknya tidak berjauhan dengan kampus Greenville. Meskipun dengan sarana dan prasarana yang masih terbatas, perkuliahan di Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung dapat dimulai dan dilaksanakan. Jumlah mahasiswa pada tahun pertama (1997-1998) adalah 7 mahasiswa program S.Th., 12 mahasiswa program M.Div. dan 45 mahasiswa program M.A.

Dengan makin bertambahnya mahasiswa dan meningkatkan kebutuhan dalam sarana prasarana, maka Yayasan Amanat Agung Indonesia memikirkan untuk merenovasi bangunan yang ada selama ini dengan bangunan yang lebih proposional untuk mewadahi kebutuhan dalam kegiatan belajar. Namun rencana tersebut tidak serta-merta dapat dilaksanakan karena ada berbagai kendala yang ditemui. Akhirnya keinginan untuk memiliki tempat yang lebih memadai terpenuhi karena ada sebidang tanah seluas sekitar 5.000 m2 di daerah Kedoya (yang tidak jauh dari lokasi semula di Greenville). Kini di lokasi yang baru, Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung memiliki gedung untuk kantor administrasi, dosen, kelas, perpustakaan, kapel, dan juga untuk asrama mahasiswa putra, putri, mahasiswa berkeluarga dan juga dosen.

Kepemimpinan STT Amanat Agung

sunting

Ketua pertama Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung adalah Pdt. William Hosanna, D.Min. Ketika itu, dia juga menjabat sebagai Gembala Sidang GKJMB. Sehubungan dengan kepindahan Pdt. William Hosanna ke USA, maka Pdt. Freddy Lay, D.Miss. diangkat sebagai Pejabat Sementara Ketua STTAA dari sejak 9 Mei 1998. Dalam masa kepemimpinan Pdt. Freddy Lay, proses pengurusan izin operasional dan akreditasi Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung ditindaklanjuti secara lebih intensif. Pada tanggal 16 April 1999 Pdt. Poltak Siahaan, S.Th. sebagai Dirjen Bimas Kristen Protestan melakukan visitasi ke Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung dalam rangka proses izin operasional dan akreditasi. Pada tanggal 23 September 1999 Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung mendapatkan izin operasional program S-1 jurusan Teologi/Kependetaan dari Dirjen Bimas Kristen Protestan. Di kemudian hari Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung juga mendapatkan Status Terdaftar untuk program S-1 jurusan teologi/kependetaan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2001. Dengan diberikannya Status Terdaftar ini maka Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung dapat mengikuti ujian Negara yang dilaksanakan oleh Departemen Agama.

Jabatan Pejabat Sementara Ketua beralih dari Pdt. Freddy Lay, D.Miss. ke Pdt. Lotnatigor Sihombing, M.Th. mulai dari Februari 2000. Di bawah kepemimpinan Pdt. Lotnatigor Sihombing, dilaksanakan Wisuda Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung pertama pada tanggal 16 September 2000 bersamaan dengan perayaan Dies Natalis ke-3. Jumlah mahasiswa yang diwisuda pertama adalah 5 orang dari program M.Div. dan 4 orang dari program M.A.

Pada tanggal 29 Januari 2001 dilaksanakan pelantikan Ev. Yohanes Adrie Hartopo sebagai Ketua Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung yang baru. Di bawah kepemimpinan beliau, Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung yang masih muda terus melakukan berbagai usaha pembenahan dan pengembangan. Dalam usaha untuk dapat lebih bertumbuh menjadi sekolah teologi yang sehat dan berkualitas baik, maka Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung bersyukur untuk kesempatan belajar dan mendapatkan bimbingan dari sekolah teologi yang lebih berpengalaman dan lebih mapan, yakni dari Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) di Malang. Pada tanggal 17 Mei 2002, bertempat di SAAT Malang, ditandatangani Memorandum of Understanding (MOU) antara Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung dan SAAT. Pihak SAAT bersedia membantu secara penuh pengelolaan manajemen Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung. Hadir menandatangani MOU ini adalah Pdt. Dr. Peter Wongso (Ketua Yayasan SAAT), Pdt. Dr. Daniel Lucas Lukito (Rektor SAAT), Bapak Yongky Purnomo (Ketua Majelis GKJMB), Bapak Joe Hidayat (Ketua Yayasan Amanat Agung), dan Ev. Yohanes Adrie Hartopo (Ketua Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung). Selain kunjungan rutin yang dilakukan oleh beberapa dosen SAAT ke Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung untuk membicarakan berbagai hal yang terkait dengan pengembangan Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung, salah satu bentuk perwujudan MOU ini adalah penempatan Pdt. Buby Ticoalu, D.Min. untuk membantu di Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung dari Januari 2004 sampai Desember 2004. MOU yang direncanakan untuk berlangsung 10 tahun akhirnya diakhiri setelah 5 tahun berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak bahwa Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung telah siap untuk berjalan sendiri dan MOU diakhiri Agustus 2007.

Setelah Pdt. Yohanes Adrie Hartopo, Ph.D. menjabat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung selama 2 (dua) periode, maka jabatan Ketua Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung dialihkan kepada Pdt. Andreas Himawan, D.Th. Tahun 2009 Pdt. Andreas Himawan, D.Th. menjabat periode pertama sebagai Ketua Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung. Tahun 2013, beliau dipercaya untuk menjabat periode kedua. Selama masa kepemimpinannya, Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung terus melakukan pembenahan diri baik dari sisi manajemen maupun kualitas pendidikan. Untuk memperluas jaringan hubungan dan komunikasi dengan institusi pendidikan teologi di luar negeri, STT Amanat Agung menjadi anggota PERSETIA, ATESEA maupun ATA. Pembenahan sistem organisasi dan kualitas pendidikan di Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung telah diakui oleh akreditasi BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi) dan ATA (Asian Theological Association).

Tahun 2018, GI. Casthelia Kartika, D.Th. diangkat sebagai Ketua menggantikan Pdt. Andreas Himawan yang telah menjabat selama dua periode berturut-turut.

Yayasan Amanat Agung Indonesia

sunting

Sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku, maka kepengurusan dalam Yayasan Amanat Agung dalam perjalanannya juga telah mengalami pergantian dan perubahan. Semula Yayasan yang menangani kegiatan pendidikan teologi Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung didaftarkan dengan nama "Yayasan Amanat Agung". Dalam perjalanannya nama yayasan diganti untuk lebih menunjukkan identitasnya sehingga kini bernama "Yayasan Amanat Agung Indonesia".

Susunan Pengurus Yayasan Amanat Agung Indonesia Periode 2019-2021

Ketua: David Simbar, M.B.A., M.Min

Wakil Ketua: Rudy Tjandra

Sekretaris: Eddy Yaputra

Bendahara: Lie Ngian Keng

Wakil Bendahara: Tan Herry Tanzil

Kabid I Pengembangan Pendidikan: Gunawan Yap

Anggota Bidang Pengembangan Pendidikan: Edward Njoman

Kabid II Humas: Ohendry Husin

Anggota Bidang Humas: Utojo Sutjiutama

Kabid III Sarpras: Priyana Nuryadi

Anggota Bidang Sarpras: Suharman Subianto

Anggota Bidang Sarpras: Rizal Matulatan

Program Studi

sunting

Saat ini, Sekolah Tingggi Amanat Agung menawarkan 4 program studi:

1. Sarjana Teologi (S.Th.) bagi lulusan SMA atau sederajat, dengan konsentrasi Teologi/kependetaan, konsentrasi Pendidikan Kristen (PK), dan konsentrasi Ibadah.

2. Magister Divinitas (M.Div) bagi mahasiswa lulusan S-1 umum, dengan konsentrasi Penggembalaan, konsentrasi Pendidikan Kristen (PK), dan konsentrasi Ibadah.

3. Magister Ministri (M.Min.) dengan konsentrasi Pastoral dan Youth Ministry, bagi pemegang gelar S.Th. atau M.Div. yang telah melayani minimal 2 tahun, dan

4. Magister Teologi (M.Th.) dengan konsentrasi Studi Biblika, Teologi Sistematika, Teologi Pastoral, dan Youth Ministry, bagi pemegang gelar S.Th., M.Div., atau M.Min. yang telah melayani minimal 2 tahun.

Reference

sunting
  1. ^ a b c "Sejarah STT Amanat Agung". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-02. Diakses tanggal 2013-10-30. 

Pranala luar

sunting

David Simbar dan Kasus Korupsi Telkom