Sekolah Dinas Luar Negeri
Sekolah Dinas Luar Negeri disingkat "Sekdilu" (sebelumnya dinamakan Akademi Dinas Luar Negeri disingkat ADLN) adalah program pendidikan dan pelatihan fungsional Diplomat dasar pada Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia yang baru direkrut melalui penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil untuk menempati posisi Pejabat Diplomatik dan Konsuler (PDK).
Indonesian Foreign Service School Sekolah Dinas Luar Negeri "Sekdilu" | |
---|---|
Informasi | |
Nama sebelumnya | Akademi Dinas Luar Negeri (ADLN) |
Jenis | Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) |
Didirikan | 1949 |
Pendiri | Achmad Soebardjo |
Lembaga induk | Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia |
Penanggungjawab | Retno Marsudi |
Direktur | Lintang Paramitasari Parnohadiningrat.[1] |
Alamat | Jl. Sisingamangaraja, No. 73 , , , |
Kampus | Pusdiklat Kemlu RI, Senayan |
Bahasa | Inggris, Prancis, Mandarin, Arab, Rusia, dan Spanyol.[2] |
Situs web | kemlu |
Sesuai dengan Peraturan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2009 tentang Pejabat Dinas Luar Negeri Diplomatik dan Konsuler, Sekdilu bertujuan membentuk diplomat pratama yang profesional dan cerdas, memiliki kepribadian dan perilaku terpuji, dan semangat kejuangan yang tinggi untuk melaksanakan tugas diplomatik dan konsuler negara. Sasaran dari penyelenggaraan Sekdilu adalah mendidik dan melatih calon pejabat diplomatik menjadi Atase sampai dengan Sekretaris Kedua untuk mampu dan memahami dengan baik tugas dan fungsi diplomat pratama dalam pelaksanaan politik luar negeri dan hubungan luar negeri.[3]
Sejarah
suntingAkademi Dinas Luar Negeri (ADLN), didirikan pada tahun 1949 oleh Achmad Soebardjo, Menteri Luar Negeri Indonesia pertama.[4] ADLN semula diadakan dengan format perkuliahan di perguruan tinggi pada umumnya, dengan waktu studi selama tiga tahun. Namun dalam perkembangannya, setelah pergantian nama menjadi Sekdilu, bentuk pendidikan diubah menjadi serupa dengan diklat prajabatan, dengan masa studi selama delapan bulan.[3]
Rekrutmen
suntingCalon peserta diklat Sekdilu mendaftar melalui seleksi CPNS formasi Diplomat Kemlu RI dengan kualifikasi pendidikan minimal S-1 dalam ilmu Hubungan Internasional, Hukum, Ekonomi dan/atau Sastra bahasa resmi PBB (Inggris, Prancis, Mandarin, Arab, Rusia, dan/atau Spanyol). Setelah lulus tahap seleksi, CPNS formasi Diplomat akan menjalani diklat di Sekdilu selama delapan bulan sebelum dilantik secara resmi menjadi Diplomat pratama.
Pendidikan dan pelatihan
suntingMetode pendidikan dan pelatihan pada Sekdilu berupa pengajaran substansi ilmu-ilmu utama dalam diplomasi, swabina, teori dan latihan praktik diplomasi, simulasi dalam bahasa Inggris, serta pemahaman yang baik mengenai korespondensi diplomatik, keprotokolan, dan kekonsuleran.[3]
Fasilitas
suntingSepanjang pelaksanaan Sekdilu, peserta Sekdilu mendapatkan uang saku, pakaian sipil lengkap (PSL), dan akomodasi, yang ditentukan berdasarkan anggaran Kementerian Luar Negeri.[3] Akomodasi dan pelaksanaan Sekdilu sendiri umumnya diadakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kementerian Luar Negeri RI di Jalan Sisingamangaraja Nomor 73, Jakarta Selatan.
Program magang
suntingLulusan Sekdilu wajib mengikuti program magang di perwakilan Indonesia di luar negeri sebagai bagian proses pendidikan dengan tujuan untuk memberikan wawasan, pengetahuan, kemampuan, keahlian, dan keterampilan diplomasi pejabat diplomatik, dan dilaksanakan untuk jangka waktu tiga bulan dan dihitung sebagai masa kerja.[3]
Daftar alumni Sekdilu
sunting- Ali Alatas, ADLN 1954, Menteri Luar Negeri Indonesia ke-13 (1988–1999)
- Dino Patti Djalal, Sekdilu XIII/1987, Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia ke-5 (2014)
- Joop Ave, ADLN 1957, Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Indonesia ke-7 (1993–1998)
- Mahendra Siregar, Sekdilu XII/1986, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (2013–2014)
- Marty Natalegawa, Sekdilu XII/1986, Menteri Luar Negeri Indonesia ke-16 (2009–2014)
- Nana Sutresna, ADLN 1953, Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya ke-15 (1999–2002)
- Ramadhan K.H.,[5] ADLN 1949, Sastrawan
- Retno Marsudi, Sekdilu XII/1986, Menteri Luar Negeri Indonesia ke-17 (2014–)
- Sabam Siagian, Duta Besar Indonesia untuk Australia ke-15 (1991–1995)
- Sjahril Sabaruddin, Sekdilu IV/1978, Duta Besar Indonesia untuk Afrika Selatan (2010–2013)
Referensi
sunting- ^ "Direktur Sekolah Dinas Luar Negeri (SEKDILU)". kemlu.go.id.
- ^ Para diplomat wajib menguasai salah satu atau lebih dari bahasa-bahasa resmi PBB
- ^ a b c d e "Peraturan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2009 tentang Pejabat Dinas Luar Negeri Diplomatik dan Konsuler" (PDF). Menteri Luar Negeri Republik Indonesia.
- ^ Lusiana Rumintang (2009). Bekerja Sebagai Diplomat. PT. Penerbit Erlangga Mahameru. Diakses tanggal 21 September 2017.
- ^ Ramadhan K.H. (2003). Priangan la jolie. IndonesiaTera. Diakses tanggal 21 September 2017.
Pranala luar
sunting- (Indonesia) Situs Sekdilu Kemlu RI