Sekam merupakan bagian biji-bijian (sereal) yang berupa daun kering, bersisik, dan tidak dapat dimakan, yang melindungi bagian dalam (endosperm) dan embrio). Sekam dapat ditemukan di sebagian besar rumput(Poaceae), meskipun pada beberapa tanaman, varietas serealia tanpa kulit juga dapat ditemukan (misalnya jagung dan gandum).

Sekam beras

Di bidang pertanian, sekam padi dapat digunakan sebagai campuran pakan, sebagai alas tidur, dicampurkan ke dalam tanah sebagai pupuk, dibakar atau digunakan sebagai arang untuk substrat tanam.

Anatomi

sunting

Secara anatomi, sekam terbentuk dari bagian perhiasan bunga padi-padian (spikelet) yang disebut gluma, palea, dan lemma. Pada tongkol jagung konsumsi, ketiga bagian ini tereduksi sehingga tampak seperti sisik pada permukaan tongkol. Pada padi, gluma mirip seperti dua duri kecil di bagian pangkal. Palea adalah bagian penutup yang kecil, sedangkan lemma adalah bagian penutup yang besar dan pada varietas tertentu memiliki "bulu" (awn). Pada bunga gandum, ketiga bagian ini berkembang baik.

Sekam diperlukan untuk keperluan penanaman ulang tanaman ini. Bulir tanpa sekam (disebut beras untuk padi) tidak dapat digunakan sebagai bahan tanam, kecuali pada kultivar tanpa sekam.

Penggunaan

sunting
 
Spikelet (bunga padi-padian) sejenis gandum yang disebut einkorn.

Bulir dari berbagai tanaman pangan yang didomestikasi memiliki sekam yang mudah lepas. Tipe-tipe primitif padi, gandum, serta beberapa biji-bijian lainnya bijinya cenderung tertutup rapat oleh sekam.[1] Kultivar-kultivar modern gandum dan padi memiliki sekam yang mudah lepas atau mudah dipecah ketika digiling.

Proses pemisahan sekam dari isinya dulu dilakukan dengan penumbukan gabah memakai alat tumbuk (biasanya berupa alu dengan pemukulnya). Pada masa kini orang memakai mesin giling dan prosesnya disebut penggilingan. Penggilingan atau penumbukan akan menghasilkan beras yang masih tercampur dengan sisa-sisa sekam atau pengotor lainnya. Tahap pembersihan berikutnya adalah pengayakan; secara tradisional dilakukan dengan melemparkannya ke udara sehingga bagian yang lebih berat terpisah dari bagian yang ringan.

Sekam tidak sama dengan bekatul (atau bran). Bekatul termasuk bagian dari endospermium dan terbentuk dari lapisan aleuron dan perikarp yang melekat.

Sekam[2] tidak dapat dimakan. Ia digunakan terutama sebagai alas kandang karena sangat higroskopis sehingga menyerap cairan atau kelembaban. Beberapa hewan dapat menoleransi sekam sehingga campuran pakannya mengandung sekam. Selain itu, sekam dapat dibakar di ladang untuk dicampurkan ke tanah. Suatu teknik hidroponik murah telah dikembangkan menggunakan arang sekam sebagai media untuk menahan tanaman.

Peribahasa

sunting

Beberapa peribahasa menggunakan "sekam". Peribahasa "bagaikan bara dalam sekam" menggambarkan bahaya yang tetap mengancam walaupun kelihatan tenang.

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Potts, D. T. (1996) Mesopotamia Civilization: The Material Foundations Cornell University Press. p. 62. ISBN 0-8014-3339-8.
  2. ^ Rosanti, Rosanti (2016, 1-12). "Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Kedelai (Glycine Max (L) Merril) Dengan Pemberian Sekam Padi Dan Pupuk Hormon Tanaman Unggul (Hantu)". Agrotekma. 1 (1): 49–55. doi:10.31289/agr.v1i1.1105. 

Lihat pula

sunting