Sedekah ketupat atau sidekah kupat adalah adat atau tradisi dalam budaya masyarakat Indonesia yang menggunakan bahan makanan ketupat sebagai alat dalam sebuah acara atau upacara.

Ilustrasi sedekah ketupat di kalangan masyarakat Sunda Dayeuhluhur yang dilaksanakan pada hari Rabu Wekasan di perbatasan desa

Waktu pelaksanaan sunting

Di Indonesia, penggunaan ketupat sebagai objek upacara Sedekah di tiap wilayah dan berbeda dari segi waktu, dan tata cara, tetapi semuanya dari maksud upacara atau acara tersebut adalah menuju kepada satu hal, yaitu permohonan keselamatan dan rasa syukur, seperti dalam pelaksaan acara syukuran empat bulan kandungan seorang wanita.[1]

Makna sunting

Filosofi dari makanan ketupat itu sendiri memang cukup luhur baik dari segi bentuk, bahan dan cara pembuatannya, dan secara tradisi di berbagai tempat di Nusantara, ketupat selalu dibuat pada acara-acara yang menunjukkan suatu ungkapan rasa syukur atau kegembiraan bersama.

Pelaksaan di berbagai daerah sunting

Di daerah yang melaksanakan adat ini, seperti di Pulau Bangka acara sedekah ketupat di lakukan dengan cara Perang Ketupat antara dua kelompok pemuda dari kampung yang berbeda, atau mirip gaya Pasola dengan menggunakan ketupat.

Contoh lain aturan sedekah ketupat misal di daerah perbatasan suku Sunda dan Suku Jawa. Di Dayeuhluhur, ketupat yang digantung untuk disedekahkan hanya boleh dimakan oleh orang yang lewat dan tidak boleh dimakan oleh si pelaku acara itu sendiri. Oleh sebab itu, masyarakat desa tersebut melakukannya di perbatasan desa. Ketupat yang tidak digantung dan tidak habis dimakan akan dibawa pulang untuk digantung di atas pintu rumah, dangau, dan kandang ternak untuk menjaga keselamatan sampai upacara sedekah ketupat tahun berikutnya.

Di beberapa kalangan masyarakat muslim, seperti Bekasi, sedekah ketupat dilakukan adalah untuk menyambut bulan Maulid.[2] Di beberapa tempat, seperti di Kudus atau Jepara, sedekah ketupat dilaksanakan setelah Hari Raya.[3] Di Kaitetu, Leihitu, Maluku Tengah, sedekah ketupat biasanya dilakukan pada bulan Ramadan sebagai ucapan terima kasih kepada para penghulu masjid yang telah memimpin salat tarawih selama bulan Ramadan.[4]

Referensi sunting

  1. ^ Berita antropologi. Facultas Sastra, Djurusan Antropologi, Universitas Indonesia. 1980. 
  2. ^ "Sedekah Ketupat Rebo Kasan,Tradisi Unik Kaum Nahdiyin Cibarusah". bekasikab.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-10. Diakses tanggal 10 Maret 2016. 
  3. ^ Ali, Muhammad. Ali, Muhammad, ed. "[VIDEO] Lebaran Ketupat, Warga di Jepara Gelar Sedekah Laut". Liputan6.com. Diakses tanggal 10 Maret 2016. 
  4. ^ Alaidrus, Shariva. Tarmizi, Tasrief, ed. "Masyarakat Kaitetu sedekah ketupat ke masjid". ANTARA News. Diakses tanggal 10 Maret 2016. "Menyedehkahkan ketupat saat Lailatul Qadar adalah tradisi yang sudah ada dari zaman leluhur kami, ini juga menjadi ucapan terima kasih kepada para penghulu masjid yang telah memimpin shalat Tarawih selama bulan Ramadhan, … 

Pranala luar sunting

http://ramadhan.antaranews.com/berita/7718/ada-sedekah-ketupat-di-magelang