Rum

jenis minuman beralkohol

Rum adalah minuman beralkohol hasil fermentasi dan distilasi dari molase (tetes tebu) atau air tebu yang merupakan produk samping industri gula. Rum hasil distilasi berupa cairan berwarna bening, dan biasanya disimpan untuk mengalami pematangan di dalam tong yang dibuat dari kayu ek atau kayu jenis lainnya. Produsen rum terbesar di dunia adalah negara-negara Karibia dan sepanjang aliran Sungai Demerara di Guyana, Amerika Selatan. Selain itu, pabrik rum ada di negara-negara lain di dunia seperti Australia, India, Kepulauan Reunion.

Rum Karibia, tahun 1941

Rum terdiri dari berbagai jenis dengan kadar alkohol yang berbeda-beda. Rum putih umum digunakan sebagai pencampur koktail. Rum berwarna cokelat keemasan dan gelap dipakai untuk memasak, membuat kue, dan juga pencampur koktail. Hanya rum berkualitas tinggi saja yang biasa diminum polos tanpa pencampur atau ditambah es batu (on the rocks). Rum memegang peranan penting dalam kebudayaan orang-orang di Hindia Barat, dan dikenal sebagai minuman perompak dan Angkatan Laut Kerajaan Inggris.

Etimologi sunting

Asal-usul kata rum tidak diketahui dengan jelas. Pendapat yang banyak beredar mengatakan asal katanya adalah rumbullion yang berarti "kebisingan yang hebat atau hingar-bingar".[1] Pendapat lain mengatakan rum diambil dari gelas besar untuk minum orang Belanda yang disebut rummers, dari kata roemer atau gelas minum.[2] Kemungkinan lain, rum adalah kependekan lain dari saccharum (bahasa Latin untuk gula), atau arôme (bahasa Prancis untuk aroma).[3] Di Amerika Serikat, istilah "rumme" (rum) mulai umum dipakai sejak Mei 1657. Pada waktu itu, Kongres Persemakmuran Massachusetts (General Court of Massachusetts) melarang penjualan minuman keras beralkohol tinggi "tidak peduli namanya rumme, strong water', anggur, brendi, dsb."[3]

Sekarang ini, rum sering disebut berdasarkan nama lokal tempat rum diproduksi. Sebutan untuk rum produksi negara berbahasa Spanyol adalah ron, sedangkan ron añejo adalah sebutan untuk rum yang telah lama disimpan, dan dipasarkan sebagai barang berkualitas. Rum produksi negara berbahasa Prancis disebut rhum, sedangkan rhum vieux merupakan sebutan rum Prancis yang sudah disimpan lama dan memenuhi beberapa kriteria lain.

Sejarah sunting

Asal-usul sunting

Bentuk awal dari rum sudah dibuat orang zaman purbakala. Minuman hasil fermentasi air tebu diperkirakan sudah dibuat orang India dan orang Cina kuno.[1] Cara pembuatan minuman tersebut menyebar ke tempat-tempat lain, dan menjadi minuman brum yang sudah dibuat orang Melayu sejak ribuan tahun yang lalu.[4] Marco Polo mencatat pada abad ke-14 bahwa ia ditawari minuman "anggur dari gula yang sangat enak" di tempat yang sekarang disebut Iran.[1]

Distilasi rum pertama kali dilakukan abad ke-17 oleh pekerja perkebunan tebu di Karibia. Penemunya adalah budak perkebunan yang mengetahui bahwa molase bisa difermentasi menjadi alkohol.[5] Proses distilasi dilakukan terhadap hasil fermentasi untuk mendapatkan minuman berkadar alkohol tinggi berupa rum yang pertama. Konon, rum awalnya berasal dari Pulau Barbados. Di zaman dulu, rum asal Karibia masih berkualitas rendah. Salah satu buktinya adalah tulisan dalam dokumen tahun 1651 dari Barbados, "produksi utama yang mereka buat di pulau disebut Rumbullion, alias Kill-Divil, yang dibuat dari distilasi air tebu, minuman keras yang pedas, panas, dan tidak enak."[5]

Amerika pada zaman kolonial sunting

Setelah dikembangkan orang Karibia, rum populer sebagai minuman keras di zaman kolonial Amerika. Pabrik distilasi rum yang pertama dibangun pada tahun 1664 di Staten Island, dan disusul Boston, Massachusetts tiga tahun berikutnya.[6] Industri rum menjadi industri terbesar dan menguntungkan bagi New England.[7] Rum produksi New England cukup populer, dan bahkan sempat dianggap salah satu yang terbaik di dunia pada abad ke-18. Rum produksi Rhode Island bahkan diterima sebagai salah satu alat bayar di Eropa seperti halnya emas.[8] Penduduk Amerika (laki-laki, perempuan, atau anak-anak) pada zaman kolonial sebelum Perang Revolusi Amerika diperkirakan setiap tahunnya mengonsumsi rum sebanyak 13,5 liter rum per orang.[9]

Permintaan gula di Eropa, dan molase untuk produksi rum melonjak sepanjang abad ke-17 dan abad ke-18. Akibatnya, perkebunan tebu di Karibia membutuhkan banyak pekerja perkebunan. Kebutuhan ini dicukupi dengan budak-budak yang diperoleh dari perdagangan segitiga antara Afrika, Karibia, dan negara-negara kolonial.[10] Perdagangan segitiga terganggu akibat Akta Gula tahun 1764, dan kemungkinan menjadi salah satu penyebab Revolusi Amerika.[9]

Seusai revolusi, popularitas rum di Amerika Serikat terus berlanjut. George Washington meminta satu tong rum dari Barbados untuk upacara pelantikannya pada tahun 1789.[11] Kepopuleran rum akhirnya menurun setelah adanya pembatasan impor rum dari Karibia, dan peningkatan produksi wiski secara besar-besaran di AS.

Minuman pelaut sunting

Rum mulai dikait-kaitkan dengan perompak sejak kapal perang swasta Inggris yang disebut privateer mulai berdagang barang-barang mentah. Sebagian di antaranya kapal-kapal tersebut menjadi kapal bajak laut dengan anak buah kapal terdiri dari perompak yang senang minum rum. Kisah perompak gemar minum rum semakin populer berkat novel Pulau Harta karya Robert Louis Stevenson.[12]

Angkatan Laut Inggris mengenal rum sejak tahun 1655. Ketika itu, armada Inggris sedang menduduki pulau Jamaika. Produksi rum Jamaika begitu melimpah sehingga jatah brendi harian bagi pelaut diganti menjadi rum.[13] Awalnya rum diminum polos atau dicampur perasan jeruk limau. Sekitar tahun 1740, jatah rum harian bagi pelaut mulai dicampur dengan air. Alasannya, Admiral Edward Vernon ingin mengurangi dampak kecanduan alkohol di kalangan pelaut. Minuman rum yang dicampur air dikenal sebagai grog. Pelaut Angkatan Laut Inggris terus menerima jatah harian berupa rum yang disebut tot hingga 31 Juli 1970.[14]

Catatan kaki sunting

  1. ^ a b c Pacult, F. Paul (July 2002). "Mapping Rum By Region". Wine Enthusiast Magazine. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-03-23. Diakses tanggal 2007-12-02. 
  2. ^ Blue, p. 72–73
  3. ^ a b Blue p. 73
  4. ^ Blue p. 72
  5. ^ a b Blue p. 70
  6. ^ Blue p. 74
  7. ^ David J., Hanson, Ph.D. (1995). "History of Alcohol and Drinking around the World". Early Modern Period, paragraph 11. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-24. Diakses tanggal 4 December 2006. 
  8. ^ Blue p. 76
  9. ^ a b Tannahill p. 295
  10. ^ Tannahill p. 296
  11. ^ Frost, Doug (6 Januari 2005). "Rum makers distill unsavory history into fresh products". San Francisco Chronicle. 
  12. ^ Pack p. 15
  13. ^ Blue p. 77
  14. ^ Pack p. 123

Referensi sunting

Bacaan selanjutnya sunting

Pranala luar sunting

Sejarah sunting

Penilaian profesional sunting

Lihat pula sunting