Rukmini Zainal Abidin

Rukmini Zainal Abidin (23 Februari 1924 – 3 Januari 2016)[1] merupakan salah seorang pengusaha farmasi Indonesia. Dia memiliki beberapa perusahaan, antara lain yang cukup terkenal adalah PT Tunggal Idaman Abdi. Rukmini merupakan kemenakan dari tokoh proklamator, Mohammad Hatta dan pengusaha Rahman Tamin.

Rukmini Zainal Abidin
Lahir(1924-02-23)23 Februari 1924
Padang, Sumatera Barat, Indonesia
Meninggal3 Januari 2016(2016-01-03) (umur 91)
Jakarta
Suami/istri
Zainal Abidin
(m. 1948)
Kerabat

Kehidupan

sunting

Rukmini dilahirkan di tengah-tengah keluarga saudagar batik asal Bukittinggi. Ia merupakan anak kedua Abdul Djalil yang memiliki sepuluh orang anak dari pernikahannya dengan Kamhar.[1] Saudara-saudara Rukmini yakni Djohar Djalil, Juliar Djalil, Juniar Djalil, Zaidar Djalil, Maizar Djalil, Nazir Djalil, Sjahrial Djalil, Nurbaiti Djalil, dan Anizar Djalil.

Dalam rangka memperluas usaha keluarga, ayahnya Abdul Djalil merantau dan membawa anak-anak mereka ke Surakarta dan Pekalongan. Semasa kecil, Rukmini sudah sering terlibat dalam usaha keluarga. Rukmini mengawali pendidikan dasarnya di Bukittinggi, SMP di Pekalongan, dan SMA di Jakarta. Setelah tamat dari sekolah farmasi di Jakarta, Rukmini bekerja di CBZ (RS Cipto Mangunkusumo). Disini dia bertemu dengan Zainal Abidin, seorang putra kelahiran Sawahlunto,[2] yang kelak menjadi suaminya.

Bisnis

sunting

Rukmini mengawali bisnisnya pada tahun 1950 dengan membuka Apotek Tunggal di Salemba, Jakarta.[3] Usaha ini dirintis berkat modal dari ayahnya. Dua tahun kemudian usaha Tunggal melebar dengan berdirinya sebuah perusahaan impor dan agen besar untuk pemasaran obat-obatan.[4] Tahun 1954, dia berhasil mendirikan pabrik farmasinya dengan nama Abdi. Enam belas tahun kemudian Abdi dan Tunggal sudah menjelma menjadi perusahaan raksasa untuk kawasan Indonesia. Tunggal, selain jadi distributor dan importir bahan baku untuk Abdi, kini memiliki pabrik kosmetik. Di awal tahun 1980, berdasarkan hasil penelitian JETRO (badan promosi perusahaan Jepang), Rukmini menjadi salah satu partner bisnis yang dapat dihandalkan.[5] Meskipun begitu dia lebih banyak berpatungan dengan investor Amerika dan Eropa, ketimbang dengan investor asal Jepang.

Pada tahun 1994, PT Tunggal dan PT Abdi melakukan merger menjadi PT Tunggal Idaman Abdi (TIA). Di tahun 2017, TIA telah memiliki 45 cabang yang tersebar di 31 kota besar seluruh Indonesia. Kini perusahaannya diteruskan oleh putrinya Almitra Indira Abidin dan telah mengekspor produk-produk farmasi serta kosmetik ke lebih dari 50 negara.

Karier

sunting
  • Direktur PT Tunggal (1951)
  • Direktur Apotek Tunggal (1953)
  • Dewan Komisaris PT Abdi (1964-sekarang)
  • Direktur PT Shailendra Arya (1968-sekarang)
  • Direktur PT International Cosmetics (1969-sekarang)
  • Direktur PT Reckit & Colman Indonesia (1969-sekarang)
  • Direktur PT Tunggal Sila Farma (1979-2008) yang kemudian merger dengan DKSH Indonesia menjadi PT. DKSH Tunggal, tahun 2008 PT.DKSH Tunggal diakusisi oleh Peter Zuellig anak dari Conglomerat Pharmacy Filipina Zuellig Pharma, dan berganti nama menjadi PT.Parazelsus Indonesia.
  • Direktur PT Tunggal Putera (1979-sekarang)
  • Direktur PT Beecham Pharmaceuticals Indonesia (1979-sekarang)

Organisasi

sunting
  • Pendiri Yayasan Mitra Budaya
  • Pendiri Ganesha Society
  • Pendiri Yayasan Tugasku yang menaungi [TK,SD,SMP Tugasku]

Referensi

sunting
  1. ^ a b "Kisah Rukmini Zainal Abidin, Pendiri Apotek Tunggal". Suluah.com. 2021-08-09. Diakses tanggal 2021-08-11. 
  2. ^ Denys Lombard, Nusa Jawa Silang Budaya: Jaringan Asia, p. 107
  3. ^ Milestone PT Tunggal Idaman Abadi
  4. ^ Sebuah Hacienda Di Salemba, Majalah Tempo, 27 Oktober 1973
  5. ^ Dicari Partner Bonafide, Majalah Tempo, 14 Maret 1981

Pranala luar

sunting