Roald Dahl (13 September 1916 – 23 November 1990) adalah seorang pengarang ternama keturunan Norwegia yang lahir di Wales, Inggris. Selain menulis, Roald Dahl juga merupakan seorang atlet alamiah, pilot ulung Angkatan Udara Inggris (RAF) pada masa PD II, dan fotografer yang berbakat.

Roald Dahl
Patricia Neal dan Roald Dahl
Patricia Neal dan Roald Dahl
Lahir(1916-09-13)13 September 1916
Llandaff, Cardiff, Wales
Meninggal23 November 1990(1990-11-23) (umur 74)
Great Missenden, Buckinghamshire, Inggris
PekerjaanNovelis, penulis cerita pendek
GenreLiteratur anak-anak dan dewasa
Karya terkenalCharlie and the Chocolate Factory, James and the Giant Peach, others
PasanganPatricia Neal (1953–1983; bercerai; 5 anak)
Felicity Ann d'Abreu Crosland (1983–meninggal)
Website
http://www.roalddahl.com/

Tulisan-tulisannya yang terkenal berbentuk novel dan cerita pendek (untuk anak-anak dan dewasa), ia juga menulis naskah film.

Di antara karyanya yang paling terkenal adalah Charlie dan Pabrik Coklat Ajaib (Charlie and the Chocolate Factory), James and the Giant Peach, Matilda, Para Penyihir (The Witches), Raksasa Besar yang Ramah (The BFG), dan Cium-Cium (Kiss Kiss).

Masa Kecil sunting

Roald Dahl lahir di Llandaff, Cardiff, Wales pada 13 September 1916. Ayahnya, Harald Dahl, adalah pria berkebangsaan Norwegia yang berasal dari Sarpsborg, sebuah kota kecil dekat Oslo, dan Ibunya Sofie Magdalene Dahl née Hesselberg adalah istri kedua dari Harald Dahl. Istri pertamanya, Marie, meninggal dunia kala melahirkan anak kedua.

Nama Roald diambil dari penjelajah kutub utara Roald Amundsen, seorang pahlawan nasional di Norwegia pada saat itu. Di rumahnya Roald menggunakan bahasa Norwegia untuk bercakap-cakap dengan ayah-ibu dan saudara-saudaranya. Roald memiliki empat saudara kandung, dan dua saudara tiri dari pernikahan pertama ayahnya.

Pada tahun 1918, saat Roald berumur 2 tahun, keluarga Dahl yang bertambah banyak pun pindah ke rumah yang lebih besar di pinggir desa Radyr di sebelah barat Cardiff. Di rumah ini terbentang tanah pertanian, peternakan, hutan, dan pondok-pondok pekerja.

Roald Dahl dan kakak-kakak perempuannya juga di baptis di Gereja untuk para pelaut di Cardiff, di tempat yang sama dimana ayah dan ibunya berdo'a secara rutin.

Pada tahun 1920 saat Roald berusia 3 tahun, kakak perempuannya Asti yang berumur 7 tahun meninggal dunia karena usus buntu. Sebulan kemudian ayahnya, Harald Dahl, terkena radang paru-paru, dibebani sedih yang berkepanjangan atas meninggalnya putri kesayangannya. Harald tidak memiliki semangat untuk terus berjuang hidup dan melawan penyakitnya, ia pun meninggal dunia di umur 57 tahun.

Sepeninggalan suami dan anak pertamanya, kini Sofie (atau sering juga dipanggil dengan Mama Radyr- panggilan Roald Dahl untuk ibunya) yang sedang hamil tua harus menghidupi 4 anak dan satu lagi yang masih dikandungnya. Hidup sebagai orang Norwegia, sendirian, di negara asing beserta kelima anaknya sebenarnya merupakan pilihan sulit, tetapi Sofie menolak untuk kembali ke Norwegia dan tinggal bersama sanak keluarganya disana. Hal ini dikarenakan keinginan almarhum suaminya agar anak-anaknya dapat bersekolah di Inggris, yang terkenal memiliki sekolah-sekolah dengan pendidikan terbaik di dunia pada masa itu.

Pendidikan sunting

Llandaff Cathedral School, 1923-1925 sunting

Roald mulai bersekolah di Sekolah Katedral Llandaff (Llandaff Cathedral School). Pada tahun 1923 saat Roald berumur 8 tahun, ia dan keempat temannya dihukum pecut menggunakan tongkat rotan keras, oleh kepala sekolah mereka karena menaruh bangkai tikus kedalam toples permen yang terdapat di toko permen lokal di daerahnya. Pemilik toko permen ini adalah "wanita tua jahat dan menyebalkan" bernama Ny. Pratchett (istri dari pandai besi David Pratchett). Kejadian ini oleh mereka berlima dinamakan "Rencana Tikus Terhebat 1923"

St.Peter, 1925-1929 sunting

Setelah insiden pemukulan ini, Roald oleh ibunya dikirim ke sekolah berasrama St. Peter (umur 9-13) di Weston-super-Mare. Orang tuanya ingin agar Roald dididik di sekolah umum di Inggris, dan dengan mempertimbangkan adanya transportasi kapal penghubung yang beroperasi secara teratur di Terusan Bristol, sekolah St Peter menjadi pilihan yang terdekat.

Masa-masa bersekolah di St. Peter adalah masa-masa yang tidak menyenangkan bagi Roald, ia rindu rumahnya dan menulis surat untuk ibunya setiap minggu, tetapi dalam surat-suratnya ia tidak pernah mengungkapkan kesedihannya. Bahkan ia pernah berpura-pura sakit usus buntu agar dipulangkan ke rumah. Ketika ibunya meninggal dunia, Roald baru tahu bahwa setiap helai suratnya disimpan oleh ibunya dalam sebuah gulungan surat yang diikat dengan pita hijau. Surat-surat yang disimpan inilah yang kemudian menjadi kumpulan dokumentasi Roald Dahl dari mulai masa kecilnya hingga ia menjadi penerbang RAF. Cerita-cerita yang tercantum dalam suratnya ini kemudian diulas dalam buku autobiografinya, Boy: Cerita Masa Kecil (nama Boy, diambil karena pada setiap suratnya untuk ibunya ia selalu menandatanganinya dengan Boy).

Roald dan keluarganya menghabiskan masa liburan-liburan sekolah di musim panas di Norwegia, negara asal orang tuanya. Pada masa itu perjalanan menggunakan kapal memakan waktu empat hari untuk mencapai Oslo, ibu kota Norwegia (saat itu masih bernama Christiania).

Pada saat ia bersekolah di St. Peter, Cadbury, sebuah perusahaan coklat, kadang-kadang mengirimkan berdus-dus coklat jenis baru ke sekolahnya sebelum dilepas ke pasaran, untuk diuji coba oleh murid-murid disana. Roald sangat menikmati hal ini, dalam bukunya Boy: Cerita masa kecil, ia ingat komentar kebanggaan yang dituliskannya saat mencoba salah satu jenis coklat cadbury:

Roald sendiri sering bermimpi menciptakan sejenis coklat yang akan memenangkan pujian langsung dari Ny. Cadbury. Pengalaman ini menjadi inspirasi di kemudian hari saat ia menulis buku anak-anak ketiganya, Charlie dan Pabrik Coklat Ajaib.

Repton, Midlands sunting

Setelah lulus dari St. Peter Roald melanjutkan ke Repton (umur 13-20), dalam bukunya Boy, ia memilih Repton karena lebih mudah dieja.

Dalam buku autobiografinya Boy: Kisah Masa Kecil di Repton ia mengalami masa-masa sulit dengan para Boazer (senior) seperti pemukulan menggunakan pecut tipis, menghangatkan WC saat musim dingin, dan kerja paksa membersihkan kamar senior.

Roald tumbuh besar dengan fisik lebih tinggi dari rata-rata anak-anak seusianya. Di usia dewasa tingginya mencapai 1.98 m, dan memiliki kemampuan yang baik pada bidang olahraga, ia dijadikan Kapten Fives, sebuah permainan yang dipertandingkan dengan kelompok tanpa kontak fisik, mengandalkan kecepatan mata, dan kelenturan kaki, mirip dengan squash dimana bola kecil dipantulkan disekitar lapangan. Ia juga menjadi kapten tim Squash, dan tergabung dalam tim sepak bola. Hal ini membantu kepopuleran Roald, karena ia menolak menjadi Boazer, sebuah jabatan penguasa untuk murid senior yang memberi hak untuk memecut dan menghukum murid junior (yang dinamakan Fag), karena itu ia tidak disukai oleh para Boazer lain.

Ia juga tertarik akan fotografi dan memenangkan hadiah dan medali dari perkumpulan fotografi Royal Photographic Society, serta pernah menyelenggarakan pameran foto sendiri saat bersekolah di sini. Karier fotografinya terus dikembangkan saat ia emenangkan medali perunggu dari Komunitas Photographer Mesir (Egyptian Photographic Society) untuk photo Kubah Ctesiphon di Irak yang diambilnya dari atas pesawat Hawker Hart saat ia bergabung dengan RAF.

Selepas sekolah sunting

Setelah menyelesaikan pendidikannya, dan diterima bekerja di Shell, ia memutuskan untuk mendaki melalui Newfoundland dengan "Perkumpulan petualangan Sekolah-sekolah negeri" (sekarang dinamakan Ekspedisi BSES) dan berlangsung selama tiga minggu. Pendakian ini menempanya untuk menjaga diri di lingkungan liar, pelatihan yang ia perlukan untuk bertahan kemudian saat ia bekerja untuk Shell di negeri asing yang jarang penduduknya.

Di bulan Juli 1934 ia bergabung dengan Perusahaan Minyak Shell. Setelah melalui pelatihan selama dua tahun di Inggris, ia dipindahkan ke Dar-es-Salaam, Tanganyika (kini dinamakan Tanzania). Roald bekerja disana bersama dua orang pegawai Shell lainnya, tinggal di rumah mewah di luar Dar-es-Salaam yang disediakan oleh perusahaan, lengkap dengan koki dan pembantu-pembantu pribadi. Saat melaksanakan pekerjaannya, yaitu memenuhi permintaan minyak bagi para pelanggan, ia bertemu dengan ular mamba hitam (ular dengan bisa paling mematikan di seluruh dunia), harimau, serta satwa-satwa liar lainnya.

Perang Dunia kedua sunting

Pada bulan Agustus 1939, pada saat gejala-gejala Perang Dunia II semakin jelas akan terjadi, rencana-rencana dibuat untuk mengumpulkan ratusan warga berkebangsaan Jerman dan menahannya di Dar-es-Salaam. Roald pun dinobatkan menjadi perwira untuk King's African Rifles, dan mengomandani satu peloton askaris. Sebenarnya Roald tidak terlalu senang saat ia harus menahan ratusan warga Jerman, tetapi ia menuntaskan perintah yang diberikan.

Bergabung dengan RAF sunting

Tidak lama setelahnya, pada bulan November 1939, Roald Dahl bergabung dengan Angkatan Udara Kerajaan Inggris (Royal Air Force, disingkat RAF). Setelah menempuh perjalanan darat menggunakan mobil sejauh 600 mil dari Dar-es-Salaam ke Nairobi, ia diterima untuk menjalani pelatihan pilot dengan 20 pemuda lainnya, 17 di antaranya meninggal kemudian dalam pertempuran-pertempuran udara. Dengan pengalaman selama 7 jam 40 menit di de Havilland Tiger Moth ia terbang solo; Roald menikmati pemandangan liar di Kenya pada setiap penerbangan-penerbangannya. Roald lalu melanjutkan pelatihan terbang tambahan di Iraq pada RAF Habbaniya, yang terletak 50 mil seelah barat Baghdad. Setelah enam bulan pelatihan di atas Hawker Harts, Roald lalu dijadikan Pilot Penerbang.

Ia lalu ditugaskan di Skuardon RAF no. 80 dan menerbangkan Gloster Gladiator, pesawat tempur tua bersayap ganda dan sudah tidak layak terbang yang masih digunakan oleh RAF. Roald terkejut saat menyadari bahwa dia tidak akan mendapatkan pelatihan khusus cara bertempur diudara ataupun cara menerbangkan pesawat Gladiators.

Kecelakaan di Libya sunting

Pada 19 September 1940, Roald diperintahkan untuk menerbangkan pesawat Gladiatornya dari Abu Suier di Mesir, ke Amiriya untuk mengisi bensin, dan melanjutkan ke Fouka di Libya untuk pengisian kedua. Dari sana ia harus terbang 30 mil menuju pangkalan udara Skuardon 80 di sebelah barat Mersa Matruh. Pada lintasan terakhirnya ia tidak dapat menemukan pangkalan udara sementara bahan bakarnya semakin menipis. Hari yang semakin larut memaksanya untuk melakukan pendaratan darurat di gurun pasir. Malangnya, bagian bawah kapalnya menabrak batu dan pesawatnya jatuh. Hal ini mengakibatkan tengorak kepalanya retak, hidungnya patah, dan matanya menjadi buta. Roald berhasil menyeret dirinya keluar dari badan pesawat yang terbakar dan pingsan. Kecelakaan ini menjadi tulisannya yang pertama yang diterbitkan kemudian pada tahun 1942. Dalam penyelidikan selanjutnya yang dilakukan oleh RAF terungkap bahwa lokasi yang dituju oleh Roald sama sekali salah, dan ia telah dikirim berdasarkan kekeliruan ke daerah tak bertuan di antara wilayah pasukan sekutu dan wilayah pasukan Italia.

Roald diselamatkan dan dibawa ke Pos P3K yang berada di Mersa Matruh dimana ia kemudian menjadi sadar, tetapi penglihatannya tidak kembali, ia pun dibawa ke Rumah Sakit Angkatan Laut Kerajaan (Royal Navy Hospital) yang terletak di Alexandria menggunakan kereta api. Selama dirawat disana ia jatuh cinta kepada perawatnya, Mary Welland. Karena tidak bisa melihat, Roald jatuh cinta pada suaranya, tetapi begitu penglihatannya kembali - ia lalu memutuskan bahwa ia tidak akan memperpanjang cintanya.

Menurut dokter-dokter yang memeriksanya, ia tidak mungkin bisa terbang lagi. Namun di bulan Februari 1941, lima bulan setelah ia pertama kali ia menginjakkan kaki di rumah sakit, ia dianggap sehat dan sekeluarnya ia dari rumah sakit, ia langsung mengikuti ujian layak terbang untuk kembali bertugas dan lulus.

Pada saat ini Skuardon 80 telah dipindahkan ke Yunani untuk berkampanye dan berbasis di Elevis, sebuah daerah dekat Athena. Skuardon ini pun telah dilengkapi dengan pesawat Hawker Hurricane.

Pada April 1941 setelah mencoba pesawat Hawker Hurricane dan hanya mengantongi tujuh jam pengalaman terbang mengendarai pesawat tersebut, Roald menerbangkannya melintasi laut mediterania. Pada saat itu RAF hanya memiliki 18 pesawat tempur: 14 pesawat Hurricane dan empat pesawat pengebom ringan Bristol Blenheim.

Pertempuran udara sunting

Roald mengalami pertempuran udara pertamanya pada 15 April saat ia sedang terbang sendiri di atas kota Chalcis. Ia menginterupsi enam pesawat Junkers Ju-88 yang sedang menjatuhkan bom-bom dan menghancurkan kapal-kapal laut. Roald berhasil menembak jatuh satu. Pada 16 April di pertempuran udara lainnya, ia menembak jatuh satu lagi pesawat Ju-88.

Pada 20 April Roald turut ambil bagian pada "Pertempuran Athena", dan bersanding bersama pilot-pilot terbaik (Ace) dari Negara Persemakmuran Inggris pada PD II, di antaranya adalah Pat Pattle dan David Coke, teman baiknya. Pada pertempuran tersebut lima pesawat hurricane ditembak jatuh dan empat pilotnya meninggal dunia, termasuk Pat Pattle.

Karena pasukan Jerman semakin jauh menguasai Athena, Roald di evakuasi ke Mesir. Skuardonnya dikumpulkan kembali di Haifa. Dari sini, Dahl menjalankan misi terbang setiap hari selama empat minggu tanpa henti. Selama mengemban misi ini Roald menembak jatuh Potez 63 pada 8 Juni dan Ju-88 pada 15 Juni, tetapi ia mulai mendapatkan serangan sakit kepala yang menyebabkannya tak sadarkan diri. Ia dipulangkan kerumahnya di Inggris karena ketidak-mampuannya melanjutkan tugas. Pada saat dipulangkan pangkatnya adalah Kapten Udara.

Wakil Atase Udara di Amerika sunting

Roald mulai menulis pada tahun 1942 setelah ia dipindah-tugaskan ke Washington sebagai Wakil Atase Udara. Tulisannya yang pertama pada 1 Agustus 1942 terbit pada edisi Koran Sabtu Sore (Saturday Evening Post) berjudul "Ditembak Jatuh Diatas Libya", tulisan itu bercerita tentang kecelakaannya saat pesawat Gloster Gladiatornya jatuh. Artikel ini berawal ketika C.S. Forester, penulis Amerika, meminta Roald untuk menulis beberapa lelucon penerbangan dari RAF sehingga ia bisa mengembangkannya menjadi cerita. Namun saat Roald menyerahkan naskah artikelnya, Forester memutuskan untuk menerbitkan tulisan tersebut persis seperti aslinya. Judul artikel itu pada awalnya adalah "Gampang Sekali" - namun judul tersebut diganti dengan tujuan memberikan efek dramatis, padahal faktanya Roald tidak pernah "ditembak" saat jatuh di Libya.

Pada saat perang, Forester bekerja untuk Jasa Informasi Inggris (British Information Service) dan menulis propaganda "menyekutukan", yang ditulis untuk konsumsi rakyat Amerika. Pekerjaan yang disandangnya mengenalkan Roald akan aktivitas mata-mata dan pada William Stephenson, seorang mata-mata yang lihai asal Kanada yang dikenal dengan nama samaran "Intrepid".

Selama masa perang, Roald memasok informasi intelejen dari Washington kepada Stephenson dan organisasinya, yang saat itu dikenal sebagai Badan Koordinasi Keamanan Inggris (British Security Coordination). Lalu Roald dikirim kembali ke Inggris, karena diduga melakukan prilaku yang tidak pantas oleh pegawai Kedutaan Inggris: "Aku di tendang oleh 'orang-orang atas'," katanya. Stephenson lalu mengirimnya kembali ke Washington - sekaligus menaikkan jabatannya. Setelah perang Roald menulis sebagian sejarah dari organisasi rahasia tersebut, Stephenson dan Roald tetap berteman baik dalam tahun-tahun selanjutnya setelah perang.

Dahl menyudahi kariernya dalam perang sebagai Letnan Kolonel AU. Prestasi dan kemenagannya dalam lima pertempuran udara telah dikonfirmasi oleh riset pasca perang dan referensi silang dalam Axis records.

Kehidupan pribadi sunting

Pernikahan sunting

Pada tahun 1953 Roald menikah dengan Patricial Neal, seorang artis Amerika pemenang Academy Award. Mereka memiliki lima anak: Olivia, Tessa, Theo, Ophelia, dan Lucy.

Pada tahun 1965 saat mengandung anak kelima mereka, Lucy, Patricia Neal menderita cerebral aneurysm, tiga pembuluh darahnya pecah. Roald bertanggung jawab penuh dan merawatnya saat Patricia menempuh rehabilitasi dan belajar untuk berbicara dan berjalan lagi.

Pada 1983 Roald dan Patricia akhirnya bercerai menyusul banyaknya ketidak-cocokan dalam rumah tangga mereka. Roald kemudian menikahi Felicity ("Liccy") d'Areu Crosland (kelahiran 12 Desember 1938), yang juga dikenal sebagai sahabat Patricia Neal. Pernikahan mereka bertahan hingga akhir hayatnya.

Anak sunting

  • Olivia, anaknya yang tertua, meninggal dunia pada umur 7 tahun karena cacar.
  • Theo Dahl pada umur 4 bulan terluka parah ketika kereta bayinya tertabrak taksi di New York City. Untuk beberapa lama ia menderita hydrocephalus. Roald Dahl pun terlibat dalam usaha penyembuhannya dan mengembangkan sebuah alat yang kemudian dinamakan "Wade-Dahl-Till" (atau WDT), alat ini berupa katup yang membantu kondisi penderita.
  • Ophelia Dahl adalah direktur dan salah satu pendiri Partners in Health (Rekan dalam Kesehatan) bersama dengan dokter Paul Farmer, sebuah organisasi nirlaba yang mendedikasikan diri untuk menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang berdiam di wilayah-wilayah termiskin di dunia.
  • Tessa Dahl memiliki anak perempuan, Sophie, yang kemudian menjadi inspirasi untuk karakter utama dalam buku cerita kakeknya, Roald Dahl, BFG. Sophie Dahl sendiri kemudian menjadi seorang model dan pengarang.
  • Lucy Dahl berprofesi sebagai penulis naskah di Los Angeles.

Sikap terhadap Israel sunting

Antisemitisme sunting

Karya Roald Dahl banyak diboikot di Israel dan berbagai tempat lainnya karena sikapnya yang dianggap antisemitisme.

Pada musim panas pada tahun 1983, Roald menulis untuk Literary Review (Ulasan Sastra) tentang buku yang berjudul God Cried (Tuhan Menangis) oleh penulis Newsweek, Tony Clifton, buku yang menggambarkan sebuah polemik pendudukan Libanon oleh Israel.

Ulasan Roald menyatakan bahwa penyerangan Israel kepada Libanon di bulan Juni 1982 adalah awal dari "saat kita mulai membenci Israel," dan buku tersebut akan membuat pembacanya menjadi "Anti-Israel Garis Keras". Menurut penulis biografi Jeremy Treglown, sebenarnya dalam tulisan aslinya Roald menulis, "saat kita mulai membenci Yahudi" - namun editornya, Gillian Greenwood dari Literary Review mengubah ungkapan "kaum yahudi" dan "orang-orang yahudi" menjadi "Israel" dan "orang-orang Israel".

Hal ini lalu dibahas di media dan Roald kemudian menyatakan bahwa, "Saya bukan antisemitisme. Saya anti Israel."

Roald beranggapan bahwa sikapnya inilah yang membuatnya gagal mendapatkan gelar kebangsawanan (knighted), padahal hal ini menjadi ambisinya. Kemudian menurut arsip pemerintah yang bocor pada tahun 2003, Roald tercatat menolak penghargaan OBE pada tahun 1986, konon disinyalir penolakannya ini karenan ia kecewaan atas gagalnya ia mendapatkan gelar kebangsawanan tersebut.

Menurut penulis-penulis biografinya, saat ditanya oleh wartawan tentang sikapnya yang tertuang dalam ulasan buku di Review, ia menyatakan bahwa, " Ada sikap bermusuhan yang di tujukan pada karakter yang dimiliki orang-orang yahudi... Maksudku selalu ada alasan mengapa perkumpulan-perkumpulan anti-apa saja muncul di muka bumi; bahkan orang brengsek seperti Hitlerpun bukannya tanpa alasan dalam sikapnya terhadap Yahudi"

Walaupun begitu, menurut Treglown, penulis biografinya, Roald bukannya tidak punya teman orang yahudi, ia tetap berteman dengan sedikit yahudi yang ia suka.

Pada tahun-tahun selanjutnya, Roald kadang-kadang mencoba untuk meredakan beberapa tuduhan-tuduhan tentang sikap antisemitisme nya dengan tulisan-tulisan simpatik tentang pengungsi Yahudi-Jerman dalam bukunya Going Solo (Perjalanan Solo), dan tulisannya menyatakan bahwa ia menentang ketidak-adilan itu sendiri, bukan Yahudinya. Ia tiak pernah mundur sedikitpun dari pendiriannya menentang Israel.

Walaupun begitu, tidak berapa lama menjelang kematiannya, pada 1990 perndapatnya yang berbunyi," Saya jelas-jelas anti-Israel dan kemudian saya menjadi antisemitisme", dimuat di The Independent, sebuah surat kabar di Inggris.

Kematian dan kenangan sunting

Roald Dahl meninggal pada 23 November 1990 pada umur 74 tahun. Kematiannya disebabkan myelodysplastic anaemia, suatu kelainan darah yang langka. Ia meninggal dirumahnya, Rumah Gipsi, di Great Missenden, Buckinghashire, Inggris, dan dimakamkan di pemakaman gereja parish di St Peter dan St Paul. Menurut cucunya, keluarganya memakamannya dengan upacara "pemakaman Viking". Ia dimakamkan bersama dengan stik bilyardnya, beberapa minuman burgundy yang terbaik, beberapa batang coklat, pensil HB dan gergaji listrik. Untuk mengenangnya, Galeri Anak-Anak Roald Dahl dibuka di Musium Buckinghamshire County di dekat Aylesbury.

Pada tahun 2002, salah satu situs terkenal modern di Cardiff, di beri nama ulang menjadi "Roald Dahl Plass". "Plass" disini berarti Plaza dalam bahasa Norwegia, sebuah pengakuan pada darah Norwegia pada mendiang penulis terkenal ini. Masyarakat juga telah meminta untuk didirikannya sebuah patung permanen Roald Dahl di kota ini.

Semenjak kematiannya, komitmen kemanusiaan yang di mulai oleh Roald Dahl dalam bidang nurologi, hematologi dan sastra dilanjutkan oleh jandanya melalui Yayasan Roald Dahl. Pada bulan Juni 2005, Musium dan Pusat Cerita Roald Dahl dibuka di Great Messenden untuk merayakan dan melestarikan karya-karya Roald Dahl di bidang sastra.

Karya-karyanya sunting

Karier menulis Roald Dahl dimulai saat ia terinspirasi oleh pertemuannya dengan C.S. Forester. Artikel pertama Roald, yaitu "Tertembak Jatuh di atas Libya" (kini diterbitkan dalam judul "Gampang Sekali"), sebuah cerita tentang pengalamannya saat perang dan dibeli oleh Saturday Evening Post (Harian Sabtu Sore) dengan imbalan US$ 900, telah menerbitkan namanya sebagai seorang penulis. Judul dari artikel ini terinspirasi dari artikel sensasional yang tentang kecelakaan pesawatnya yang mengakibatkan ia buta untuk sementara, artikel itu menyebutkan bahwa ia ditembak jatuh di atas Libya, padahal sebenarnya ia hanya terpaksa mendarat karena kehabisan bensin dikarenakan rute penugasan terbang yang salah.

Referensi sunting