Ramon P. Tommybens (lahir 1 April 1957) adalah seorang entertainer Indonesia yang dikenal dengan konsep konsep unik hasil kreativitasnya. ia mulai terjun ke dunia entertainment sebagai musisi dan pernah bergabung dengan beberapa grup musik beraliran Rock di Bandung dan Jakarta. Bersama teman temannya sesama SMA di Jakarta ia pernah membentuk Grup Musik Santrig (sesuai nama sekolahnya SMA Triguna) dan sempat banyak kali menjuarai lomba Folk Song dan Vocal Grup. Di antara teman satu Grupnya itu ada Itang Yunazs, yang kemudian menjadi penyanyi dan desainer kondang di Indonesia. Komedian sekaligus pemilik merek Open Mic ini, dia pernah melakukan somasi kepada salah satu komika ternama, yaitu Mo Sidik karena menggunakan merek dagang ini. Mo Sidik mengatakan bahwa dirinya pernah disomasi lantaran menggelar acara Open Mic di pembukaan kafe barunya. “Saya pernah disomasi tahun 2019. Tiga mingguan saya nggak bisa tidur nyenyak, mau ngapain aja susah,” ungkap Mo Sidik, Kamis (25/8/2022).

Ramon P. Tommybens
Lahir1 April 1957 (umur 67)
Jakarta, Indonesia
Nama lainRamon Papana
Warga negaraIndonesia
PekerjaanEntertainer, Pelawak
AnakAlm. Ade Namnung (anak angkat), Radirga Pratomo

Karier sunting

Setamat SMA Ramon melanjutkan sekolah ke Jerman Barat dan Inggris dan mempelajari bidang entertainment sebagai Disc Jockey sampai sempat bekerja di beberapa Discotheque terkemuka di Jerman, Belanda, dan Swiss.

Tahun 1979 Ramon P Tommybens pulang ke Indonesia dan menjadi Disc Jockey di Indonesia. Banyak Discoheque terkenal di Jakarta dan Bandung pernah disinggahinya sebagai Home DJ.

Tahun 1988 Ramon Tommybens bersama SC Low dan Mixmaster Marvin mendirikan sekolah Disc Jockey bernama The Academy of Disc Jockey di Jakarta dan setahun kemudian ia mendirikan Indonesian Disc Jockey School (IDJS).

Tahun 1991 Ramon P. Tommybens menjadi pelopor keikutsertaan Indonesia di ajang kompetisi Disc Jockey International, DMC World DJ Mixing Championship, di London. Ramon P Tommybens yang ketika itu juga menjabat sebagai President IDJS, Ketua Umum Ikatan DJ Se Indonesia dan Ketua Harian Persatuan Disc Jockey Indonesia (PDJI) serta Branch Manager Disco Mix Club (DMC) Indonesia, membawa kontingen Indonesia yang terdiri dari DJ Tommy Fans (Juara Indonesia 1990) dan Ferry Woimbon. Ramon P. Tomybens ketika itu juga terpilih sebagai salah satu Juri di World DJ Mixing Championship.

Selain di bidang Disc Jockey dan Show Biz, Ramon P Tommybens juga menjalani hobby-nya yang lain sebagai penulis dan menjadi penulis humor dan rubrik di beberapa media cetak di Jakarta seperti Sinar Harapan, Buana Minggu, Barata, Pos Film, Sentana, Intisari, dll. Ia juga menuis naskah Comedy untuk tayangan TV dan Pementasan.

Bersama Harry de Fretes kemudian Ramon P. Tommybens mendirikan PT HDF Corporation yang di antaranya membawahi Grup Lenong Rumpi, Tegar Cipta Paramuda Film, Boim cafe, dll. Ketika itulah ia mulai membina banyak artis muda untuk produksi serial Comedy yang diproduserinya seperti Lenong Rumpi, Hari Harry Gila (Anteve), Hari Harry Mau (Anteve), F-2 (TPI), dll.

Bersama aktor Tio Pakusadewo dan Ryan Hidayat, Ramon juga membuat beberapa produksi sinetron dan juga menjadi pemain (aktor). Selain mencari bakat baru, melatih dan membimbing, Ramon P. Tommybens juga banyak bekerja sama dalam produksi program komedinya dengan beberapa artis yang di kemudian hari menjadi terkenal seperti Tukul Arwana, Becky Tumewu, Indra Safera, Jodi, Tenny, Trio OIO, Ade Juwita, Ade Namnung, Dilla Dil, dll. Tahun 1997 Ramon P. Tommybens mendirikan Comedy Cafe Indonesia di kawasan Kemang Jakarta Selatan.

Tahun 2003 Ramon Tommbens memimpin EKOMANDO Production bersama Eko Patrio dan memproduksi banyak tayangan Komedi TV dan Infotainment seperti Cinta, Kuota Bali, Eko Ngegosip, dll.

Bersama teman lamanya, Sys NS, ia juga sempat membuat beberapa produksi comedy. Beberapa produksi yang pernah ditanganinya: Lenong Rumpi, Lenong Cilik DSD, Kharisma Grup (Tukul dkk.), Musik Humor OTB, Batavia Singer, Harry & Eno Sigit album "Jatuh Cinta", Serial F-2, Hari Harry Mau, Hari Harry Gila, Komedi Metropolitan (TPI), Dongeng Langit (RCTI), Rojali Juleha, Lenong Gaya, Selononk Boy, Obladi Oblada, Bunyi 92 (RCTI), Telaga Kesabaran, Serial Desy (SCTV), Comedy Cafe Indonesia, IDJS, Huor Cafe, Comedy House Bandung, dll. Kini Ramon P. Tommybens mengelola Comedy Cafe Indonesia miliknya dan mengajar Public Speaking, MC dan Presenter di beberapa kursus serta tetap menulis konsep dan naskah comedy.

Walaupun dia tidak memiliki basic stand-up comedy, tapi dengan prestasi ini, dia berencana ingin mendaftarkan merek Stand Up Comedy Indonesia (SUCI). Namun, merek tersebut ternyata telah dipakai oleh salah satu stasiun televisi nasional. Karena merasa daftar dapurnya diisengin, dirampok, dicuri orang1, akhirnya di mendaftarkan merek Open Mic Indonesia2. Karena menurut dia, stand up comedy di seluruh dunia dikembangkan lewat open mic. Setelah 10 tahun Ramon P. Tommybens membiarkan merek dagangnya digunakan, akhirnya 3 sampai 4 tahun belakangan dia mulai mensomasi pengguna merek dagang Open Mic. Komika Mo Sidik mengaku sempat disomasi Rp 1 miliar oleh Ramon P. Tommybens karena memasukkan acara bernama Open Mic di pembukaan kafe barunya pada 2019.

Pranala luar sunting