Raja-raja Dinasti Han

Setelah Liu Bang mengalahkan Xiang Yu dan memproklamirkan dirinya sebagai kaisar dari dinasti Han, ia mengikuti kebiasaan Xiang Yu yang membagi-bagikan gelar raja (Hanzi: ; Pinyin: wáng), yang membuat banyak jenderal, bangsawan, dan kerabat kekaisaran merasa iri, karena gelar raja yang dibagikan itu setara kedudukannya dengan gelar yang disandang pada periode Shang dan Zhou serta para penguasa pada Periode Negara Perang. Setiap "raja" tersebut diberikah hak dan memiliki kerajaan semi-otonomnya sendiri. Hal ini merupakan penyimpangan dari kebijakan Dinasti Qin, yang membagi Tiongkok menjadi daerah-daerah yang dipimpin oleh gubernur yang dipilih bukan secara turun temurun. Juga perlu diingat bahwa gelar raja "wang" kadang-kadang diterjemahkan sebagai "pangeran" dan raja disebut sebagai pangeran dalam bahasa Mandarin.

Raja-raja itu dibagi menjadi dua kelompok: yìxìng wáng, secara harfiah "raja-raja dengan nama keluarga yang berbeda", dan tóngxing wáng, secara harfiah "raja-raja dengan nama keluarga yang sama" yaitu Liu, nama keluarga kekaisaran Han. Kelompok Yixing wang jelas merupakan ancaman yang nyata bagi kekaisaran Han, dan Liu Bang serta para penerusnya segera menyingkirkan mereka secepat mungkin. Kelompok ini kemudian menghilang pada 157 SM. Sedangkan kelompok Tongxing wang pada awalnya biasa-biasa saja, tetapi setelah Pemberontakan Tujuh Negara pada tahun 154 SM, kebebasan mereka dibatasi dan akhirnya mereka kehilangan sebagian besar otonomi mereka.

Lihat juga sunting