Pusat Studi Satwa Primata
Pusat Studi Satwa Primata, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat-Institut Pertanian Bogor (PSSP, LPPM-IPB) melakukan berbagai kegiatan-kegiatan untuk mengimplementasikan visi dan misinya. Sesuai dengan Surat Keputusan Rektor Nomor 080/C/1990 yang telah membentuk PSSP LPPM IPB. Pusat studi ini mengemban tugas dan tanggungjawab untuk mencapai tujuan dari IPB terutama untuk mendukung tercapainya World Class University danResearch Based University. [2]
Singkatan | PSSP |
---|---|
Tanggal pendirian | 28 Juli 1990[1] |
Tujuan | Penelitian satwa primata |
Lokasi |
|
Bahasa resmi | Indonesia |
Kepala | Dr. drh. Joko Pamungkas, M.Sc |
Organisasi induk | Institut Pertanian Bogor |
Situs web | http://primata.ipb.ac.id |
Ruang lingkup
suntingHal-hal yang dilakukan oleh PSSP adalah:
- Penelitian dasar dan terapan dalam bidang biomedis, biologi, dan konservasi satwa primata.[2]
- Hewan model yang dapat digunakan untuk menemukan pengobatan, pencegahan maupun pendalaman lebih jauh tentang suatu penyakit atau kelainan lain untuk kepentingan kesehatan dan kesejahteraan manusia.[2]
- Pelestarian satwa primata melalui program penangkaran dengan memperhatikan kelestarian lingkungan, etika medis dan kesejahteraan hewan (animal welfare).[2]
Publikasi
suntingBeberapa publikasi ilmiah yang telah diterbitkan dalam jurnal nasional dan internasional:
- Dissemination in Pigtailed Macaques after Primary Infection of Dengue-3 Virus.[3]
- Penelitian ini berguna untuk mengevaluasi distribusi dan evaluasi setelah infeksi primer pada jaringan yang terkumpul.[3] Pengamatan dilakukan pada hari ketiga setelah diinfeksi dengan 10pfu/mL.[3] Jarigan subkutaneus dan intravena menunjukkan viremia tertinggi yaitu 62.49 pfu/mL dan 58.62 pfu mL yang dideteksi menggunakan teknik polimerase reaksi berantai transkriptasi terbalik.[3]
- CpG DNA overcomes hyporesponsiveness to hepatitis B vaccine in orangutans.[4]
- Oligonukleotida mengandung imunostimulan motif CpG berpotensi untuk adjuvan sel Th tipe 1 untuk mengaugmentasi respon spesifik dalam melawan antigen permukaan pada virus hepatitis B (HBsAg).[4] Hepatitis B diketahui dapat menyerang manusia dan orangutan, sifatnya menular dan menimbulkan kematian.[4] Maka dari itu bila ada spesies yang mengalami Hepatitis B harus segera dikarantina.[4] Vaksin yang beredar untuk hepatitis B masih bersifat hiporesponsif.[4] Akan tetapi, dengan penambahan oligonukleotida ini dapat meningkatkan titer antibodi dalam melawan antigen permukaan pada virus hepatitis B (HBsAg).[4]
- Experimental infection of Macaca nemestrina with a Toronto Norwalk‐like virus of epidemic viral gastroenteritis.[5]
- Virus Norwalk dan virus mirip Norwalk merupakan virus yang sering menjadi penyebab gastroenteritis.[5] Gastroenteritis merupakan penyakit yang memiliki ciri yaitu sangat mudah menyebar dalam satu famili, komunitas, dan institusi.[5] Untuk mempelajari virus ini belum diteliti secara in vitro, akan tetapi dilakukan secara in vivo menggunakan sukarelawan manusia.[5] Akan tetapi penggunaan Macaca nemestrina yang baru lahir dapat menggantikan peran manusia karena memiliki imunoinkompeten.[5] Filtrat feses dari manusia yang terserang virus NLV, virus Toronto P2-A didapatkan dari pasien yang terkena gastroenteritis selama terjadi epidemik.[5] Filtrat dari feses diberikan kepada Macaca yang baru lahir, lalu dilihat dari gejala klinis yang ditimbulkan seperti diare, dehidrasi, dan muntah.[5] Kotoran dari bayi Macaca ini diuji menggunakan reaksi polimerase berantai transkriptasi terbalik.[5] Filtrat dari bayi Macaca diberikan kepada bayi Macaca lain, dan ternyata menimbulkan gejala yang sama.[5] Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat ditemukan vaksin yang dapat mencegah virus ini.[5]
- Simian T-lymphotropic virus type I infection among wild-caught Indonesian pig-tailed macaques (Macaca nemestrina).[6]
- Keberadaan virus T-limfotrofik simian ternyata ditemukan pada Macaca nemestrina dari dua lokasi di Sumatra, Indonesia.[6] Sebanyak 60 hewan diuji, ternyata 13,3% hewan tersebut menunjukkan seroreaktivitas terhadap antigen virus T-limfotrofik manusia pada uji enzyme linked immunosorbent assay (ELISA).[6] Dari hasil uji ELISA, 75% menunjukkan reaksi indeterminat, dan 25% menunjukkan hasil positif terhadap antigen virus T-limfotrofik manusia pada uji western blot.[6] Reaksi polimerase berantai dari sel darah mononuklear periferal 6 dari 8 monyet yang seroreaktif menujukkan ukuran molekul yang tepat yang berhibridisasi secara spesifik dengan sebuah proba virus T-limfotrofik simian.[6] Ketika dilakukan pengujian kekerabatan dengan virus T-limfotrofik yang ada di pangkalan data, maka virus yang diuji memiliki kesamaan dengan virus yang menyerang simian di Asia.[6]
Referensi
sunting- ^ http://primata.ipb.ac.id/tentang-kami/profil/sejarah/
- ^ a b c d (Indonesia)Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) [terhubung berkala].http://primata.ipb.ac.id/tentang-kami/profil/sejarah/ [11 Jul 2016].
- ^ a b c d (Inggris)Pamungkas J, Iskandriati D, Saepuloh U, Affandi M, Arifin E, Paramastri Y, Dewi FNA, Sajuhti D. 2011. Dissemination in Pigtailed Macaques after Primary Infection of Dengue-3 Virus. Microbiol Ind5(2).
- ^ a b c d e f (Inggris)Davis HL, Suparto II, Weeratna RR, Jumintarto, Iskandriati DD, Chamzah SS, Ma'ruf AA, Nente CC, Pawitri DD, Krieg AM, Heriyanto, Smits W, Sajuthi DD. 2000. CpG DNA overcomes hyporesponsiveness to hepatitis B vaccine in orangutans. Vaccines 18(18):1920-1924.
- ^ a b c d e f g h i j (Inggris)Subekti DS, Tjaniadi P, Lesmana M, McArdle J, Iskandriati D, Budiarsa IN, Walujo P, Suparto IH, Winoto I, Campbell JR, Porter KR, Sajuthi D, Ansari AA, Oyofo BA. 2002. Experimental infection of Macaca nemestrina with a Toronto Norwalk-like virus of epidemic viral gastroenteritis. J Med Virol 66(3):400-406.
- ^ a b c d e f (Inggris)Richards AL, Giri A, Iskandriati D, Pamungkas J, Sie A, Rosen L, Anthony RL, Franchini G. 1998. Simian T-lymphotropic virus type I infection among wild-caught Indonesian pig-tailed macaques (Macaca nemestrina).J Acquir Immune Defic Syndr Hum Retrovirol 19(5):542-545.