Codot
Codot adalah nama umum bagi jenis-jenis kelelawar pemakan buah. Codot, bersama dengan kalong, nyap, paniki dan sebangsanya, membentuk famili Pteropodidae, subordo Megachiroptera (kelelawar besar). Dalam bahasa Inggris, kelompok ini diistilahkan sebagai fruit bats atau old world fruit bats.
Codot | |
---|---|
Codot besar, Cynopterus titthaecheilus | |
Klasifikasi ilmiah | |
Domain: | Eukaryota |
Kerajaan: | Animalia |
Filum: | Chordata |
Kelas: | Mammalia |
Ordo: | Chiroptera |
Subordo: | Yinpterochiroptera |
Superfamili: | Pteropodoidea |
Famili: | Pteropodidae Gray, 1821 |
Klasifikasi | |
Lihat teks | |
Kelelawar besar
suntingKelompok kelelawar besar (Megachiroptera), tak seperti namanya, tidak selalu bertubuh besar. Kelelawar besar yang terkecil memiliki panjang tubuh sekitar 6 cm; jadi, lebih kecil dari beberapa jenis kelelawar kecil (Microchiroptera) yang berbadan besar.
Sebagian besar kelelawar buah (yakni 24 dari total 42 genus) memang bertubuh relatif kecil, dengan panjang lengan bawah kurang dari 70 mm. Akan tetapi Megachiroptera terbesar, yakni kalong kapauk (Pteropus vampyrus), bisa mencapai berat 1.500 gram, bentangan sayap hingga 1.700 mm, dan lengan bawah sekitar 228 mm.[1]
Kebanyakan bangsa codot memiliki mata yang besar, yang memungkinkan hewan tersebut melihat dalam suasana kurang cahaya di hutan, pada saat senja atau dini hari. Indra penciumannya pun bekerja dengan sempurna, membantunya menemukan buah-buah yang telah masak di kejauhan. Dan, berlawanan dengan kelelawar pemakan serangga (Microchiroptera), kelelawar buah tidak menggunakan ekholokasi untuk memandu gerakannya, kecuali anggota marga Rousettus.
Walaupun kelelawar secara umum dapat ditemukan di seluruh dunia, codot hanya ditemukan di daerah-daerah tropis di Asia, Afrika dan Oceania.
Ekologi dan perilaku
suntingBangsa codot umumnya memakan bagian tumbuh-tumbuhan: buah-buahan, bunga, nektar, serbuk sari, dan juga dedaunan. Ada yang berspesialisasi memakan nektar dan serbuk sari (nektarivora, misalnya Eonycteris, Macroglossus, Syconycteris), namun kebanyakan memakan kombinasi dari buah-buahan dengan bunga, nektar, atau dedaunan (frugivora).[1]
Meskipun kadang-kadang dianggap sebagai hama, codot berperan penting sebagai pemencar biji aneka tetumbuhan, terutama di hutan hujan tropika. Kelelawar ini hanya memakan daging buah yang dikunyah-kunyah untuk diambil cairannya, sementara serabut buah dan bijinya dibuang. Codot biasanya tidak memakan buah di pohonnya, melainkan dibawanya ke pohon lain atau tenggeran yang lain yang dianggap aman dan memakannya di situ. Tenggeran ini bisa berjarak hingga 100–200 m dari pohon buahnya, sehingga secara tidak sengaja codot telah memencarkan biji buah-buahan makanannya itu.[1] Tenggeran semacam itu, yang ditandai oleh banyaknya kotoran kelelawar dan sampah serabut dan biji buah-buahan di bawahnya, acap kali dijumpai pula di bawah atap selasar gedung atau emperan rumah yang agak terasing.
Kelelawar nektarivor diketahui pula bertindak sebagai penyerbuk (polinator) bunga-bunga yang dikunjunginya. Jenis-jenis codot nektar sejauh ini tercatat mengunjungi 141 spesies tumbuhan untuk memakan nektar dan serbuk sari, beberapa di antaranya merupakan pohon-pohon yang ekonomis penting seperti durian (Durio), kapok (Ceiba), petai (Parkia), dan lain-lain.[2]
Hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara kelelawar dan tetumbuhan ini tergolong ke dalam simbiosis mutualisma, yang disebut kiropterofili (chiropterophily).
Daftar marga
suntingBerikut merupakan daftar subfamili beserta genus codot:[3][4]
- subfamili Cynopterinae[4]
- genus Aethalops
- genus Alionycteris
- genus Balionycteris
- genus Chironax
- genus Cynopterus
- genus Dyacopterus
- genus Haplonycteris
- genus Latidens
- genus Megaerops – Tungkol
- genus Otopteropus – Kelelawar buah Luzon
- genus Penthetor – Pentae'n coboe
- genus Ptenochirus
- genus Sphaerias
- genus Thoopterus
- subfamili Eidolinae[3]
- genus Eidolon
- subfamili Harpyionycterinae[3]
- genus Aproteles
- genus Boneia
- genus Dobsonia – Kubu
- genus Harpyionycteris
- subfamili Nyctimeninae[4]
- genus Nyctimene – Paniki
- genus Paranyctimene
- subfamili Pteropodinae
- genus Melonycteris[4]
- tribus Pteropodini[4]
- genus Acerodon
- genus Pteralopex
- genus Pteropus – Kalong
- genus Styloctenium
- subfamili Rousettinae
- tribus Eonycterini[3]
- genus Eonycteris – Lalai
- tribus Epomophorini[3][4]
- genus Epomophorus
- genus Epomops
- genus Hypsignathus – Kelelawar kepala palu
- genus Micropteropus
- genus Nanonycteris
- tribus incertae sedis[5]
- genus Pilonycteris
- tribus Myonycterini[3]
- genus Megaloglossus
- genus Myonycteris
- tribus Plerotini[3]
- genus Plerotes
- tribus Rousettini
- genus Rousettus – Nyap
- tribus Scotonycterini[3]
- genus Casinycteris
- genus Scotonycteris
- tribus Stenonycterini[3]
- genus Stenonycteris
- tribus Eonycterini[3]
- Subfamili Incertae sedis
- genus Notopteris[4]
- genus Mirimiri[4]
- genus Neopteryx[4]
- genus Desmalopex[4]
- genus Turkanycteris (punah)[6]
- tribus Macroglossini[4]
- genus Macroglossus – Cecadu pisang
- genus Syconycteris
Catatan kaki dan Referensi
sunting- ^ a b c Suyanto, A.. 2001. Kelelawar di Indonesia. Puslitbang Biologi – LIPI. Hal.7-10
- ^ Marshall, A. G. 1985. Old World phytophagous bats (Megachiroptera) and their food plants: a survey. Zoological Journal of Linnean Society, 83: 351–369
- ^ a b c d e f g h i Almeida, F.; Giannini, N. P.; Simmons, N. B. (2016). "The Evolutionary History of the African Fruit Bats (Chiroptera: Pteropodidae)". Acta Chiropterologica. 18: 73–90. doi:10.3161/15081109ACC2016.18.1.003. hdl:11336/12847 .
- ^ a b c d e f g h i j k Almeida, F. C.; Giannini, N. P.; Desalle, R.; Simmons, N. B. (2011). "Evolutionary relationships of the old world fruit bats (Chiroptera, Pteropodidae): Another star phylogeny?". BMC Evolutionary Biology. 11: 281. doi:10.1186/1471-2148-11-281 . PMC 3199269 . PMID 21961908.
- ^ Nesi, Nicolas; Tsagkogeorga, Georgia; Tsang, Susan M; Nicolas, Violaine; Lalis, Aude; Scanlon, Annette T; Riesle-Sbarbaro, Silke A; Wiantoro, Sigit; Hitch, Alan T; Juste, Javier; Pinzari, Corinna A (2021-03-04). "Interrogating Phylogenetic Discordance Resolves Deep Splits in the Rapid Radiation of Old World Fruit Bats (Chiroptera: Pteropodidae)". Systematic Biology. 70 (6): 1077–1089. doi:10.1093/sysbio/syab013. ISSN 1063-5157. PMC 8513763 Periksa nilai
|pmc=
(bantuan). PMID 33693838 Periksa nilai|pmid=
(bantuan). - ^ Gunnell, Gregg F.; Manthi, Fredrick K. (April 2018). "Pliocene bats (Chiroptera) from Kanapoi, Turkana Basin, Kenya". Journal of Human Evolution. 140: 4. doi:10.1016/j.jhevol.2018.01.001 . ISSN 0047-2484. PMID 29628118.
- Myers, P. 2001. "Pteropodidae" (On-line), Animal Diversity Web. Accessed December 26, 2006 at http://animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Pteropodidae.html.
- Springer, M. S. (2005). "A Molecular Phylogeny for Bats Illuminates Biogeography and the Fossil Record". Science. 307 (5709): 580. doi:10.1126/science.1105113. PMID 15681385.
- Bat World Sanctuary
- Rodrigues Fruit Bats Diarsipkan 2018-09-13 di Wayback Machine.
- Bat Conservation International Diarsipkan 2013-06-23 di Wayback Machine.
- Criticism of the molecular evidence for bat monophyly
- Brief history of Megachiroptera / Megabats Diarsipkan 2007-11-24 di Wayback Machine.
Pranala luar
sunting- Bat World Sanctuary
- Rodrigues Fruit Bats Diarsipkan 2018-09-13 di Wayback Machine.
- Bat Conservation International Diarsipkan 2013-06-23 di Wayback Machine.
- Brief history of Megachiroptera / Megabats Diarsipkan 2007-11-24 di Wayback Machine.