Prunus africana (Inggris: red stinkwood; kitamiang merah) adalah pohon cemara (konifer) asli dari daerah pegunungan sub-Sahara Afrika dan kepulauan Madagaskar, Sao Tome, Fernando Po, dan Grande Comore tumbuh pada ketinggian sekitar 900–3.400 m (3.000–10.000 ft) di atas permukaan laut. Pohon dewasa dapat tumbuh setinggi 10–25 m (33–82 ft), cabangnya terbuka melebar, dan sering kali menjumbai jika tumbuh di hutan, di daerah padang rumput akan tumbuh lebih pendek dan tajuknya berukuran sekitar 10–20 m (30–70 ft). Tumbuhan ini memerlukan iklim yang lembap untuk tumbuh dengan baik, dengan curah hujan 900–3.400 mm (35–130 in) pertahun, dan cukup tahan terhadap suhu mendekati titik beku.[2][3][4][5][6][7]

Prunus africana

Status konservasi
Rentan
IUCN33631
Taksonomi
DivisiTracheophyta
SubdivisiSpermatophytes
KladAngiospermae
Kladmesangiosperms
Kladeudicots
Kladcore eudicots
KladSuperrosidae
Kladrosids
Kladfabids
OrdoRosales
FamiliRosaceae
SubfamiliAmygdaloideae
TribusAmygdaleae
GenusPrunus
SpesiesPrunus africana
Kalkman, 1965
Tata nama
BasionimPygeum africanum
Sinonim taksonPygeum africanum Hook.f.[1]

Kulitnya berwarna hitam sampai coklat, bergelombang atau pecah-pecah, dan bersisik, pecahan kulitnya membentuk struktur persegi panjang yang unik. Daunnya alternatif, sederhana, panjangnya 8–20 cm (3,1–7,9 in), oval, permukaanya halus, dan pada bagian atas berwarna hijau gelap, hijau pucat pada bagian bawah, dengan bagian tepi sedikit bergerigi. Sebuah vena sentral membuat lekukan di bagian atas, dan menonjol pada bagian bawah daun. Prunus africana memiliki petiola sepanjang 2 cm (0,8 in) dan berwarna merah atau merah muda. Bunganya androgini, memiliki 10-20 benang sari, penyerbukanya dibantu serangga, 3–8 cm (1–3 in), berwarna hijau keputihan, dan tersebar di aksila sepanjang 70 mm (2,8 in). Tanaman ini berbunga pada bulan Oktober sampai Mei. Buahnya berwarna merah sampai coklat, 7–13 mm (0,3–0,5 in), lebih melebar daripada panjang keseluruhan, berkeping dua, dengan biji pada setiap lobus. Buahnya Tumbuh di tandan pematangan pada bualn September sampai November, beberapa bulan setelah penyerbukan.

Ekologi sunting

 
Extrafloral nectaries along the leaf margin

Seperti anggota lain dari genus Prunus, Prunus africana menghasilkan nektar ekstrafloral yang mengandung zat antiherbivora serangga dengan sumber nutrisi imbalan untuk melindungi dedaunan.

Buahnya terlalu pahit untuk dimakan manusia; bagaimanpun, buah ini merupakan suplai makanan favorit bagi banyak hewan, yang kemudian menyebarkan bijinya. Dian Fossey melaporkan di buku berjudul mountain gorilla:[8] " Di lereng barat laut Visoke terdapat beberapa gerombol Pygeum africanum .... Buah dari pohon ini sangat disukai oleh gorila." Ahli Mamalia afrika timur menyebutkan bahwa keberadaan Pygeum merupakan salah satu indikasi keberadaan tupai Pegunungan Carruther yang sudah sangat langka," tipe hutan ini cenderung memiliki kanopi yang agak rusak dengan banyak pohon di tebas pendaki dan semak kusut yang padat."[9]
Sekarang dilindungi dalam appendiks II dari CITES[10] dan di Afrika selatan dibawah "National Forest Act (Act 84) of 1998".[11]

Referensi sunting

  1. ^ "Sorting Prunus Names". Multilingual Multiscript Plant Name Database. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-09. Diakses tanggal November 3, 2010. 
  2. ^ U. S. Department of Agriculture (USDA). "Prunus africana (Hook.f.) Kalkman". Germplasm Resources Information Network (GRIN) Taxonomy for Plants. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-10. Diakses tanggal 2015-09-06. 
  3. ^ U. S. Department of Agriculture (USDA). "Pygeum africanum Hook.f." Germplasm Resources Information Network (GRIN) Taxonomy for Plants. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-10. Diakses tanggal 2015-09-06. 
  4. ^ Dharani, Najma (2002). Field Guide to Common Trees and Shrubs of East Africa. New Holland. hlm. 150. ISBN 1-86872-640-1.  Previewable Google Books.
  5. ^ Cunningham, A.B.; Mbenkum, F.T. (May 1993). "Sustainability of harvesting Prunus africana bark in Cameroon: A medicinal plant in international trade" (PDF). People and Plants working papers. Division of Ecological Sciences, UNESCO. Diarsipkan dari versi asli (pdf) tanggal 2007-09-28. Diakses tanggal 2015-09-06. 
  6. ^ World Health Organization, Inc. NetLibrary (2002). WHO Monographs on Selected Medicinal Plants: Volume 2. Geneva: World Health Organization. hlm. 246. ISBN 92-4-154537-2.  Previewable Google Books.
  7. ^ Nonjinge, Siyabulela (October 2006). "Prunus africana (Hook.f.) Kalkman". PlantZAfrica.com. South African National Biodiversity Institute. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-09-08. Diakses tanggal 2015-09-06. 
  8. ^ Fossey, Dian (2000). Gorillas in the Mist. Houghton Mifflin Books. hlm. 146. ISBN 0-618-08360-X. 
  9. ^ Kingdon, Jonathan (1984). East African Mammals: an Atlas of Evolution in Africa: Volume IIB. Chicago: University of Chicago Press. hlm. 389. ISBN 0-226-43718-3. 
  10. ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2008-05-10. Diakses tanggal 2015-09-08. 
  11. ^ "Protected Trees" (PDF). Department of Water Affairs and Forestry, Republic of South Africa. 30 June 2013. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2010-07-05. Diakses tanggal 2015-09-08. 

Pranala luar sunting