Portal:Maluku/Gambar pilihan
Gambar pilihan
Kegunaan
suntingTata letak untuk subhalaman dari halaman ini ada di Portal:Maluku/Gambar pilihan/Tata letak.
- Silakan menambah artikel pilihan baru ke subhalaman yang tersedia.
- Mutakhirkan "max=" sesuai dengan jumlahnya yang baru untuk templat komponen portal acak di halaman utama.
Daftar artikel pilian
suntingPortal:Maluku/Gambar pilihan/1
Papeda adalah makanan berupa bubur sagu khas Maluku dan Papua yang biasanya disajikan dengan ikan tongkol atau mubara yang dibumbui dengan kunyit. Papeda berwarna putih dan bertekstur lengket menyerupai lem dengan rasa yang tawar. apeda dapat juga dikombinasikan dengan ikan gabus, kakap merah, bubara, hingga ikan kue. Selain kuah kuning dan ikan, papeda juga dapat dinikmati dengan sayur ganemo yang diolah dari daun melinjo muda yang ditumis dengan bunga pepaya muda dan cabai merah.
Portal:Maluku/Gambar pilihan/2
Festival Teluk Ambon adalah sebuah acara Maluku yang diadakan setiap akhir bulan September. Festival Teluk Ambon digelar di Teluk Ambon dan Seram Bagian Barat, Maluku. Festival ini bertujuan untuk memperkenalkan pariwisata Maluku kepada wisatawan dalam negeri maupun mancanegara. Sejak 2006, festival ini diadakan setiap tahun.
Portal:Maluku/Gambar pilihan/3
Suku Ambon merupakan salah satu suku terbesar Maluku yang mendiami Pulau Ambon dan Kepulauan Lease. Suku Ambon terbentuk pada abad ke-16 hingga abad ke-18 sebagai hasil dari pencampuran penduduk asli dengan pendatang dari kawasan lainnya di Indonesia dan Eropa. Bahasa yang dituturkan oleh suku Ambon adalah bahasa Ambon (Melayu Ambon), meski baru-baru ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menggolongkan bahasa asli suku Ambon sebagai bahasa Asilulu, bahasa yang terpisah dari bahasa Ambon yang digolongkan sebagai salah satu dialek bahasa Melayu.
Portal:Maluku/Gambar pilihan/4
Kepulauan Kei adalah sebuah gugusan pulau di kawasan tenggara Kepulauan Maluku yang kini termasuk dalam wilayah Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku. Penduduk asli kepulauan ini adalah ras Melanesia, namun banyak yang terbunu pada abad ke-17 dalam Perang Rempah-Rempah, khususnya di Kepulauan Banda. Arus masuk ras Austronesia kedua kalinya bermula pada awal abad ke-20, ketika Kepulauan Maluku masih dalam kekuasaan Belanda dan terus berlanjut hingga kini.
Portal:Maluku/Gambar pilihan/5
Benteng Nassau adalah benteng pertama yang dibangun Belanda di Banda Neira, Kepulauan Banda, Maluku. Benteng ini selesai dibangun pada tahun 1609 dengan tujuan untuk mengendalikan perdagangan pala yang pada saat itu hanya tumbuh di Kepulauan Banda. Portugis sebelumnya telah berusaha membangun sebuah benteng di tempat yang sama pada tahun 1529, namun setelah membangun dasar bangunan, Portugis meninggalkan pekerjaan benteng karena terdapat perlawanan dari penduduk setempat.
Portal:Maluku/Gambar pilihan/6
Dimulai pada tahun 1950-an sebagai hasil akhir dari pendudukan Hindia Belanda, Pemerintah Belanda memutuskan untuk membawa sekitar 12.000 tentara Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) berdarah Maluku dan keluarga mereka ke Eropa, membentuk diaspora Maluku secara besar-besaran untuk pertama kalinya. Mereka dilepaskan dari ketentaraan saat tiba di Belanda dan ditempattinggalkan di kamp-kamp, termasuk kamp bekas Nazi untuk "sementara" sampai mereka dapat kembali ke Maluku. Walaupun Republik Maluku Selatan (RMS) telah dideklarasikan pada tanggal 25 April 1950, gerakan ini berhasil ditumpaskan oleh Pemerintah Indonesia. Karenanya, pengikut sisa RMS yang masih berada di Maluku meninggalkan Maluku dan bersama-sama dengan diaspora yang sudah ada membentuk pemerintahan dalam pengasingan di Belanda pada tahun 1966.
Portal:Maluku/Gambar pilihan/7
Saparua adalah sebuah pulau kecil yang menjadi bagian dari Kepulauan Lease, Maluku Tengah. Pulau ini secara administratif terbagi menjai dua kecamatan, yaitu Saparua dan Saparua Timur. Saparua merupakan pusat dari Kepulauan Lease.