Titik terpencil

(Dialihkan dari Point Nemo)

Titik terpencil merupakan tempat yang paling menantang atau sulit untuk dicapai karena sangat jauh dari suatu bentang geografis. Umumnya istilah ini mengacu ke titik terjauh dari bibir pantai. Istilah ini merupakan perkiraan geografis, bukan suatu fenomena alam yang dapat diamati. Titik terpencil umumnya menarik penjelajah dan petualang.

Peta jarak ke pesisir terdekat[1] (termasuk pulau laut, tidak termasuk danau). Titik merah berarti titik terpencil daratan utama, Britania Raya, dan Semenanjung Iberia. Garis tipisnya terpisah sejauh 250 km (160 mi), sedangkan garis tebalnya terpisah sejauh 1.000 km (620 mi).

Titik terpencil samudra sunting

 
Lokasi Point Nemo, terletak pada koordinat 48° 52′ 32″S 123° 23′ 33″W

Point Nemo (dalam bahasa Inggris dikenal sebagai the oceanic pole of inaccessibility) adalah nama suatu lautan di Samudra Pasifik bagian selatan, menempati area seluas 37 juta km2,[2] kawasan ini adalah kawasan yang paling sulit diakses dari tempat mana pun di dunia.[3] Titik ini berada pada koordinat 48° 52′ 32″S 123° 23′ 33″W[4] dan sangat jauh dari pemukiman manusia mana pun. Pemukiman manusia terdekat dari tempat ini adalah Pulau Ducie (bagian dari Kepulauan Pitcairn) yang berjarak 2,688 km dan Moto Nui (bagian dari Kepulauan Paskah di utara dan timur laut, Pulau Maher (dekat Antarktika) di selatan dengan jarak yang sama, serta dengan Selandia Baru yang berjarak 2,778 km di sebelah barat.[5]

Sejarah sunting

Ilmuan Hrvoje Lukatela adalah orang yang pertama kali menemukan Point Nemo pada tahun 1992, ia tidak menemukan tempat ini dengan penjelajahan langsung namun dengan menggunakan komputer geospasial ia membayangkan bumi itu tiga dimensi dengan titik lautan yang paling terpencil berjarak sama dari tiga garis pantai yang berbeda. Diperolehlah data bahwa titik ini berjarak 2,688 km dari tiga tempat yang berbeda yakni Pulau Ducie di utara, Moto Nui di timur laut, dan Pulau Maher di selatan.[4]

 
Kapten Nemo, ilustrasi dari cerita novel karya Verne yang menjadi inspirasi penamaan Point Nemo.

Nama Point Nemo kemudian diambil dari karakter pahlawan fiksi bernama Kapten Nemo dalam cerita novel karya Jules Verne bertajuk "Vingt mille lieues sous les mers" ("Twenty Thousand Leagues Under the Sea", atau Liga 20 Ribu Tahun di Bawah Laut) yang terbit tahun 1869. Novel tersebut berkisah tentang Kapten Nemo, nakhoda kapal selam Nautilus yang berani menjelajah semua lautan, mencerminkan kejayaan Kerajaan Inggris dalam penjelajahan samudra dan kemajuan teknologi yang dimilikinya saat itu.[4] Nemo dalam bahasa Latin juga dapat diartikan sebagai "no one" atau "bukan siapa-siapa".[6]

Lokasi yang mirip dengan Point Nemo sebenarnya pernah muncul dalam sebuah cerita pendek karya penulis H.P. Lovecraft bertajuk The Call of Cthulhu yang menceritakan kota fiksi R'lyeh yang jauh dari peradaban manusia mana pun di muka bumi, cerita tersebut terbit pada 1928 atau 66 tahun sebelum titik Point Nemo seperti yang digambarkan benar-benar ditemukan.[6]

Kondisi sunting

Hampir tak ada kehidupan yang pernah terekam dalam kawasan Point Nemo, hal ini karena titik ini berada dalam pilinan arus Pasifik Selatan/South Pacific Gyre (SPG). Letaknya yang berada di antara benua Amerika Selatan dan Australia, khatulistiwa di utara, dan arus circumpolar Antartika yang kuat, membuat laut Pasifik Selatan termasuk Point Nemo memiliki pilinan arus yang stabil di dalamnya dan suhu permukaan konstan sekitar 5,8C (42F), pilinan arus yang berputar inilah yang menghalangi air yang lebih sejuk dan kaya nutrisi untuk masuk.[6]

Selain itu, wilayah ini juga sangat terisolasi dari daratan sehingga angin yang datang tak membawa banyak bahan organik. Tidak adanya bahan organik yang datang dari arah mana pun juga membuat sedimen di dalamnya tak memiliki banyak nutrisi bahkan tak bernyawa, layaknya sebuah "gurun" di dalam lautan, D'Hondt menggambarkannya sebagai "wilayah lautan dunia yang paling tidak aktif secara biologis".[6]

Proyek penelitian yang pernah menelusuri wilayah ini salah satunya adalah kapal FS Sonne dari Jerman pada Desember 2015 sampai 2016. Kapal tersebut mengarungi samudra sejauh 7.000 km, dari Chile sampai Selandia Baru dan melewati South Pacific Gyre (SPG). Sepanjang perjalanan, kapal tersebut mengumpulkan populasi mikroba dengan kedalaman mulai 20-5.000 meter di bawah permukaan laut, penelitian tersebut menyimpulkan bahwa dalam area tersebut hanya memiliki sepertiga mikroba dari wilayah lautan lainnya, konsentrasi mikroba yang paling kecil di antara lautan mana pun di dunia.[7]

Point Nemo berada di dekat ujung selatan dari East Pacific Rise, garis bawah laut aktivitas vulkanik yang menjadi penanda batas lempeng tektonik Pasifik dan Nazca yang bergerak terpisah, gerakan ini membuat magma keluar di antara celak lempeng dan mengering, menciptakan lubang hidrotermal yang mengeluarkan air panas dan mineral. Oleh karena itu, meski terbilang ekstrim, beberapa bakteri dapat berkembang dengan memperoleh nutrisi yang keluar dari lubang tersebut, menopang kehidupan beberapa makhluk hidup tertentu yang dapat bertahan seperti kepiting yeti.[6]

Meski merupakan titik terjauh dari seluruh bentuk kehidupan manusia di bumi, perairan South Pacific Gyre yang di dalamnya juga termasuk area Point Nemo tak terhindar dari sampah lautan. Penelitian yang dilakukan tahun 2013 mengungkap kumpulan sampah di perairan South Pacific Gyre dengan bagian terbesarnya berada pada 2,500 km sebelah timur laut Point Nemo. Jenis sampah yang banyak ditemukan meliputi sampah plastik seperti polystyrene, film, senar pancing, jaring dan sebagainya yang berasal dari kapal maupun pantai. Arus membuat sampah-sampah ini terjebak dan hancur menjadi potongan-potongan kecil yang mengotori area tersebut.[8]

 
Lokasi suara "Bloop".

Pada tahun 1997, para ahli oseanografi dikejutkan dengan terdengarnya suara misterius yang kemudian kerap disebut "Bloop" 2,000 km sebelah timur Point Nemo. Suara ini begitu keras bahkan lebih keras dari bunyi Paus biru sekalipun yang menyebabkan banyak spekulasi seperti monster penghuni samudra dan sebagainya yang mencoba memecahkan misteri suara apa itu sebenarnya. Belakangan kemudian, U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration mengatakan bahwa suara tersebut berasal dari retakan gunung es yang kerap mengeluarkan suara ultra-low-frequency.[6] Meski demikian, suara tersebut tetap menyisakan misteri hingga kini, penjelajahan untuk memetakan kehidupan dan gambaran detail lain soal kawasan ini sangat terbatas karena letaknya yang sangat jauh dan membutuhkan biaya yang sangat besar.

Kuburan roket sunting

Letaknya yang terpencil dan tak memiliki kehidupan yang signifikan membuat tempat ini sering dijadikan "kuburan" atau tempat sampah bagi proyek-proyek penjelajahan antariksa. Kini Point Nemo setidaknya telah menjadi kuburan bagi sekitar 300 wahana antariksa. Rentang periode tahun 1971 hingga pertengahan 2016, badan antariksa dari berbagai belahan dunia membuang sekitar 260 roket ke wilayah tersebut, diantaranya MIR Space Station milik Uni Soviet pada masa lampau, lebih dari 140 roket milik Rusia, beberapa pesawat kargo milik European Space Agency, sampai roket milik SpaceX.[7] Laboratorium antariksa MIR milik Rusia yang berbobot 120 ton yang jatuh pada tahun 2001 adalah benda terbesar yang ada di kuburan roket Point Nemo.[2]

Meski berlandaskan pertimbangan keterasingan lokasi dari kehidupan, pembuangan sampah satelit di Point Nemo kini makin mengundang reaksi protes keras dari para ahli dan pegiat lingkungan. Hal ini kemudian membuat para ahli merancang wahana antariksa lebih mudah terbakar sepenuhnya saat memasuki atmosfer bumi, sebagai contoh, NASA dan ESA mengganti bahan tangki bahan bakar pesawat ulang-alik dari titanium menjadi alumunim. Bahan ini dirasa lebih mudah hancur dalam puing-puing yang lebih kecil dan tidak membahayakan manusia saat akan jatuh.[9]

Titik terpencil benua sunting

Eurasia sunting

 
Jarak ke laut di Asia disertai dua potensi titik terpencil di Eurasia.

Titik terpencil di Eurasia (46°17′N 86°40′E / 46.283°N 86.667°E / 46.283; 86.667 (Continental Pole of Inaccessibility)) terletak di Tiongkok barat laut, dekat perbatasan Kazakhstan. Perkiraan awal menyatakan bahwa titik ini berada 2,645 km (1,644 mi) dari pesisir terdekat, kurang lebih 320 km (200 mi) di utara kota Ürümqi, Xinjiang, Tiongkok, tepatnya di Gurun Dzoosotoyn Elisen. Permukiman terdekat dari titik ini adalah Hoxtolgay (46°34′N 85°58′E / 46.567°N 85.967°E / 46.567; 85.967 (Hoxtolgay)), sekitar 50 km (31 mi) di sebelah barat laut; Xazgat (Hanzi: 夏孜盖乡; Pinyin: Xiàzīgài xiāng, 46°20′N 86°22′E / 46.333°N 86.367°E / 46.333; 86.367 (Xazgat)), sekitar 20 km (12 mi) di sebelah barat; dan Suluk (46°15′N 86°50′E / 46.250°N 86.833°E / 46.250; 86.833 (Suluk)), sekitar 10 km (6,2 mi) di sebelah timur.[10]

Perkiraan titik sebelumnya tidak menganggap Teluk Ob sebagai bagian dari laut. Sebuah penelitian terkini[1] mengusulkan dua titik lain yang lebih jauh lagi (dengan definisi pesisir yang tidak pasti): EPIA1 44°17′N 82°11′E / 44.29°N 82.19°E / 44.29; 82.19 dan EPIA2 45°17′N 88°08′E / 45.28°N 88.14°E / 45.28; 88.14, masing-masing terletak 2.510±10 km (1.560±6 mi) dan 2.514±7 km (1.562±4 mi) dari laut.[1] Kedua titik ini berada di dekat Gerbang Dzungarian, gerbang migrasi bersejarah antara Timur dan Barat.

Di Xinjiang, koordinat 43°40′52″N 87°19′52″E / 43.68111°N 87.33111°E / 43.68111; 87.33111 di pinggiran kota barat daya Ürümqi ditetapkan oleh pakar geografi setempat sebagai "titik tengah Asia" pad atahun 1992. Sebuah monumen didirikan di sana tahun 1990-an. Monumen ini sekarang merupakan tempat wisata.[11]

Titik terpencil benua dan laut kebetulan memiliki jari-jari yang sama. Titik EPIA1 dan EPIA2 kira-kira 178 km (111 mi) lebih dekat dengan laut daripada titik laut ke darat.

Amerika Utara sunting

Titik terpencil di Amerika Utara terletak di 43°22′N 101°58′W / 43.36°N 101.97°W / 43.36; -101.97 (Pole of Inaccessibility North America), Dakota Selatan barat daya, kurang lebih 11 km (7 mi) di sebelah utara kota Allen (tempat termiskin di Amerika Serikat), 1.650 km (1.030 mi) dari pesisir terdekat.[1] Titik terpencil di Kanada diperkirakan berada di Sungai Jackfish, Alberta 59°02′N 112°49′W / 59.03°N 112.82°W / 59.03; -112.82 (Pole of Inaccessibility Canada), beberapa kilometer di hulu Sungai Peace tempat Sungai Jackfish bermuara.[12]

Amerika Selatan sunting

Titik terpencil di Amerika Selatan terletak di 14°03′S 56°51′W / 14.05°S 56.85°W / -14.05; -56.85 (Continental Pole of Inaccessibility in South America), dekat Arenápolis, Brasil.[1]

Australia sunting

Titik terpencil di Australia terletak di 23°10′S 132°16′E / 23.17°S 132.27°E / -23.17; 132.27 (Continental Pole of Inaccessibility of Australia)[1] atau 23°2′S 132°10′E / 23.033°S 132.167°E / -23.033; 132.167 (Australian Pole of Inaccessibility),[13] 920 km (570 mi) dari pesisir terdekat, kurang lebih 100 mil di barat-barat laut Alice Springs. Kota terdekatnya adalah Papunya, Northern Territory, sekitar 30 km (19 mi) di sebelah barat daya kedua titik tersebut.

Afrika sunting

Titik terpencil di Afrika terletak di 5°39′N 26°10′E / 5.65°N 26.17°E / 5.65; 26.17, 1.814 km (1.127 mi) dari pesisir,[1] dekat kota Obo di Republik Afrika Tengah dan dekat titik perbatasan Sudan Selatan dan Republik Demokratik Kongo.

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e f g Garcia-Castellanos, Daniel; Lombardo, Umberto (September 2007). "Poles of Inaccessibility: A Calculation Algorithm for the Remotest Places on Earth" (PDF). Scottish Geographical Journal. 123 (3): 227–233. doi:10.1080/14702540801897809. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 29 June 2014. Diakses tanggal 10 November 2016. 
  2. ^ a b Wibawa, Shierine Wangsa. Wibawa, Shierine Wangsa, ed. "Mengenal Point Nemo yang Nyaris Jadi Peristirahatan Akhir Tiangong-1". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-06-12. 
  3. ^ Farhan, Afif. "Point Nemo: Tempat Paling Sulit Didatangi di Bumi". detikcom. Diakses tanggal 2020-06-12. 
  4. ^ a b c Lukatela, Hrvoje (26 March 2004). "Point Nemo (or, One Thousand and Four Hundred Miles from Anywhere)".
  5. ^ US Department of Commerce, National Oceanic and Atmospheric Administration. "Where is Point Nemo?". oceanservice.noaa.gov (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-12. 
  6. ^ a b c d e f Davies, Ella. "The place furthest from land is known as Point Nemo". www.bbc.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-12. 
  7. ^ a b Nursastri, Sri Anindiati. Nursastri, Sri Anindiati, ed. "Tempat Paling Ekstrem dan Terpencil di Samudera, Dijuluki "Kuburan Roket"". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-06-12. 
  8. ^ Eriksen, Marcus; Maximenko, Nikolai; Thiel, Martin; Cummins, Anna; Lattin, Gwen; Wilson, Stiv; Hafner, Jan; Zellers, Ann; Rifman, Samuel (2013-03-15). "Plastic pollution in the South Pacific subtropical gyre". Marine Pollution Bulletin (dalam bahasa Inggris). 68 (1): 71–76. doi:10.1016/j.marpolbul.2012.12.021. ISSN 0025-326X. 
  9. ^ Santhika, Eka. "Mengenal 'Nemo Point', Kuburan Wahana Antariksa di Pasifik". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2020-06-13. 
  10. ^ "Bing Maps - Driving Directions, Traffic and Road Conditions | Map of the region around the Continental Pole of Inaccessibility, showing relative locations of Hoxtolgay, Xazgat and Suluk, from MSN Maps". maps.msn.com. Diakses tanggal 4 September 2015. [pranala nonaktif permanen]
  11. ^ "43° 40' 52"N 87° 19' 52" E Geographic Center of Asia – The Heart of Asia (亚洲之心) – Xinjiang (新疆), China". confluence.org. Confluence. 22 June 2006. Diakses tanggal 10 November 2016. 
  12. ^ "Jackfish River, Alberta". Natural Resources Canada. Atlas of Canada. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-09-24. Diakses tanggal 10 November 2016. 
  13. ^ "Centre of Australia, States and Territories,". ga.gov.au. Geoscience Australia. Diakses tanggal 10 November 2016. 

Pranala luar sunting

Templat:Penjelajahan kutub