Petrokimia Gresik

perusahaan asal Indonesia

PT Petrokimia Gresik adalah anak usaha Pupuk Indonesia yang terutama bergerak di bidang produksi pupuk. Hingga akhir tahun 2021, luas pabrik milik perusahaan ini di Gresik mencapai 500 hektar dengan total kapasitas produksi pupuk mencapai 5 juta ton. Pabrik tersebut juga dilengkapi dengan dermaga yang dapat disinggahi oleh kapal dengan bobot mati mencapai 60.000 DWT.[3][4]

PT Petrokimia Gresik
Perseroan terbatas
IndustriBahan kimia
Didirikan10 Juli 1972; 52 tahun lalu (1972-07-10)
Kantor pusatGresik, Indonesia
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh kunci
Dwi Satriyo Annurogo[1]
(Direktur Utama)
T. Nugroho Purwanto[2]
(Komisaris Utama)
Produk
Merek
  • Phonska
  • Petro
  • Kebomas
  • Sida
PendapatanRp 28,903 triliun (2021)[3]
Rp 1,941 triliun (2021)[3]
Total asetRp 43,183 triliun (2021)[3]
Total ekuitasRp 19,499 triliun (2021)[3]
PemilikPT Pupuk Indonesia (Persero)
Karyawan
2.043 (2021)[3]
Anak usahaPT Petrokimia Kayaku
PT Petrosida Gresik
PT Petro Jordan Abadi (50%)
Situs webwww.petrokimia-gresik.com
Instagram : petrokimiagresik_official

Sejarah

sunting

Setelah mendirikan PT Pupuk Sriwidjaja untuk membangun pabrik pupuk di Palembang pada tahun 1959, pemerintah Indonesia mulai mengkaji kemungkinan membangun pabrik pupuk di daerah lain. Biro Perancang Negara lalu mengusulkan pembangunan pabrik pupuk di Kabupaten Surabaya. Pada tahun 1960, Proyek Petrokimia Surabaya pun ditetapkan sebagai proyek prioritas dalam Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahap I (1961–1969). Badan Persiapan Proyek Industri (BP3I) kemudian mengadakan studi kelayakan mengenai proyek tersebut. BP3I lalu menyimpulkan bahwa Kecamatan Kebomas layak dijadikan lokasi pembangunan proyek tersebut diantaranya karena:

  1. Tersedia lahan kosong seluas 450 hektare
  2. Cukup dekat dengan Sungai Brantas dan Bengawan Solo
  3. Dekat dengan calon pembeli pupuk potensial, yakni usaha perkebunan dan pertanian
  4. Dekat dengan perairan, sehingga memudahkan dalam mengangkut peralatan pabrik selama masa konstruksi, pengadaan bahan baku, maupun distribusi hasil produksi.
  5. Dekat dengan Kota Surabaya yang memiliki infrastruktur memadai.

Kontrak pembangunan proyek tersebut lalu diteken pada tanggal 10 Agustus 1964 dan pembangunan pun dimulai pada tanggal 8 Desember 1964. Pada tahun 1971, Proyek Petrokimia Surabaya dijadikan modal untuk mendirikan sebuah perusahaan umum (Perum) dengan nama Perum Petrokimia Gresik.[5] Pabrik milik perusahaan ini kemudian diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 10 Juli 1972 dan mulai memproduksi pupuk urea berbasis minyak bumi. Pada tahun 1974, status perusahaan ini diubah menjadi persero.[6] Pada tahun 1975, bersama Nippon Kayaku, perusahaan ini mendirikan Petrokimia Kayaku. Pada tahun 1976, perusahaan ini mulai mengoperasikan pabrik pupuk fosfat. Pada tahun 1984, perusahaan ini mendirikan Petrosida Gresik untuk memproduksi bahan aktif pestisida. Pada tahun 1994, perusahaan ini beralih memproduksi amoniak dan urea berbasis gas alam. Pada tahun 1997, pemerintah menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke Pupuk Sriwidjaja sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di bidang produksi pupuk.[7] Pada tahun 2000, perusahaan ini mulai mengoperasikan pabrik pupuk NPK pertama di Indonesia. Pada tahun 2005, perusahaan ini mulai memproduksi pupuk organik dengan merek Petroganik.

 
Pabrik di Gresik dilihat dari udara

Pada tahun 2008, perusahaan ini mulai mengoperasikan pabrik pupuk ZK, pabrik pupuk NPK granulasi, dan pabrik pupuk NPK kustom. Pada tahun 2009, perusahaan ini meluncurkan sejumlah varian pupuk hayati dengan merek Petro Chick, Petro BioFeed, dan Petro Fish. Pada tahun 2015, perusahaan ini membuka gerai PetroMart di sepuluh daerah di Jawa Timur. Pada tahun 2016, perusahaan ini meluncurkan pupuk Phonska Plus sebagai solusi untuk kurangnya unsur zinc pada lahan pertanian di Indonesia. Pada tahun 2018, perusahaan ini mulai mengoperasikan pabrik Amoniak-Urea II.[8] Pada tahun 2020, perusahaan ini mulai mengoperasikan pabrik surfaktan dan meluncurkan pupuk organik cair dengan merek Phonska OCA.[3][4]

Referensi

sunting
  1. ^ "Dewan Direksi". PT Petrokimia Gresik. Diakses tanggal 8 Maret 2023. 
  2. ^ "Dewan Komisaris". PT Petrokimia Gresik. Diakses tanggal 8 Maret 2023. 
  3. ^ a b c d e f g "Laporan Tahunan 2021" (PDF). PT Petrokimia Gresik. Diakses tanggal 8 Maret 2023. 
  4. ^ a b "Sejarah Perusahaan". PT Petrokimia Gresik. Diakses tanggal 8 Maret 2023. 
  5. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 55 tahun 1971" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 10 Maret 2023. 
  6. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 35 tahun 1974" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 10 Maret 2023. 
  7. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 1997" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 10 Maret 2023. 
  8. ^ Amenan, Amrozi (21 Mei 2018). "Pabrik Amurea II Mulai Produksi Urea Pertama". BeritaSatu. Diakses tanggal 16 Maret 2023. 

Pranala luar

sunting