Perebutan Chusan Pertama
Perebutan Chusan Pertama oleh pasukan Inggris di Tiongkok terjadi pada 5-6 Juli 1840 selama Perang Candu Pertama. Inggris merebut Pulau Chusan (Zhoushan), pulau terbesar di kepulauan dengan nama itu.
Perebutan Chusan Pertama | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Candu Pertama | |||||||
Para pejabat Inggris dan Tiongkok di dalam kapal HMS Wellesley (1815) pada 4 Juli 1840. Karl Gützlaff (tengah) bertugas sebagai penerjemah. | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Dinasti Qing | |||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
James Gordon Bremer George Burrell | Zhang Chaofa (gugur setelah dirawat)[1] | ||||||
Kekuatan | |||||||
1 kapal perang utama 3 kapal korvet 2 kapal sloop 2 kapal uap 10 kapal perang dan transportasi brig 10 meriam 2 mortir (di darat) |
21 kapal jung 1.540 20 meriam(di darat) | ||||||
Korban | |||||||
1 terluka |
13 tewas 13 terluka 91 meriam disita |
Latar Belakang
suntingPada tahun 1684,Kaisar Kangxi mencabut kebijakan (haijin), larangan perdagangan maritim yang diberlakukan sejak masa Qing awal, dan ia menetapkan Ningbo sebagai pelabuhan perdagangan dengan pihak asing. Pada 1698, otoritas pelabuhan mendirikan "Kantor Rambut Merah" di Distrik Dinghai, untuk perdagangan dengan pihak Eropa termasuk pedagang Inggris.
Kaisar Qianlong melarang Inggris dari Ningbo pada 1757 dan Dinghai ditutup untuk perdagangan luar negeri. Inggris yang sudah terlanjur akrab dengan sistem perdagangan sebelumnya yang menguntungkan, sekarang merasa dirugikan.[2]
Pada 4 Juli 1840, kapal-kapal perang Britania Raya: Wellesley, Conway, Alligator, dan Rattlesnake tiba di pelabuhan Chusan.[3] Pada sore hari, Kapten John Vernon Fletcher dari Wellesley, Lord Robert Jocelyn, dan penerjemah Karl Gützlaff dikirim ke kapal jung Tiongkok untuk bertemu dengan laksamana Tiongkok sekaligus gubernur kepulauan Chusan.[4][5] Mereka menyampaikan pesan tertulis dari Laksamana James Bremer, Panglima Angkatan Laut dan Brigadir George Burrell, Panglima Angkatan Darat Inggris, yang isinya meminta penyerahan Pulau Chusan kepada pihak Inggris.[6] Bremer dan Burrell mengklaim pendudukan itu diperlukan setelah "perilaku menghina dan tidak dapat dibenarkan" dari perwira tinggi Kanton, Lin Zexu dan Deng Tingzhen tahun lalu terhadap Kepala Inspektur Charles Elliot dan warga Inggris lainnya.[7] Sebagian dari pesan itu berbunyi:
Jika penduduk pulau-pulau tersebut tidak menentang dan melawan pasukan kami, bukan niat Pemerintah Inggris untuk melukai orang dan harta benda mereka ... Hal ini diperlukan untuk keselamatan kapal-kapal Inggris dan Pasukan yang Mulia harus segera menyerahkan pulau Tinghae, termasuk ketergantungan serta bentengnya, dan oleh karena itu kami meminta Yang Mulia untuk menyerahkannya secara damai, guna menghindari penumpahan darah. Tetapi jika Anda tidak menyerah, kami, Laksamana dan Komandan, wajib melakukan tindakan perang untuk mendapatkan hak kepemilikan.[7]