Pena lebih tajam daripada pedang

"Pena lebih tajam daripada pedang" (bahasa Inggris: The pen is mightier than the sword adalah pepatah metonimik yang pertama kali diungkapkan oleh penulis Britania Raya Edward Bulwer-Lytton pada tahun 1839, pepatah ini menunjukkan bahwa kata-kata tertulis (merujuk pada pena) adalah alat yang lebih efektif untuk berkomunikasi daripada menggunakan kekerasan. Dalam beberapa interpretasi, komunikasi tertulis dapat merujuk pada kekuasaan administratif atau media berita independen. Peribahasa ini dalam bahasa Indonesia juga dimaknai sebagai sebuah nasihat untuk selalu hati-hati dalam dalam berkata-kata.

Ilustrasi Kardinal Richelieu yang memegang pedang, oleh H. A. Ogden, 1892, dari buku The Works of Edward Bulwer Lytton

Ungkapan ini pertama ditulis oleh penulis Inggris Edward Bulwer-Lytton pada tahun 1839 dalam dramanya Richelieu; Atau Konspirasi.[1][2]

True, This! —
Beneath the rule of men entirely great
The pen is mightier than the sword. Behold
The arch-enchanters wand! — itself is nothing! —
But taking sorcery from the master-hand
To paralyse the Cæsars, and to strike
The loud earth breathless! — Take away the sword —

States can be saved without it![3]

Referensi

sunting
  1. ^ Richelieu; Or the Conspiracy: A Play in Five Acts (edisi ke-second). London. 1839. 
  2. ^ Gould, Edward Sherman (1870). Good English. New York: W.J. Widdleton. hlm. 63. 
  3. ^ Richelieu: or, The conspiracy : A Play, in Five Acts. To Which are added, Historical Odes on The last days of Elizabeth; Cromwell's dream; The death of Nelson by the Author of the "Lady of Lyon", "Eugene Aram" & c (edisi ke-1). London: Saunders and Otley, Conduit Street. 1839. hlm. 39. Diakses tanggal 8 December 2016 – via Internet Archive.