Pembekuan Besar atau Kematian Panas adalah salah satu dari 3 skenario[1] cara berakhirnya Alam semesta. Ini terjadi saat alam semesta mengalami inflasi hingga meluas secara drastis sejak big bang terjadi 13.8 miliar tahun lalu. Dan, bersamaan dengan proses itu entropi di Alam semesta meningkat hingga batas maksimumnya.[2] inflasi itu sendiri dimulai 10-44 detik setelah big bang dan alam semesta mulai mendingin.[3] Diperkirakan peristiwa ini baru akan terjadi pada sekitar 1014 hingga 1015 tahun mendatang.

Efek sunting

Kejadian ini dimulai dari orbit setiap planet di Tata surya yang meluas, mendorong Bumi keluar zona Goldilocks hingga tak bisa tak bisa dihuni kehidupan. Lalu setiap gugus galaksi di alam semesta mulai menjauh dan tak beraturan. Setiap awan gas di alam semesta menjauh, hingga tak ada cukup gas untuk membuat bintang baru, Alam semesta makin redup dan dingin, dan setelah 10100 tahun alam semesta memasuki Era gelap alam semesta[4] dimana alam semesta disaat itu benar-benar gelap dan dingin.

Penyebab sunting

Pada tahun 1998, Adam Riess, Saul Perlmutter, dan Brian Schmidt menemukan bahwa alam semesta mengembang lebih cepat sejak lima miliar tahun lalu, dan mereka berspekulasi bahwa hal ini terjadi karena energi gelap. Jika secara teoritis pengembangan ini (inflasi) terjadi selamanya, maka skenario ini akan terjadi.[5]

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ Kurzgesagt – In a Nutshell (2014-02-03), Three Ways to Destroy the Universe, diakses tanggal 2019-03-09 
  2. ^ Woollaston, Victoria (2016-10-10). "A Big Freeze, Rip or Crunch: how will the Universe end?". Wired UK. ISSN 1357-0978. Diakses tanggal 2019-07-10. 
  3. ^ JG Science (2015-06-22), Timeline of the Early Universe, diakses tanggal 2019-03-09 
  4. ^ "Future Timeline of the Universe | Timeline | Technology | Singularity | 2020 | 2050 | 2100 | 2150 | 2200 | 21st century | 22nd century | Far Future | Humanity | Predictions | Events". www.futuretimeline.net. Diakses tanggal 2019-03-09. 
  5. ^ Times, I. D. N.; Putra, Alfonsus Adi. "5 Fakta Energi Gelap, Faktor Penggerak Alam Semesta". IDN Times. Diakses tanggal 2021-03-13.