Orang Min Selatan
Orang Min Selatan atau Orang Minnan, merujuk kepada penduduk Suku Han dari provinsi Fujian bagian selatan di Republik Rakyat Tiongkok. Sejak lama, banyak orang-orang Min Selatan telah menjadi perantau dan tinggal di berbagai negara, terutama di Asia Tenggara.[2]
Jumlah populasi | |
---|---|
48 juta (2013)[1] | |
Daerah dengan populasi signifikan | |
Fujian Selatan, Chahoshan, Taiwan, Hainan, Semenanjung Leizhou, Malaysia, Singapura, Filipina, Indonesia, Thailand | |
Bahasa | |
Bahasa Mandarin, Bahasa Hokkian, Bahasa Teochew, Bahasa Hainan | |
Kelompok etnik terkait | |
Orang Min, Suku Han, Pribumi Taiwan, Hakka |
Istilah akademis cenderung menggunakan istilah orang yang berasal dari Fujian Selatan 閩南地區 (Bân-lâm tē-khu) sebagai Orang Minnan (閩南人/Bân-lâm-lâng). Selama berabad-abad orang Minnan telah menyebar ke berbagai daerah lain di Tiongkok dan menciptakan kelompok bahasa-bahasa Minnan yang semakin berbeda jauh, walaupun mereka masih dianggap sebagai bagian dari keluarga Rumpun Minnan (闽南民系). Rumpun Minnan tidak hanya meliputi orang Fujian Selatan, tetapi juga Orang Chaozhou (潮汕人), Orang Hailufeng (海陸豐), Orang Zhenan (浙南閩), Orang Leizhou (雷州), Orang Hainan (海南) dan Orang Min di Zhongshan (中山閩).
Kelompok-kelompok Min Selatan
Istilah "Orang Hokkian" (福建人/Hok-kiàn-lâng, IPA: hɔk-ki̯ɛn-laŋ̍, arti: "orang dari Provinsi Hokkian/Fujian") untuk menyebut orang keturunan Fujian Selatan digunakan secara luas di Asia Tenggara, terutama Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Singapura. Istilah "Orang Hokkian" sebenarnya ambigu, karena pada umumnya digunakan oleh para perantau dari Provinsi Fujian di Asia Tenggara menyebut kelompok mereka sendiri, tidak hanya kelompok orang dari Fujian Selatan, tetapi pula oleh kelompok Fujian Timur dan dan Fujian Utara. Oleh karena itu, istilah Orang Hokkian untuk orang asal Fujian Selatan bisa disalahartikan oleh keturunan Fujian Selatan di Republik Rakyat Tiongkok atau Taiwan.
Istilah Chiang-choân-lâng 漳泉人, merujuk kepada daerah Zhangzhou "Chiang" dan Quanzhou "Choân", kedua wilayah yang membentuk Fujian Selatan. Di Taiwan, mereka lebih suka menyebut diri dengan Hoklo / Hohlo / Holo atau bahkan Tâi-oân-lâng (台灣人) yang menunjukkan keindependenannya. Istilah yang lebih bernuansa kekerabatan yang sering digunakan antara lain Lán-lâng ("Orang Kita"), Ka-kī-lâng / Ka-tī-lâng (家己人: "Orang kita"), atau Lán-chhù-lâng ("Orang Sekampung Halaman"). Istilah Tn̂g-lâng ("Orang Tionghoa") biasanya dipakai untuk membedakan mereka dengan penduduk asli.
Orang Hokkian merupakan mayoritas di antara orang Tionghoa di Indonesia.[3] Di zaman kolonial Belanda, pemerintah Batavia menetapkan kuota perantau yang diperbolehkan merantau ke Indonesia. Daerah asal pendatang dari Hokkian pada dasarnya hampir meliputi seluruh wilayah provinsi Fujian, namun mayoritas berasal dari daerah pesisir seperti Zhangzhou, Quanzhou dan Amoy. Zhangzhou dan Quanzhou menjadi daerah asal utama dikarenakan kedua tempat ini telah lama menjadi pelabuhan utama yang melayani perdagangan lewat laut.
Bahasa Min Selatan
Rumpun Bahasa Min Selatan (閩南語: dialek: Bân-lâm-gí, Bân-lâm-gú, Bân-lâm-gír) terdiri atas banyak bahasa yang cukup berbeda antara satu sama lain. Jikalau hanya merujuk kepada bahasa dari Fujian Selatan / Minnan, yang terutama terbagi atas "Bahasa Hokkian dialek Quanzhou dan Zhangzhou" (泉漳話 / Chiang-choân-ōe) (泉漳閩語 / Chôan-Chiang Bân-gú). Hasil "percampuran antara kedua dialek" (漳泉濫) membentuk Bahasa Hokkian dialek Xiamen, Bahasa Hokkian Taiwan dan sebagainya. Bahasa Min Longyan dapat ditemui di di Longyan.
Bahasa-bahasa Hokkian yang lain (di Asia Tenggara):
Pranala luar
- ^ Chinese, Min Nan, ethnologue. 08-02-2017
- ^ (Inggris)Chinese in Southeast Asia - Orientation, everyculture. Akses:3-01-2013
- ^ Gondomono (2013). Manusia dan Kebudayaan Han. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. hlm. 176–178. ISBN 978-979-709-688-5.