Nasamones adalah suku Berber nomaden yang menghuni wilayah Libya tenggara. Mereka sering kali dikira sebagai orang Numidia, tetapi sebenarnya mereka merupakan suku yang berbeda.[1]

Sejarah sunting

Suku ini berpusat di oasis-oasis di Augila dan Siwa di Gurun Libya. Mereka menggunakan kereta berkuda untuk berperang seperti suku Garamantes. Mereka sering kali menyerang koloni-koloni Yunani di Cyrenaica. Pada masa Perang Pelopponesus, warga Euesperides mendapat bantuan dari jenderal Sparta Gylippus dalam menghadapi serangan suku Nasamones saat sang jenderal sedang dalam perjalanan menuju Sisilia. Kemudian Plinus yang Tua mencatat bahwa suku Nasamones berhasil mengalahkan suku Psylli dan mengusir mereka. Kaisar Romawi Augustus mencoba mendamaikan suku-suku di gurun dan menugaskan prokonsul Publius Sulpicius Quirinus untuk memerintah wilayah Creta et Cyrenaica pada tahun 15 SM. Suku Nasamones sempat ditundukkan oleh bangsa Romawi, tetapi mereka tetap memiliki otonomi tersendiri. Menurut Cassius Dio, mereka mulai memberontak satu abad kemudian saat bangsa Romawi mencoba meminta uang dari mereka. Mereka kembali menyerang permukiman-permukiman di pesisir hingga akhirnya mereka diusir ke wilayah pedalaman oleh Gnaeus Suellius Flaccus.

Pada masa klasik akhir dan awal abad pertengahan, suku Nasamones menjadi vasal Kekaisaran Romawi Timur. Procopius mencatat bahwa Nasamones tetap menganut agama pagan hingga abad ke-6. Kaisar Yustinianus I kemudian membangun gereja untuk mereka di Awjila.[2]

Nasin suku Nasamones sesudah itu tidak diketahui; kemungkinan mereka tetap menjadi suku semi-nomaden yang menganut agama Kristen hingga masa penaklukan Islam.

Lihat pula sunting

Referensi sunting