Suku Melayu Bengkulu

suku bangsa di Indonesia
(Dialihkan dari Melayu Bengkulu)

Suku Melayu Bengkulu adalah kelompok etnis rumpun Melayu yang mendiami Provinsi Bengkulu, Indonesia. Suku ini tersebar di wilayah Kota Bengkulu dan sekitarnya (terutama di wilayah pesisir). Suku Melayu Bengkulu merupakan kelompok etnis terbesar kelima di provinsi Bengkulu.[2] Pada umumnya, masyarakat Melayu Bengkulu bermukim di Kota Bengkulu.[3]

Melayu Bengkulu
ملايو بڠكولو
Wanita Melayu Bengkulu memakai sunting.
Jumlah populasi
69.000[1]
Daerah dengan populasi signifikan
Kota Bengkulu (utama)
Pesisir Kabupaten Seluma (sebagian)
Pesisir Bengkulu Tengah (sebagian)
Bahasa
Melayu Bengkulu
Indonesia
Agama
Islam
Kelompok etnik terkait
Melayu Palembang • Serawai • Melayu Jambi • Lembak • Rejang • Minangkabau

Budaya

sunting
 
Anak laki-laki Melayu Bengkulu, zaman kolonial Belanda.

Budaya Melayu Bengkulu tidak berbeda jauh dengan budaya Melayu lainnya di wilayah Sumatra, yaitu memiliki falsafah hidup yang membenci pertikaian. Pertikaian ala Melayu biasanya dilakukan dengan cara berbalas pantun, begitu juga dengan bahasa Melayu Bengkulu, yaitu dengan menggunakan pantun. Tidak hanya pertikaian, tetapi berpantun juga sering digunakan untuk berdendang. Berdendang sambil berpantun yang panjang dilakukan di saat acara-acara resmi, seperti pernikahan, dan dilakukan semalam suntuk oleh puluhan orang bersama-sama dan bersahut-sahutan.

Bahasa

sunting

Bahasa Bengkulu atau dikenal juga sebagai bahasa Melayu Bengkulu adalah bahasa asli yang dituturkan oleh suku Melayu Bengkulu. Bahasa Bengkulu memiliki beberapa pengucapan kata yang sama dengan Melayu lainnya, seperti Melayu Palembang dan Melayu Jambi terutama yang berlogat "o".[4] Hal ini disebabkan karena adanya kontak budaya dan bahasa di antara penutur bahasa-bahasa tersebut dengan masyarakat Bengkulu sejak dahulunya.[5]

Pakaian adat

sunting
 
Seorang pria memakai pakaian adat Melayu Bengkulu.
 
Pria dan wanita memakai pakaian adat Melayu Bengkulu.

Pakaian adat suku Melayu Bengkulu tidak berbeda jauh dengan pakaian adat suku Melayu lainnya, yakni dengan memakai baju kurung dan sunting untuk wanita dan jas hitam dilengkapi dengan songket yang diikatkan di pinggang (teluk belanga) dan tanjak di kepala.

Referensi

sunting
  1. ^ "Bengkulu in Indonesia". Joshua Project. Diakses tanggal 20 May 2019. 
  2. ^ "BPS: Jawa, Rejang, Serawai Tertinggi". Radar Bengkulu Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-16. Diakses tanggal 4 Desember 2020. 
  3. ^ (Inggris) A. J. Gooszen, Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (Netherlands), A demographic history of the Indonesian archipelago, 1880-1942, KITLV Press, 1999, ISBN 90-6718-128-5, 9789067181280
  4. ^ admin. "Mengenal Bahasa Bengkulu" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-01. [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah. (1977/1978 [i.e. 1983]). Adat istiadat daerah Bengkulu. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya, Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah. OCLC 16085953. 

Pranala luar

sunting