Masa nifas adalah periode pasca kelahiran bayi di mana tubuh ibu mengalami proses pemulihan secara fisik dan psikologis. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berlangsung sekitar 6 hingga 8 minggu, meskipun rentangnya dapat bervariasi antara 6 hingga 40 hari. Selama masa ini, organ reproduksi ibu mengalami pemulihan setelah proses kehamilan dan persalinan. [1]

Pusat perawatan postpartum di Johor, Malaysia.

Selain pemulihan fisik, ibu juga mengalami perubahan psikologis yang melibatkan proses pencapaian peran maternal dan kelekatan dengan bayinya. Oleh karena itu, penting bagi ibu nifas untuk mendapatkan asuhan pelayanan nifas yang bermutu. Standar waktu kunjungan nifas biasanya dianjurkan minimal 3 kali untuk memastikan ibu dan bayi mendapatkan perawatan yang tepat dan memadai selama periode ini. [1][2]

Tahapan sunting

Postpartum memiliki empat tahap, pertama adalah Immediatiate postpartum yang biasanya sering terjadi perdarahan karena berada pada fase kritis dan harus dilakukan pemantauan lebih lanjut. Kedua, Early postpartum yaitu keadaan involusi uteri sudah dalam tahap normal. Ketiga, Late postpartum merupakan tahap di mana ibu sudah bisa mencoba untuk melakukan program KB Keluarga Berencana. Keempat Remote postpartum yaitu jangka waktu yang dibutuhkan ibu setelah melahirkan yang memiliki permasalahan atau komplikasi[3]

Komplikasi sunting

Komplikasi yang bisa terjadi pada postpartum di antaranya adalah perdarahan pada vagina yang melebihi 1500 ml, muncul aroma dari vagina yang menyengat, adanya rasa nyeri pada daerah perineum, nyeri pada kepala yang berkepanjangan, terjadi perubahan pada payudara seperti; kemerahan, bengkak, dan ditemukannya benjolan, kedua kaki dan tangan membengkak dan terasa nyeri, serta pengilhatan buram.[4]

Perawatan sunting

Perawatan yang pada ibu postpartum paling penting dan bisa dilakukan mandiri adalah perawatan payudara. Perawatan payudara bertujuan untuk mempercepat dan memperlancar pengeluaran ASI (Air Susu Ibu) juga merawat payudara agar tetap sehat dan menghindari komplikasi yang kemungkinan bisa terjadi. Salah satu perawatan payudara yang bisa dilakukan antara lain dengan menjaga kebersihan pada payudara, menggunakan bra yang longgar dan berbahan katun, melakukan beberapa pemijatan dan pengurutan pada payudara dengan menggunakan kompres hangat setiap pagi atau sore hari, dan selalu mengosongkan ASI setelah menyusui bayi agar ASi tidak mengendap di dalam payudara karena bisa menyebabkan mastitis.

Referensi sunting

  1. ^ a b Febriati, Listia Dwi; Zakiyah, Zahrah; Ratnaningsih, Ester (2023-07-05). "HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN ADAPTASI PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA IBU NIFAS". Jurnal Kebidanan Indonesia (dalam bahasa Inggris). 14 (2): 48–54. doi:10.36419/jki.v14i2.856. ISSN 2579-7824. 
  2. ^ Reinissa, Arindita; Indrawati, Fitri (2017-08-04). "Persepsi Ibu Nifas tentang Mutu Pelayanan Postnatal Care dengan Kunjungan Ulang". HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) (dalam bahasa Inggris). 1 (3): 33–42. ISSN 2541-5581. 
  3. ^ Fauziah, Siti (2015). Keperawatan Maternitas VOL. 2 Persalinan. Jakarta: PT Aditya Andrebina Agung. 
  4. ^ Wahyuningsih, Heni Puji (2018). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta: Kemenkes RI BPPSDMK & PPSDMK.