Siti Hutami Endang Adiningsih

tokoh wanita Indonesia
(Dialihkan dari Mamiek Soeharto)

Ir. Hj. Siti Hutami Endang Adiningsih (lahir 23 Agustus 1964), atau biasa dikenal dengan nama Mamiek Soeharto, adalah putri bungsu mantan Presiden Soeharto. Mamiek menikah dengan seorang insinyur bernama Pratikno Prayitno Singgih pada tahun 1988. Pernikahannya dikaruniai seorang anak bernama Wiratama Hadi Ramanto (Wira). Mamiek dan Pratikno akhirnya bercerai. Sementara putranya Wira berprestasi dengan menjadi pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) pada 17 Agustus 2007, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-62 RI di Istana Merdeka. Mamiek lebih memilih berkebun dan melestarikan berbagai jenis tanaman dibandingkan dengan terjun ke dalam partai politik.[1]

Siti Hutami Endang Adiningsih
Lahir23 Agustus 1964 (umur 59)
Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Nama lainMamiek Soeharto
PekerjaanPengusaha
Partai politikPartai Berkarya (sejak 2018)
Suami/istriPratikno Singgih (cerai)
AnakWiratama Hadi Rachmanto
Orang tuaSoeharto (bapak)
Siti Hartinah (ibu)
KerabatSiti Hardijanti Rukmana (kakak)
Sigit Harjojudanto (kakak)
Bambang Trihatmodjo (kakak)
Siti Hediati Hariyadi (kakak)
Hutomo Mandala Putra (kakak)

Dirinya juga memiliki perhatian atas partisipasi wanita di parlemen. Salah satu yang disuarakan adalah keterwakilan 30 persen politikus perempuan di legislatif. Seperti diketahui pada pemilu 1999 yang merupakan pemilu pertama era reformasi, 44 perempuan atau 8,8 persen dari seluruh calon legistlatif melenggang ke DPR. Tahun 2004, jumlah perempuan yang masuk ke DPR bertambah 4,7 persen, menjadi 65 orang. Tahun 2009 jumlah perempuan yang masuk ke DPR mencapai angka tertinggi yaitu 17,86 persen. Tapi pada Pemilu 2014 turun ke posisi 17,32 persen, atau 97 dari 560 anggota legislatif. Mamiek juga aktif dibidang kegiatan sosial dibawah naungan Yayasan Dharmais. Bersama kakaknya Siti Hardijanti Rukmana atau Mbak Tutut mereka membantu operasi katarak bagi masyarakat tidak mampu di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Mulai didirikan pada 1976 Yayasan ini memberi manfaat bagi 140.000 orang..[2]

Karier sunting

Dibanding bisnis kakak-kakaknya, Mamiek Soeharto terjun sangat terlambat. Bisnis yang ia miliki sekarang hanya taman buah Mekar Sari seluas 3.000 hektar di Cileungsi, Bogor, Perkebunan kelapa sawit di Cileungsi, Bogor dan Sejumlah tanah di Kecamatan Jonggol. Tujuan taman ini sebagai sarana pendidikan bagi anak bangsa, pelestarian lingkungan, taman rekreasi edukatif dan mempromosikan riset mengenai botani. Taman Mekarsari didirikan pada tahun 1995.[3]

Referensi sunting

  1. ^ "Mamiek Soeharto Pilih Berkebun daripada Terjun ke Politik". Republika Online. 2018-03-12. Diakses tanggal 2019-11-08. 
  2. ^ Sutriyanto, Eko (2019-04-12). "Yayasan Dharmais Gelar Operasi Katarak dan Bibir Sumbing Gratis di NTT". Tribunnews.com. Tribunnews. 
  3. ^ "Taman Buah Mekar Sari, Pusat Pelestarian Buah-Buahan Terbesar Di Dunia". rencongpost.com. 2019-03-02. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-08. Diakses tanggal 2019-11-8.