Maca Syekh atau Maca Seh dalam pengucapan lain merupakan kegiatan membaca riwayat hidup/biografi ulama besar Ahli Sunnah dan pendiri tarikat Qadiriyah yaitu Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Kegiatan ini umum dilaksanakan oleh masyarakat Pandeglang secara rutin tiap malam Jumat dan juga pada berbagai acara selamatan lain seperti pada acara marhaban (selamatan dan pemberian nama pada bayi yang berumur 40 hari), selamatan pernikahan, selamatan rumah baru, dan lain-lain. Riwayat yang dibaca ditulis dalam format wawacan dan berbentuk manuskrip tulis tangan berbahasa Jawa atau Sunda yang ditulis dalam aksara Arab Pegon. Dalam satu naskah riwayat, terdapat 40 bab (pokok cerita) yang tersusun dari beberapa pupuh dan dibaca sesuai kaidah pupuh umumnya. Riwayat yang dibaca rutin tiap malam Jumat biasanya satu bab atau pupuh sekali.

Pembacaan manaqib Syekh Abdul Qadir Jailani pada acara Maca Syekh

Dalam pelaksanaannya, seorang pengundang acara Maca Syekh mesti menyediakan sajian atau hidangan seperti kopi pahit atau manis, nasi kebuli atau liwet, bawang merah, cabe merah, telur, air putih, atau makanan lainnya.[1]

Referensi

sunting
  1. ^ Dais Dharmawan Paluseri, Shakti Adhima Putra, Hendra Surya Hutama, Mochtar Hidayat, and Ririn Arisa Putri. Penetapan Warisan Takbenda Indonesia Tahun 2018. Edited by Lien Dwiari Ratnawati. 2018.