Lokomotif C14

salah satu lokomotif uap di Indonesia


Lokomotif C14 adalah lokomotif yang memiliki susunan roda 0-6-0 memiliki dua silinder berdimensi 280 mm x 406 mm dengan roda berdiameter 1.003 mm. Berat keseluruhan 20,8 ton. Lokomotif ini dapat melaju hingga kecepatan maksimum 20 km/jam. Lokomotif C14 menggunakan bahan bakar kayu jati.

Lokomotif C14
Lokomotif C14
Lokomotif C1411 di depan Kantor Daerah Operasional 5 Purwokerto, 1995
Data teknis
Sumber tenagaUap
ProdusenPabrik Beyer Peacock (Inggris)
Nomor seriC14
Tanggal dibuat1895 - 1910
Jumlah dibuat14 unit
Spesifikasi roda
Notasi Whyte0-6-0
Susunan roda AARC
Klasifikasi UICC
Dimensi
Lebar sepur1.067 mm
Diameter roda1.003 mm
Berat
Berat kosong20,8 ton
Bahan bakar
Jenis bahan bakarKayu jati
Sistem mesin
Ukuran silinder280 mm x 406 mm
Kinerja
Kecepatan maksimum20 km/h
Lain-lain

Kegiatan tanam paksa yang diterapkan oleh Gubernur Jenderal Johannes van Den Bosch di Hindia Belanda pada tahun 1832 antara lain dilakukan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat bagian selatan. Dari kegiatan itu, berbagai hasil bumi, seperti kopi, tembakau, teh dan lainnya, yang kemudian dikirim ke berbagai pasar di Eropa melalui Pelabuhan Cilacap. Berbagai hasil bumi itu dipasok dari daerah pedalaman yaitu Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara dan Wonosobo. Kegiatan ini terus berkembang hingga pengangkutan yang semula menggunakan gerobak sapi dan perahu sungai beralih dengan menggunakan kereta api.

Usulan pembangunan jalan rel ini disampaikan oleh pabrik-pabrik gula yang ada di daerah Banyumas. Perusahaan kereta api swasta Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS) pertama kali membangun jalan rel yang menghubungkan Maos - Sampang - Patikraja - Purwokerto (29 km) dan diresmikan pada tahun 1896. Selanjutnya dibangun jalan rel yang menghubungkan Purwokerto–Wonosobo (92 km) dan selesai dibangun pada tahun 1917.

Untuk melayani rute tersebut, SDS mendatangkan 14 unit lokomotif uap C14 yang didatangkan secara bertahap pada tahun 1895 - 1910 dari pabrik Beyer Peacock (Inggris). Jalan rel milik SDS tersebut terhubung dengan jalan rel rute Yogyakarta–Maos–Cilacap (176 km, diresmikan pada tahun 1887) yang dibangun oleh perusahaan kereta api Staatsspoorwegen (SS). Dengan adanya kereta api sebagai alat pengiriman hasil bumi dan hasil pertanian menjadikan Pelabuhan Cilacap sebagai pelabuhan yang ramai di Jawa pada tahun 1909 - 1930.[1]

Di akhir masa dinasnya pada tahun 1970, lokomotif C14 berada di Purwokerto. Dari 14 lokomotif C14, saat ini masih tersisa 3 lokomotif C14, yaitu C14 11, C14 12 dan C14 14. C14 11 (mulai beroperasi tahun 1909) dipajang di depan kantor Daerah Operasional 5 Purwokerto. C14 12 (mulai beroperasi tahun 1909) dipajang depan kantor Daerah Operasional 4 Semarang. C14 14 (mulai beroperasi tahun 1910) dipajang di depan Balai Yasa Tegal.

Galeri sunting

Lihat pula sunting

Daftar Referensi sunting

  1. ^ Bagus Prayogo, Yoga; Yohanes Sapto, Prabowo; Radityo, Diaz (2017). Kereta Api di Indonesia. Sejarah Lokomotif di Indonesia. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher. hlm. 63. ISBN 978-602-0818-55-9.