Coelacanth Afrika

(Dialihkan dari Latimeria chalumnae)

Coelacanth Samudra Hindia Barat[6] (Latimeria chalumnae) (terkadang juga disebut Gombessa,[7][8] Coelacanth Afrika[9] atau Coelacanth saja[10]) merupakan ikan dari grup crossopterygian,[11] salah satu dari dua spesies coelacanth yang masih hidup, sebuah ordo vertebrata langka yang memiliki kekerabatan yang lebih dekat dengan ikan lungfish dan tetrapoda dibandingkan dengan ikan bersirip pari pada umumnya. Spesies lain yang masih ada adalah coelacanth Indonesia (L. menadoensis).

Coelacanth Afrika
Rentang waktu: Pleistosen-Holosen,[1] 0.02–0 jtyl
CITES Apendiks I (CITES)[3]
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Klad: Sarcopterygii
Kelas: Actinistia
Ordo: Coelacanthiformes
Famili: Latimeriidae
Genus: Latimeria
Spesies:
L. chalumnae
Nama binomial
Latimeria chalumnae
Persebaran L. chalumnae (warna merah)
Sinonim[4][5]
  • Malania anjouanae Smith, 1953
  • Latimeria anjouanae (Smith, 1953)

Coelacanth Afrika secara historis dikenal oleh para nelayan di sekitar Kepulauan Komoro (di mana mereka dikenal sebagai gombessa),[12] Madagaskar, dan Mozambik di bagian barat Samudera Hindia, namun pertama kali diakui secara ilmiah dari spesimen yang dikumpulkan di Afrika Selatan pada tahun 1938.[13]

Coelacanth ini pernah dianggap sebagai spesies yang mengalami konservasi evolusioner, yaitu tidak berubahnya morfologi tubuh dalam jangka waktu yang lama, namun banyak penemuan telah menunjukkan keragaman morfologi awal dari coelacanth.[14] Ikan ini mempunyai pigmen biru terang, dan merupakan yang paling terkenal di antara dua spesies yang masih ada. Spesies ini telah dinilai sebagai spesies yang terancam kritis dalam Daftar Merah IUCN.[7]

Anatomi dan fisiologi

sunting
 
Model Latimeria chalumnae di Oxford University Museum of Natural History.

Berat rata-rata Latimeria chalumnae adalah 80 kg (176 lb), dan panjangnya bisa mencapai 2 m (6,5 kaki). Betina dewasa sedikit lebih besar dari jantan. Latimeria chalumnae memiliki warna biru tua dengan bintik-bintik yang digunakan sebagai taktik kamuflase untuk berburu mangsa. Adaptasi anatomi serupa mencakup banyaknya sel visual seperti sel batang untuk membantu melihat akibat keterbatasan cahaya.[11] Hal ini dikombinasikan dan didukung oleh mata mereka yang besar untuk melihat di air yang gelap.[15]

Mirip dengan ikan bertulang rawan, Latimeria chalumnae memiliki kelenjar rektal, kelenjar pituitari, pankreas, dan sumsum tulang belakang. Untuk menyeimbangkan tekanan osmotik, ikan ini mengadopsi mekanisme osmoregulasi yang efisien dengan mempertahankan urea dalam darahnya.[16][17][18][19]

Latimeria chalumnae adalah spesies ovovivipar, artinya mereka menyimpan telurnya di dalam tubuh hingga menetas. Mereka juga memiliki kesuburan yang rendah karena masa kehamilannya yang lama, yaitu sekitar 13 bulan menurut studi Hureau & Ozouf (1977),[20] 3 tahun menurut studi Froese & Palomares (2000),[21] dan mencapai 5 tahun menurut studi terbaru oleh Mahé et al. (2021),[22] meskipun tidak banyak yang diketahui mengenai usia kematangan seksualnya.[23]

Habitat dan perilaku

sunting
 
Potret coelacanth hidup di kedalaman 69 m di lepas pantai Pumula di Pantai Selatan KwaZulu-Natal, Afrika Selatan.

L. chalumnae biasanya ditemukan pada kedalaman antara 180–210 m (590–690 kaki), namun terkadang ditemukan pada kedalaman 243 m (797 kaki)[12] dan dangkal pada kedalaman 54 meter (177 kaki).[24] L. chalumnae cenderung tinggal di gua bawah air, yang paling umum ditemukan di kedalaman ini. Hal ini mungkin membatasi jangkauan kedalaman maksimum mereka, seiring dengan kurangnya mangsa.[12] Mereka diketahui menghabiskan siang hari di dalam gua lava ini, kemungkinan besar untuk perlindungan dari predator, dan mencari makan di sekitarnya pada malam hari.[23] Coelacanth bersifat oportunistik dalam mencari makan.[25] Beberapa spesies mangsanya yang diketahui adalah ikan yang meliputi: Coranthus polyacanthus, Beryx splendens, Lucigadus ori dan Brotula multibarbata.[25] Sendi intrakranial dan otot basicranial terkait mereka kemungkinan juga memainkan peran penting namun belum dipahami dengan baik perannya dalam perilaku makan.[12][26]

Beberapa individu terlihat melakukan "headstands" (berdiri dengan kepala) saat makan, hal ini memungkinkan coelacanth menyeruput mangsanya dari celah di dalam gua lava.[27] Perilaku ini dimungkinkan karena kemampuan coelacanth untuk menggerakkan rahang atas dan bawah, yang merupakan ciri unik pada vertebrata yang masih memiliki kerangka tulang.[27]

Populasi dan konservasi

sunting

L. chalumnae tersebar luas namun sangat jarang di sekitar tepi barat Samudera Hindia, dari Afrika Selatan ke utara sepanjang pantai Afrika Timur, khususnya Region Tanga di Tanzania hingga Kenya, Komoro, dan Madagaskar, tampaknya terdapat di koloni-koloni kecil. Pada tahun 1991, diperkirakan 2-5 ekor coelacanth ditangkap secara tidak sengaja setiap tahunnya di Grand Comoro, yang merupakan sekitar 1% dari populasinya.[23] Antara tahun 1991 dan 1994, diperkirakan terjadi pengurangan total populasi coelacanth sebesar 30%.[28] Pada tahun 1998, total populasi coelacanth di Samudera Hindia Barat diperkirakan berjumlah 500 ekor atau kurang, jumlah yang mengancam kelangsungan hidup spesies tersebut.[29] Dekat Grand Comoro, sebuah pulau di barat laut Madagaskar, dihuni maksimal 370 individu.[23]

L. chalumnae dimasukkan ke dalam daftar terancam kritis dalam IUCN.[7] Berdasarkan traktat Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Terancam Punah, coelacanth dimasukkan dalam kelompok Apendiks I (terancam punah) pada 1989. Traktat ini melarang segala bentuk perdagangan internasional untuk keperluan komersial dan mengatur segala bentuk perdagangannya, termasuk pengiriman spesimen ke museum, melalui sistem perizinan.

Penemuan

sunting

Temuan pertama di Afrika Selatan

sunting
 
Spesimen Latimeria chalumnae, dipamerkan Naturhistorisches Museum, Wina, Austria [panjang: 170 cm (67 inc) - berat: 60 kg (130 lb)]. Spesimen ini ditangkap pada tanggal 18 Oktober 1974, dekat Salimani/Selimani (Grand Komoro,Kepulauan Komoro) 11°48′40.7″S 43°16′3.3″E / 11.811306°S 43.267583°E / -11.811306; 43.267583.
 
Coelacanth Comoran di Paviliun Komoro di Expo 2020 Dubai

Pada 23 Desember 1938, Hendrik Goosen, kapten kapal pukat Nerine, kembali merapat ke pelabuhan di East London, Afrika Selatan, setelah menjaring pukat di sekitar sungai Chalumna dan Ncera. Seperti biasa ia menelepon rekannya Marjorie Courtenay-Latimer, seorang kurator di sebuah museum East London, untuk menawarkan apakah ia mau memeriksa hasil tangkapannya hari ini dan memberitahukan bahwa ia telah menangkap seekor ikan aneh dan ia simpankan untuknya.[9] Korespondensi pada arsip di South African Institute for Aquatic Biodiversity (SAIAB, sebelumnya bernama JLB Smith Institute of Ichthyology) menunjukkan bahwa Goosen bahkan dengan sangat hati-hati menjaga agar ikan itu tidak rusak, dan menyuruh krunya untuk menyimpannya kepada museum East London. Goosen menyatakan bahwa ikan ini berwarna biru baja pada saat pertama kali diangkat, akan tetapi ketika kapal Nerine berlabuh di pelabuhan East London beberapa jam berikutnya, ikan ini telah berubah warna menjadi abu-abu tua.

Marjorie tidak dapat mengidentifikasi ikan ini yang tidak ditemukan dalam daftar spesies makhluk hidup dalam bukunya. Kemudian ia berusaha menghubungi koleganya, Professor J. L. B. Smith, akan tetapi ia tengah cuti Natal. Karena tidak dapat mengawetkan ikan ini, ia dengan enggan mengirim ikan ini taksidermis. Ketika Smith kembali, ia segera mengenali ikan ini sebagai seekor coelacanth, yang selama ini dikenali dari peninggalan fosilnya saja. Smith menamai ikan ini Latimeria chalumnae untuk meghormati Marjorie Courtenay-Latimer dan nama perairan tempat ditemukannya ikan ini. Kedua penemu ini kemudian diakui jasanya, dan ikan ini kemudian dikenal sebagai "fosil hidup". Coelacanth temuan 1938 ini masih dipamerkan di Museum East London, Afrika Selatan.

Namun, karena spesimen telah diisi, insang dan kerangkanya tidak tersedia untuk diperiksa, dan oleh karena itu masih ada keraguan apakah itu benar-benar spesies yang sama. Smith kemudian mulai berburu spesimen kedua yang memakan waktu lebih dari satu dekade.

Coelacanth Afrika kemudian diketahui oleh para nelayan di Kepulauan Grande Comore dan Anjouan, tempat tinggalnya di lereng, pada kedalaman antara 150 dan 700 meter (500 dan 2.300 kaki).[28]

Spesimen kedua, Malania anjouanae

sunting

Spesimen kedua, dengan sirip punggung dan sirip ekor yang hilang cacat, ditangkap pada tahun 1952 di lepas pantai Anjouan (Komoro). Pada saat itu diyakini sebagai spesies baru dan ditempatkan dalam genus baru juga, Malania,[30] dinamai untuk menghormati Perdana Menteri Afrika Selatan pada saat itu, Daniel François Malan, yang tanpa bantuannya spesimen ini tidak akan terawetkan dengan otot dan organ-organ dalam yang utuh.[31] Malania tidak dianggap sebagai taksa yang valid, dan kemudian digolongkan sebagai Latimeria chalumnae.

Taksonomi

sunting

Coelacanth Afrika (Latimeria chalumnae) dimasukkan ke dalam genus Latimeria, yang berbagi dengan satu spesies lain, coelacanth Indonesia (Latimeria menadoensis).[32][33] Dari September 1997-Juli 1998, dua ikan coelacanth ditemukan di lepas pantai Pulau Manado Tua, Sulawesi, Indonesia,[34] berbeda dengan Latimeria chalumnae yang ditemukan di dekat Kepulauan Komoro. Coelacanth Indonesia dapat dikenali dari warnanya yang abu-abu kecoklatan.[33]

Genetika

sunting

Genom dari Latimeria chalumnae diurutkan pada tahun 2013 untuk memberikan gambaran mengenai evolusi tetrapoda.[9] Coelacanth telah lama diyakini sebagai kerabat terdekat tetrapoda pertama di darat karena karakteristik tubuhnya.[35][36][37] Meskipun anggapan coelacanth sebagai kerabat terdekat tetrapoda sebenarnya sudah lama diragukan,[38][39][40][41][42] pengurutan genom memberikan bukti lebih lanjut bahwa ikan paru-paru, dan bukan coelacanth, adalah kerabat terdekat tetrapoda.[9] Urutan lengkap dan anotasi entri tersedia di browser genom Ensembl.[43]

Lihat juga

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Brouwers, Lucas (February 6, 2012). "Coelacanths are not living fossils. Like the rest of us, they evolve". Scientific American Blog Network. Scientific American. 
  2. ^ Musick JA (2000). "Latimeria chalumnae": e.T11375A3274618. doi:10.2305/IUCN.UK.2000.RLTS.T11375A3274618.en. 
  3. ^ "Appendices | CITES". cites.org. Diakses tanggal 2022-01-14. 
  4. ^ "Part 7- Vertebrates". Collection of genus-group names in a systematic arrangement. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 October 2016. Diakses tanggal 30 June 2016. 
  5. ^ Haaramo, Mikko (2007). "Coelacanthiformes – Latimeria-like coelacanths". Mikko's Phylogeny Archive. Diakses tanggal 3 July 2016. 
  6. ^ Wägele, Heike; Klussmann-Kolb, Annette; Kuhlmann, Michael; Haszprunar, Gerhard; Lindberg, David; Koch, André; Wägele, J Wolfgang (2011). "The taxonomist - an endangered race. A practical proposal for its survival". Frontiers in Zoology. 8 (1): 25. doi:10.1186/1742-9994-8-25. ISSN 1742-9994. PMC 3210083 . PMID 22029904. 
  7. ^ a b c Musick J. A. (2000). "Latimeria chalumnae". IUCN Red List of Threatened Species. 2000: e.T11375A3274618. doi:10.2305/iucn.uk.2000.rlts.t11375a3274618.en. 
  8. ^ Bruton, Michael N. (2018). The annotated Old Fourlegs: the updated story of the coelacanth. Gainesville: University press of Florida. ISBN 978-0-8130-6464-2. 
  9. ^ a b c d Amemiya, Chris T.; Alföldi, Jessica; Lee, Alison P.; Fan, Shaohua; Philippe, Hervé; MacCallum, Iain; Braasch, Ingo; Manousaki, Tereza; Schneider, Igor (2013). "The African coelacanth genome provides insights into tetrapod evolution". Nature. 496 (7445): 311–316. doi:10.1038/nature12027. ISSN 0028-0836. PMC 3633110 . PMID 23598338. 
  10. ^ Froese, R.; Pauly, D. (eds.). "Latimeria chalumnae summary page". FishBase. Diakses tanggal 2024-09-14. 
  11. ^ a b Locket, N. A. (1973). "Retinal structure in Latimeria chalumnae". Philosophical Transactions of the Royal Society of London. B, Biological Sciences. 266 (881): 493–518. doi:10.1098/rstb.1973.0054. ISSN 0080-4622. 
  12. ^ a b c d Fricke, H.; Hissmann, K. (2000). "Feeding ecology and evolutionary survival of the living coelacanth Latimeria chalumnae". Marine Biology. 136 (2): 379–386. doi:10.1007/s002270050697. ISSN 0025-3162. 
  13. ^ Smith, J. L. B. (1939). "A Living Fish of Mesozoic Type". Nature. 143 (3620): 455–456. doi:10.1038/143455a0. ISSN 1476-4687. 
  14. ^ Gess, Robert W.; Coates, Michael I. (2015). "Fossil juvenile coelacanths from the Devonian of South Africa shed light on the order of character acquisition in actinistians: Fossil Coelacanths from the South African Devonian". Zoological Journal of the Linnean Society. 175 (2): 360–383. doi:10.1111/zoj.12276. 
  15. ^ Forey, P. L. (1980). "Latimeria: a paradoxical fish". Proceedings of the Royal Society of London. Series B. Biological Sciences. 208 (1172): 369–384. doi:10.1098/rspb.1980.0056. ISSN 0080-4649. JSTOR 35433. 
  16. ^ Pickford, G. E. &; Grant, F. B. (1967). "Serum Osmolality in the Coelacanth, Latimeria chalumnae: Urea Retention and Ion Regulation". Science. 155 (3762): 568–570. doi:10.1126/science.155.3762.568. ISSN 0036-8075. 
  17. ^ Brown, G. W.; Brown, S. G. (1967). "Urea and Its Formation in Coelacanth Liver". Science. 155 (3762): 570–573. doi:10.1126/science.155.3762.570. ISSN 0036-8075. 
  18. ^ Lutz, Peter L.; Robertson, J. D. (1971). "Osmotic Constituents of the Coelacanth Latimeria chalumnae Smith". The Biological Bulletin. 141 (3): 553–560. doi:10.2307/1540268. ISSN 0006-3185. 
  19. ^ Griffith, Robert W.; Umminger, Bruce L.; Grant, Blake F.; Pang, Peter K. T.; Pickford, Grace E. (1974). "Serum composition of the coelacanth, Latimeria chalumnae Smith". Journal of Experimental Zoology. 187 (1): 87–102. doi:10.1002/jez.1401870111. ISSN 0022-104X. 
  20. ^ Hureau, J. C.; Ozouf-Costaz, C. (1977). "Détermination de l'âge et croissance du coelacanthe Latimeria chalumnae Smith, 1939 (Poisson, Crossoptérygien, Coelacanthidé)". Cybium 3e serie. 1 (2): 129–137. 
  21. ^ Froese, Rainer; Palomares, Maria Lourdes D. (2000). "Growth, Natural Mortality, Length–weight Relationship, Maximum Length and Length-at-first-maturity of the Coelacanth Latimeria chalumnae". Environmental Biology of Fishes. 58 (1): 45–52. doi:10.1023/A:1007602613607. ISSN 1573-5133. 
  22. ^ Mahé, Kélig; Ernande, Bruno; Herbin, Marc (2021). "New scale analyses reveal centenarian African coelacanths". Current Biology. 31 (16): 3621–3628.e4. doi:10.1016/j.cub.2021.05.054. ISSN 0960-9822. 
  23. ^ a b c d Fricke, Hans; Hissmann, Karen; Schauer, Jürgen; Reinicke, Olaf; Kasang, Lutz; Plante, Raphael (1991). "Habitat and population size of the coelacanth Latimeria chalumnae at Grand Comoro". Environmental Biology of Fishes. 32 (1-4): 287–300. doi:10.1007/BF00007462. ISSN 0378-1909. 
  24. ^ Fraser, Michael D.; Henderson, Bruce A.S.; Carstens, Pieter B.; Fraser, Alan D.; Henderson, Benjamin S.; Dukes, Marc D.; Bruton, Michael N. (2020). "Live coelacanth discovered off the KwaZulu-Natal South Coast, South Africa". South African Journal of Science. 116 (3/4). doi:10.17159/sajs.2020/7806. ISSN 1996-7489. 
  25. ^ a b White, Nicholas. (2017). "Latimeria chalumnae (Coelacanth)". Animal Diversity Web. Diakses tanggal 2024-09-14. 
  26. ^ Balon, E. (2007). Coelacanthiformes (pp. 189-196). Dalam: M. Hutchins, A. Evans, J. Jackson, D. Kleiman, J. Murphy, D. Thoney, (Eds). Grzimek's Animal Life Encyclopedia, Vol. 4, 2nd Edition. Detroit: Gale.
  27. ^ a b Hensel, Karol; Balon, Eugene K. (2001). "The Sensory Canal Systems of the Living Coelacanth, Latimeria Chalumnae: A New Instalment". Environmental Biology of Fishes. 61 (2): 117–124. doi:10.1023/A:1011062609192. ISSN 0378-1909. 
  28. ^ a b Plante, R; Fricke, H; Hissmann, K (1998). "Coelacanth population, conservation and fishery activity at Grande Comore, West Indian Ocean". Marine Ecology Progress Series. 166: 231–236. doi:10.3354/meps166231. ISSN 0171-8630. 
  29. ^ Jewett, S. L. (1998-11-11). "On the Trail of the Coelacanth, a Living Fossil". The Washington Post. 
  30. ^ Smith, J. L. B. (1953). "The Second Cœlacanth". Nature. 171 (4342): 99–101. doi:10.1038/171099a0. ISSN 1476-4687. 
  31. ^ Weinberg, S. (2006). A Fish Caught in Time: the Search for the Coelacanth. New York, NY: HarperCollins Publishers. pp. 63–82.
  32. ^ Pouyaud, Laurent; Wirjoatmodjo, Soetikno; Rachmatika, Ike; Tjakrawidjaja, Agus; Hadiaty, Renny; Hadie, Wartono (1999). "Une nouvelle espèce de cœlacanthe. Preuves génétiques et morphologiques". Comptes Rendus de l'Académie des Sciences - Series III - Sciences de la Vie. 322 (4): 261–267. doi:10.1016/S0764-4469(99)80061-4. 
  33. ^ a b Holder, Mark T.; Erdmann, Mark V.; Wilcox, Thomas P.; Caldwell, Roy L.; Hillis, David M. (1999). "Two living species of coelacanths?". Proceedings of the National Academy of Sciences. 96 (22): 12616–12620. doi:10.1073/pnas.96.22.12616. ISSN 0027-8424. PMC 23015 . PMID 10535971. 
  34. ^ Erdmann, Mark V.; Caldwell, Roy L.; Moosa, M. Kasim (1998). "Indonesian 'king of the sea' discovered". Nature. 395 (6700): 335–335. doi:10.1038/26376. ISSN 0028-0836. 
  35. ^ Romer, A. S. (1966). Vertebrate paleontology (3rd edition). Chicago: The University of Chicago Press.
  36. ^ Moy-Thomas, J. A. (1971). Paleozoic Fishes (2nd edn, extensively revised by R. S. Miles). Philadelphia: W. B. Saunders.
  37. ^ Young, J. Z. (1962). The Life of Vertebrates (2nd edition). Oxford University Press.
  38. ^ Wiley, E. O. (1978). The phylogenetic relationships of Latimeria chalumnae. Transactions of the Kansas Academy of Science. 81: 93–94.
  39. ^ Jarvik, E. (1968a). Aspects of vertebrate phylogeny. In Current problems of lower vertebrate phylogeny (ed. T. Orvig), pp. 497-523. Stockholm: Almquist and Wiksell. Jarvik, E. (1968b) The systematic position of the dipnoi. In Current problems of lower vertebrate phylogeny (ed. T. Orvig), pp. 223-245. Stockholm: Almquist and Wiksell.
  40. ^ Bjerring, H. C. (1973). Relationships of coelacanthiforms. In Interrelationships of fishes (ed. P. H. Greenwood, R.S. Miles & C.Patterson), pp. 179-205. New York: Academic Press.
  41. ^ Epple, A.; Brinn, Jack E. (1975). "Islet histophysiology: Evolutionary correlations". General and Comparative Endocrinology. 27 (3): 320–349. doi:10.1016/0016-6480(75)90201-4. ISSN 0016-6480. 
  42. ^ Lagios, M. D. (1979) The coelacanth and the chondrichthyes as sister groups: a review of shared apomorph characters and a cladistic analysis and reinterpretation, pp. 25–44. In: McCosker, J. E., Lagios, M. D. (eds) The biology and physiology of the living coelacanth. California Academy of Science, San Francisco.
  43. ^ "Latimeria_chalumnae - Ensembl genome browser 112". asia.ensembl.org. Diakses tanggal 2024-09-14. 

Pranala luar

sunting