Last Life in the Universe

film Thailand oleh Pen-Ek Ratanaruang

Ruang Rak Noi Nid Mahasan (bahasa Thai: รื่องรัก น้อยนิด มหาศาล, bahasa Indonesia: "Kisah Cinta Kecil yang Besar", bahasa Inggris: Last Life in the Universe) adalah sebuah film Thai arahan sutradara Pen-Ek Ratanaruang yang diedarkan tahun 2003. Film ini memiliki aspek tribahasa; kedua tokoh utama berkomunikasi dalam tiga bahasa: bahasa Thailand, Jepang dan Inggris, tergantung kemampuan kosakata masing-masing. Beberapa kritikus film menganggap Ruang Rak Noi Nid Mahasan memiliki sinematografi yang menakjubkan dan suasana kesunyian yang bermakna.

Last Life in the Universe
SutradaraPen-Ek Ratanaruang
ProduserWouter Barendrecht
Nonzee Nimibutr
Ditulis olehPen-Ek Ratanaruang
Prabda Yoon
PemeranTadanobu Asano
Sinitta Boonyasak
Laila Boonyasak
Penata musikHualampong Riddim
Small Room
SinematograferChristopher Doyle
PenyuntingPatamanadda Yukol
Perusahaan
produksi
Bohemian Films
Cinemasia
DistributorFive Star Production
Fortissimo Films
Tanggal rilis
8 Agustus 2003
Durasi112 menit
NegaraThailand
Jepang
Belanda
BahasaThai
Jepang
Inggris

Pemeran utama

sunting

Alur cerita

sunting

Kenji bekerja sebagai pustakawan Yayasan Jepang di Bangkok, Thailand. Lelaki eksentrik ini tinggal di apartemen yang sangat rapi dan penuh dengan tumpukan buku. Kenji gemar mencoba membunuh dirinya sendiri. Baginya, kematian adalah suatu tidur siang yang menyenangkan di antara kehidupan. Namun berbagai upaya yang ragu-ragu untuk membunuh dirinya selalu terhalang oleh orang-orang di sekitarnya, terutama Yukio, kakak Kenji.

Yukio, yang kemungkinan seorang bandit Jepang (yakuza), kabur ke Thailand setelah bersanggama dengan anak perempuan majikannya. Takashi, teman Yukio, berpendapat jika peristiwa tersebut menimpa anak perempuannya, dia tidak akan segan-segan membunuh sang pelaku; Yukio tidak mengindahkan peringatan itu. Yukio kadang-kadang mengunjungi sebuah klab malam untuk berinteraksi dengan Nid, seorang pramuria setempat. Noi, kakak perempuan Nid, geram terhadap adiknya yang bersetubuh dengan mantan pacarnya, Jon.

Suatu hari di perpustakaan, Kenji berkesempatan memata-matai Nid yang sedang berpakaian seragam sekolah. Sekembalinya di rumah, Kenji menemukan sepucuk pistol yang disembunyikan kakaknya. Tatkala Kenji hendak menembak dirinya sendiri, Takashi- yang rupanya anak buah majikan Yukio- menembak Yukio hingga tewas di ruang tamu. Nasib Takashi pun setali tiga uang halnya dengan Yukio; Kenji menembaknya beberapa saat setelah Yukio tertembak. Pada malam harinya, Kenji sedang berusaha menjatuhkan dirinya dari jembatan ketika mobil yang dinaiki Noi dan Nid berhenti mendadak dekat trotoar tempat Kenji berada. Kedua gadis tersebut rupanya sedang bertengkar. Nid, turun dari mobil, tertabrak oleh mobil yang sedang melaju kencang dan langsung tewas seketika.

Kenji dan Noi, keduanya kehilangan seorang saudara, menjalin persahabatan untuk sementara waktu. Kenji- bersifat mawas diri- ingin tinggal di rumah Noi- yang terletak dekat pantai- karena dia tidak mau tinggal bersama dua mayat yang tergeletak di apartemennya. Permintaan tersebut dikabulkan Noi yang bersifat terbuka (ekstrover). Kenji- tidak tahan melihat rumah Noi yang berantakan dan kotor- membersihkan rumah tersebut, sedangkan Noi menyiapkan diri pergi ke Jepang beberapa hari lagi untuk melanjutkan kariernya. Unsur-unsur nonrasional mulai timbul pada film ini; Noi tercengang melihat rumahnya yang sangat bersih, sedangkan Kenji merasa Noi berangsur-angsur mirip dengan Nid. Persahabatan kedua pasangan ini pun berubah menjadi hubungan semi-romantis. Sementara itu, Jon yang masih kesal karena Noi tidak menginginkannya, mulai menelepon Noi sambil mengancamnya. Tiga orang yakuza turut diutus ke Bangkok untuk menyelidiki kematian Takashi.

Pada segmen terakhir, Kenji mengantar Noi ke bandara. Sesampainya di sana, Kenji memutuskan dia akan ikut dengan Noi ke Jepang. Setibanya di apartemen untuk mengambil barang-barang, Kenji sengaja menendang setumpuk buku hingga jatuh. Sewaktu dia berada di kamar mandi, Jon, lalu ketiga yakuza tiba di apartemennya. Kenji menembak Jon lalu kabur melalui jendela. Film ini kemudian berubah-ubah antara dua akhir cerita: Kenji meringkuk di penjara karena alasan yang tidak diketahui, dan Kenji kembali bersama dengan Noi di Jepang.

Penonton dalam beberapa kesempatan dapat melihat seekor cecak yang tinggal di rumah Noi, serta The Last Lizard ("Cecak Terakhir"), buku anak-anak milik Kenji mengenai seekor cecak yang suatu hari mendapati ia adalah anggota terakhir dalam spesiesnya. Cecak fiktif tersebut menyadari hidup bersama cecak lain yang kerap mengganggunya lebih baik daripada hidup sendirian.

Tafsiran

sunting

Ada beberapa interpretasi tentang akhir cerita. Tafsiran pertama, Kenji betul-betul kembali bersama Noi, setelah penahanan sementara oleh pihak berwenang. Kedua, Kenji hanya bermimpi tentang Nid/Noi, suatu hal yang lebih baik daripada membunuh dirinya sendiri. Apakah penahanan Kenji karena membunuh dua atau lima orang juga diperdebatkan. Tafsiran lainnya menilai keseluruhan tema film ini berdasarkan cerita terkenal An Occurence at Owl Creek Bridge ("Sebuah Kejadian di Jembatan Anak Sungai Burung Hantu"); gambaran sekilas yang mungkin dilihat Kenji sebelum dia sukses membunuh diri atau sebelum dibunuh oleh Takashi.

Kerumitan lainnya adalah walaupun seorang kutu buku, kemungkinan Kenji dahulu seorang yakuza; sebuah tato terukir di punggungnya. Alasannya karena Kenji dan Noi sebetulnya hanya berkhayal seakan-akan mereka semakin mirip dengan mendiang saudara masing-masing.

Pranala luar

sunting