Kue Inti merupakan salah satu kudapan yang terbuat dari tepung ketan. Kue ini diisi dengan parutan kelapa yang gurih dan manis. Sehingga dengan perpaduan itu, kue inti memiliki cita rasa tersendiri nan khas. Rasa legit yang dihasilkan tepung ketan lumer dengan isiannya yang manis saat dikunyah.

Kue inti biasanya disajikan ketika ada acara seperti baralek, takziah, dan juga acara lainnya, meskupun berasal dari Kurai, kue inti sangat sulit ditemukan saat sekarang ini karena kalah saing dengan kue lainnya

Pengolahan sunting

Cara pengolahannya merupakan tepung ketan dicampur dengan cara mengaduk-aduk dan menarik-narik adonan dengan tangan dengan air kelapa dan sedikit air gula sampai menjadi adonan yang bisa dibentuk lalu diamkan selama kurang lebih 5 jam. Untuk membuat isi (oleh masyarakat Kapau disebut sarikayo), kelapa parut muda dimasak dengan gula. Jika ingin isi ini berwarna merah, maka menggunakan gula aren, sebaliknya jika ingin isinya berwarna putih maka menggunakan gula pasir ke dalam adonan ditambahkan daun pandan yang diris-iris, garam dan vanili.[1]

Proses masak sunting

Adonan dimasak menggunakan kuali besi dan terus diaduk sampai adonan mengental. Biasanya memakan waktu 2 - 3 jam untuk adonan menjadi dingin. Jika belum benar-benar dingin sudah dimasukkan ke dalam kulitnya maka inti bisa pecah ketika digoreng. Proses selanjutnya adonan kulit dibentuk menjadi bulat kira-kira sebesar telur ayam, masukkan isi ke dalamnya dan tutup kembali. Kemudian digoreng dengan minyak panas. Bentuk inti ada dua macam yaitu bulat seperti bola dan bulat lonjong.[1]

Referensi sunting

  1. ^ a b ENSIKLOPEDI MAKANAN TRADISIONAL INDONESIA (SUMATERA). Jakarta: Proyek Pelestarian dan Pengembangan Tradisi dan Kepercayaan. 2004. hlm. 135–140.