Konflik perbatasan Polandia-Cekoslowakia

konflik dari 1918 hingga 1958

Konflik perbatasan antara Polandia dan Cekoslowakia adalah konflik yang dimulai pada 1918, antar kedua negara merdeka yang baru dibentuk antara Republik Kedua Polandia dan Republik Cekoslowakia Pertama. Konflik berpusat di wilayah-wilayah sengketa Cieszyn Silesia, Teritorial Orava dan Spiš. Setelah Perang Dunia II, wilayah tersebut diperluas dengan mengikutsertakan daerah-daerah di sekitar kota Kłodzko dan Racibórz, yang dimiliki oleh Jerman hingga tahun 1945. Konflik tersebut meruncing pada 1919, hingga akhirnya diselesaikan pada 1958 melalui perundingan antara Republik Rakyat Polandia dan Republik Sosialis Cekoslowakia.

Konflik perbatasan Polandia dan Cekoslowakia
Tanggal1918–1958
LokasiPerbatasan Polandia-Cekoslowakia
Hasil Perundingan oleh kedua negara pada 1958.
Pihak terlibat
Polandia Polandia Cekoslowakia Cekoslowakia
Perubahan teritorial perbatasan Hungaria-Galisia Austria, kelak Slowakia-Polandia antara 1902 hingga 1958 (bagian merah: ke Galisia Austria/Polandia; bagian hijau: ke Hungaria/Slowakia.

Sebelum Perang Dunia I

sunting

Sebelum Perang Dunia I, Spiš dan Orava merupakan wilayah multi-etnis, yang sebagian besar dihuni oleh kelompok etnis Goral di bagian paling utara kedua wilayah tersebut, termasuk penduduk di daerah Čadca. Dalam banyak hal, kelompok etnis Goral memiliki dialek dan kebiasaan yang mirip dengan kelompok etnis Podhale Goral. Pada akhir abad ke-19, kawasan di dalam dan sekitar Pegunungan Tatra, menjadi sangat populer dalam hal kepariwisataan bagi kalangan berpendidikan tinggi Polandia dan cerita rakyat Podhale Goral, sangat diromantisasi oleh para penulis dan seniman. Dialek Goral menjadi objek studi populer bagi kalangan ahli bahasa, yang terkait dengan sejarah bahasa Polandia karena basis Polandia kunonya.

Sehingga pada akhir abad ke-19, para intelektual Polandia secara umum mendapati penutur bahasa Goral di wilayah Spiš, Orava dan sekitar Čadca sebagai Polandia secara etnografis seperti Podhale, terlepas dari kesadaran (atau kekurangan) aktual kebangsaan para penduduknya. Terkecuali wilayah Orava timur laut dengan masuknya para pendeta terdidik Polandia ke paroki-paroki Katolik setempat, serta beberapa peredaran surat kabar berbahasa Polandia Gazeta Zakopiańska.

Pembentukan Polandia dan Cekoslowakia

sunting
 
Perubahan perbatasan Polandia-Ceko (1918 hingga 1958).

Setelah berakhirnya Perang Dunia I, kedua negara merdeka yang baru dibentuk yakni Republik Polandia Kedua dan Republik Cekoslowakia Pertama, saling mengklaim wilayah Cieszyn Silesia. Klaim Cekoslowakia atas wilayah tersebut karena alasan etnis dan strategis, tetapi utamanya karena berlatar belakang sejarah dan atas alasan ekonomi. Wilayah yang disengketakan tersebut adalah bagian dari tanah bersejarah yang termasuk ke dalam Wilayah Mahkota Bohemia. Satu-satunya jalur kereta api dari wilayah Ceko ke Slowakia timur (jalur Kereta Api Košice-Bohumín) melewati wilayah Cieszyn Silesia dan akses terhadap jalur kereta api ini, sangat penting bagi Cekoslowakia. Negara baru tersebut, berperang dengan Béla Kun dari Republik Soviet Hungaria, yang berupaya untuk membangun kembali kedaulatan Hungaria atas Slowakia. Wilayah Cieszyn Silesia juga sangat kaya akan sumber daya batu bara hitam dan merupakan wilayah paling maju dari seluruh Austria-Hongaria. Semua hal tersebut mengemukakan kepentingan strategis wilayah ini ke Cekoslowakia. Di sisi lain, sebagian besar penduduknya adalah orang Polandia, meskipun minoritas Ceko dan Jerman cukup besar.

Klaim Polandia atas wilayah Cieszyn Silesia berdasarkan kriteria etnis, menurut sensus terakhir Austria pada 1910, mayoritas penduduknya adalah orang Polandia.[1]

Polandia dan Ceko masing-masing membentuk dewan lokal swa-pemerintah yang pada awalnya kedua dewan tersebut mengklaim seluruh wilayah Cieszyn Silesia, sebagaimana yang dideklarasikan oleh dewan Polandia Rada Narodowa Księstwa Cieszyńskiego pada 30 Oktober 1918 dan dewan Ceko Národní výbor pro Slezsko pada 1 November 1918.[2] Setelah Perang Dunia I dan pecahnya Austria-Hongaria, sebagian besar wilayah tersebut, diambil alih oleh otoritas Polandia setempat pada 31 Oktober 1918. Ketidakmampuan kedua dewan nasional tersebut dalam menentukan batas akhir penetapan wilayah, tercermin dalam kesepakatan sementara yang dibuat pada 2 November 1918,[2] lalu wilayah tersebut dibagi antara Polandia dan Cekoslowakia melalui kesepakatan sementara lainnya yang dibuat pada 5 November 1918.[1] Kedua dewan tersebut akhirnya melebur ke pemerintah pusat independen masing-masing di Praha dan Warsawa pada 1919.

Tidak seluruh penduduk menyambut baik atas penambahan wilayah Spiš dan Orava sebagai negara bagian baru Cekoslowakia, dengan dideklarasikannya Dewan Nasional Polandia pada November 1918 di Jablonka dan deklarasi Dewan Nasional Spisz yang pro-Polandia di Stará Ľubovňa. Pada 6 November 1918, pasukan Polandia memasuki Spiš dan mundur sebulan berikutnya setelah menderita kekalahan di Kežmarok dan mendapat tekanan dari Entente. Meskipun perintah penarikan pasukan dari Warsawa dilakukan pada Januari 1919, Polandia berhasil merebut kembali wilayah utara Spiš dan dataran tinggi Orava pada Juni 1919. Polandia menuntut seluruh bagian utara wilayah tersebut hingga ke Poprad. Kedua pemerintah berjanji untuk melakukan referendum di desa-desa di Spiš utara dan wilayah Orava timur laut, tetapi janji tersebut tidak ditepati, hingga kedua pemerintah menyetujui arbitrasi.[butuh rujukan]

Serangan Cekoslowakia 1919

sunting

Pada Januari 1919, pecah perang antara Republik Polandia Kedua dan Republik Cekoslowakia Pertama atas wilayah Cieszyn Silesia di Silesia. Hal ini diakibatkan adanya penolakan dari pemerintah Polandia untuk tetap menyelenggarakan pemilihan parlemen nasional di wilayah yang disengketakan, karena tidak ada pemerintahan yang berdaulat. Permintaan tersebut datang dari pemerintah Cekoslowakia di Praha melalui perjanjian sementara.[butuh rujukan]

Perundingan 1920-an

sunting

Melalui Konferensi Spa yang diselenggarakan pada 28 Juli 1920 di Belgia, diputuskan wilayah bagian barat yang disengketakan, diberikan kepada Cekoslowakia, sementara bagian timur diberikan kepada Polandia yang menciptakan Zaolzie dengan warga minoritas Polandia di wilayah Cekoslowakia.[butuh rujukan]

Presiden Cekoslowakia, Edvard Beneš juga menyetujui untuk menyerahkan 13 desa di barat laut Spiš ke Polandia (khususnya Nowa Biała, Jurgów dan Niedzica) seluas 195 km2 dengan populasi 8.747 penduduk dan 12 desa di timur laut Orava (sekitar Jabłonka) seluas 389 km2 dengan populasi 16.133 penduduk. Pihak otoritas Cekoslowakia secara resmi menganggap penduduk mereka sebagai orang-orang Slowakia, tetapi di sisi lain menunjukkan bahwa dialek yang digunakan di sana adalah bahasa Polandia. Pemerintah Polandia tidak puas dengan keputusan tersebut.

Konflik ini akhirnya diselesaikan di Dewan Liga Bangsa-Bangsa (pengadilan hukum internasional) pada 12 Maret 1924, yang memutuskan bahwa Cekoslowakia tetap mempertahankan wilayah Javorina dan Ždiar yang mensyaratkan pertukaran wilayah tambahan di Orava dan wilayah sekitar Nižná Lipnica menjadi milik Polandia dan wilayah di sekitar Suchá Hora dan Hladovka menjadi milik Cekoslowakia.[butuh rujukan]

Aneksasi oleh Polandia 1938

sunting
 
Bagian biru: Wilayah yang dianeksasi Polandia setelah Persetujuan München dan Putusan Arbitrase Wina Pertama.

Persetujuan München

sunting

Pada 1938, dalam wilayah yang sedianya diminta Nazi Jerman dari Cekoslowakia adalah jalur penting persimpangan kereta api kota Bohumín. Orang Polandia menganggap kota tersebut wilayah yang krusial untuk kepentingan Polandia. Kemudian, pada 28 September, Beneš menulis sebuah catatan kepada pemerintah Polandia yang menawarkan untuk membuka kembali perdebatan seputar demarkasi teritorial di Těšínsko terkait hubungan yang saling menguntungkan, tetapi ia menunda pengiriman catatan tersebut dengan harapan akan mendapatkan kabar baik dari London maupun Paris, tetapi harapan tersebut tidak pernah ia dapatkan. Beneš kemudian beralih ke kepemimpinan Soviet di Moskwa, yang telah memulai mobilisasi parsial di bagian timur Belarus dan Ukraina serta mengancam Polandia untuk membatalkan pakta non-agresi Soviet-Polandia.[3]

Pada 30 September siang hari, Polandia memberikan ultimatum kepada pemerintah Cekoslowakia yang menuntut untuk segera mengevakuasi pasukan dan polisi Cekoslowakia serta memberi tenggat waktu hingga tengah hari keesokan harinya. Pada 1 Oktober pukul 11:45, Kementerian Luar Negeri Cekoslowakia memanggil duta besar Polandia di Praha dan mengatakan kepada duta besar tersebut, bahwa Cekoslowakia setuju untuk mengabulkan permintaan Polandia. Pasukan Polandia yang dipimpin oleh Jenderal Władysław Bortnowski, mencaplok wilayah seluas 801,5 km2 yang berpenduduk 227.399 jiwa.

Arbitrase Wina Pertama

sunting

Pada November 1938, Polandia menyeberang ke wilayah Slowakia, yang mengakibatkan baku tembak di Spisz dan jatuhnya dua korban di pihak Polandia.[4] Polandia menduduki sebagian wilayah utara Slowakia dan mendapatkan wilayah di sekitar Suchá Hora dan Hladovka, di sekitar Javorina, serta tambahan wilayah di sekitar Lesnica di Pegunungan Pieniny, wilayah kecil di sekitar Skalité dan beberapa wilayah kecil lainnya di perbatasan. Polandia secara resmi menerima wilayah tersebut pada 1 November 1938.

Perang Dunia II

sunting

Republik Slowakia Pertama memperoleh kembali wilayah-wilayah yang hilang antara tahun 1920 hingga 1924 dan wilayah yang hilang pada 1938. Aneksasi ulang ini terjadi pada Oktober 1939 (terkonfirmasi secara resmi tanggal 24 November 1939) ketika Slowakia mendukung serangan Nazi Jerman ke Polandia bulan September 1939. Aneksasi oleh negara boneka Slowakia menyelamatkan Slowakia dan sebagian populasi kecil Polandia di wilayah tersebut, terhadap teror terbuka Nazi Jerman, seperti yang dipraktikkan di Pemerintahan Umum hingga Slowakia setuju untuk turut ambil bagian dalam Holocaust, tetapi bahkan kebijakan genosida kemudian diarahkan secara khusus terhadap orang-orang Yahudi dan Roma.[5]

Kesudahan

sunting

Pada 1945, perbatasan antara Polandia dan Cekoslowakia ditentukan sesuai dengan garis perbatasan tahun 1920.[6]

Pada 10 Maret 1947, sebuah perjanjian yang menjamin hak-hak dasar bagi orang Slowakia di Polandia, ditandatangani antara Cekoslowakia dan Polandia. Perjanjian ini menghasilkan dibukanya 41 sekolah dasar di Slowakia dan 1 sekolah menengah atas dibuka di Polandia.

Pada 13 Juni 1958, kedua negara menandatangani perjanjian di Warsawa yang menegaskan perbatasan kedua negara pada garis perbatasan 1 Januari 1938 (garis perbatasan yang ditetapkan sebelum Persetujuan München yang diberlakukan Nazi, memindahkan wilayah dari Cekoslowakia ke Polandia).

Pada Maret 1975 Cekoslowakia dan Polandia mengubah perbatasan mereka di sepanjang sungai Dunajec untuk mengizinkan Polandia membangun bendungan di wilayah Czorsztyn dan Niedzica, sebelah tenggara Kraków.[7]

Referensi

sunting
  1. ^ a b Zahradnik, Stanisław; Ryczkowski, Marek (1992). Korzenie Zaolzia (dalam bahasa Polski). Warsaw, Prague, Třinec: Polska Agencja Informacyjna. hlm. 52, 178–179. OCLC 177389723. 
  2. ^ a b Gawrecká, Marie (2004). Československé Slezsko mezi světovými válkami 1918-1938 (dalam bahasa Cheska). Opava: Slezská Univerzita, Filozoficko-přírodovědecká Fakulta, Ústav Historie A Muzeologie. hlm. 21. ISBN 80-7248-233-5. 
  3. ^ Igor Lukes; Erik Goldstein (1999). The Munich Crisis, 1938: Prelude to World War II. Psychology Press. ISBN 0-7146-4995-3. OL 7800222M. 
  4. ^ "27 listopada 1938 r. Bitwa pod Zdziarem". nowahistoria.interia.pl (dalam bahasa Polski). Diakses tanggal 28 Januari 2021. 
  5. ^ Stanley S. Seidner (1982). Marshal Edward Śmigły-Rydz and Poland, 1935-1939 (dalam bahasa Inggris). New York: St. John's University. 
  6. ^ Szczepański, Władysław. "Konflikt graniczny polsko-czechosłowacki w latach 1945–1947 – Inne Oblicza Historii" (dalam bahasa Polski). ioh.pl. Diakses tanggal 12 Juni 2023. 
  7. ^ "Dunajec River" (dalam bahasa Inggris). britannica.com. 13 Desember 2011. Diakses tanggal 11 Juni 2023. 

Pustaka lanjutan

sunting
  • Gasiorowski, Zygmunt J. (Desember 1956). "Polish-Czechoslovak Relations, 1918-1922". The Slavonic and East European Review. Modern Humanities Research Association. 35 (84): 172–193. JSTOR 4204799. 
  • Thaddeus V, Gromada (1979). "Slovak Nationalists and Poland during the Interwar Period". Jednota Annual Furdek. 18: 241–253. 
  • Jesenský, Marcel (2014). The Slovak–Polish Border, 1918-1947. London: Palgrave Macmillan UK. ISBN 1137449624. OL 34565442M. 
  • Volokitina, T.T (2000). "The polish‐Czechoslovak conflict over Teschen: The problem of resettling poles and the position of the USSR". Journal of Communist Studies & Transition Politics. 16 (1): 46–63. doi:10.1080/13523270008415429. 
  • Woytak, Richard A. (1 September 1972). "Polish Military Intervention into Czechoslovakian Teschen and Western Slovakia in September-November 1938". East European Quarterly. 6 (3): 376–387.