Kerajaan-kerajaan di tepi Sungai Nil

Peradaban Afrika kuno diawali di tepi Sungai Nil. Pada sekitar tahun 3100 SM - 325 M muncul peradaban Mesir Kuno dan Nubia di lembah Sungai Nil yang merupakan dataran yang subur.[1] Peradaban di tepi Sungai Nil menjadi pembuka peradaban Afrika kuno. Peradaban di lembah Sungai Nil ini menyumbang kontribusi penting dalam sejarah Afrika dari sisi sosial budaya, militer, bentuk pemerintahan, praktik religiusnya, serta kepercayaan mereka terhadap kehidupan setelah seseorang meninggal.

Kerajaan-Kerajaan di Tepi Sungai Nil sunting

Awalnya kerajaan di lembah Sungai Nil yang sering disebut hanyalah Kerajaan Mesir kuno. Namun rupanya bukan hanya Kerajaan Mesir yang tumbuh dan eksis di lembah yang subur ini. Ada satu kerajaan lagi yang besar dan digdaya sama halnya dengan Mesir, yaitu Kerajaan Nubia.[1] Orang Mesir Kuno menyebut Kerajaan Nubia sebagai Kush.[2] Kerajaan Nubia membentang dari sebelah utara Sudah hingga bagian selatan Mesir.

Kerajaan Mesir kuno dan Kerajaan Nubia berdasarkan penelitian arkeologi ini tidak selalu hidup harmonis. Ada kalanya kedua kerajaan tersebut berperang, memerebutkan kekuasaan, namun ada juga waktu-waktu di mana satu kerajaan menjadi bagian dari imperium. Mesir pernah diperintah oleh Nubia, dan sebaliknya.[3] Salah satu raja Nubia yang pernah memerintah Mesir yaitu Piye. Firaun dari Nubia ini memerintah Nubia dan Mesir pada tahun 746 hingga 716 SM.[1]

Kerajaan Nubia terkenal dengan batu mineral dan simpanan kekayaan emasnya yang berlimpah. Pada masa kejayaannya, Nubia menjadi tempat pintu gerbang perdagangan barang-barang mewah seperti gading dan dupa.[4] Sedangkan kerajaan Mesir kuno dikenal sebagai negeri yang mengirimkan kain produksi mereka.[1] Mereka juga bangsa penemu, Mesir kuno menemukan banyak hal yang masih digunakan oleh peradaban modern saat ini seperti kunci, kertas, papan permainan, dan pasta gigi.[5][6]

Pengaruh Sungai Nil ke Kehidupan sunting

Sungai Nil memberikan pengaruh besar kepada kehidupan masyarakat kedua kerajaan tersebut. Sungai ini seringkali meluap, bahkan rata-rata setiap tahunnya terjadi banjir.[7] Ketika banjir tersebut berakhir, maka yang tertinggal adalah kandungan mineral berupa sedimentasi yang membuat lahan di sekitarnya menjadi subur untuk digunakan sebagai lahan pertanian. Ketika peradaban Mesir kuno semakin maju maka kemudian muncullah gagasan untuk membuat saluran irigasi.[7]

Sama halnya dengan masyarakat Mesir kuno, perekonomian Nubia juga mengandalkan salah satunya bidang pertanian. Mereka bertanam dari biji-bijan, lentil, kurma, hingga kacang polong.

Bukti dan peninggalan arkeologi sunting

Bukti eksistensi dari dua kerajaan kuno tersebut ditemukan lewat penggalian dan peninggalan arkeologi. Yang paling terkenal dari peninggalan arkeologi baik dari Kerajaan Nubia maupun Mesir kuno adalah monumennya, seperti piramida dan kuil.[1] Piramida Mesir kuno yang terkenal adalah Piramida Agung Giza dengan bangunan patung singa berkepala manusia yang disebut Sphinx Agung Giza. Sedangkan kuil peninggalan Mesir kuno adalah kuil Hatshepsut.[7]

Nubia juga memiliki kebudayaan mendirikan piramida dan kuil. Piramidanya yang terbesar adalah Piramida Taharqa, yaitu firaun Nubia yang memerintah sekitar tahun 690-664 SM. Piramida Taharqa memiliki ukuran tinggi 79 meter dengan lebar 52 meter untuk setiap sisinya.[1] Tak jauh dari lokasi Piramida Taharqa terdapat kuil Amun. Amun atau Amon adalah dewa bangsa Mesir yang juga disembah bangsa Nubia.

Daftar Referensi sunting

  1. ^ a b c d e f Sherrow, Victoria (2007). Afrika Kuno: Arkeologi Menguak Rahasia Masa Lampau. National Geographic. 
  2. ^ "The Story of Africa| BBC World Service". www.bbc.co.uk. Diakses tanggal 2020-08-31. 
  3. ^ "Nubia | Definition, History, Map, & Facts". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-31. 
  4. ^ "The History of Ancient Nubia | The Oriental Institute of the University of Chicago". oi.uchicago.edu. Diakses tanggal 2020-08-31. 
  5. ^ "Ten Facts About Ancient Egypt". National Geographic Kids. 2017-03-05. Diakses tanggal 2020-08-31. 
  6. ^ Andrews, Evan. "11 Things You May Not Know About Ancient Egypt". HISTORY (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-31. 
  7. ^ a b c "Ancient Egyptian civilization (article)". Khan Academy (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-31.