Kembali ke Sion (Ibrani: שִׁיבָת צִיּוֹן, Shivat Tzion, atau שבי ציון, Shavei Tzion, artinya orang-orang yang kembali ke Sion) merujuk kepada peristiwa dalam kitab biblikal Ezra-Nehemia dimana kaum Yahudi kembali ke Tanah Israel dari pembuangan Babilonia menyusul dekrit dari kaisar Koresh Agung, penakluk Kekaisaran Neo-Babilonia pada 539 SM, yang juga dikenal sebagai edik Koresh. Istilah tersebut mula-mula dicetuskan setelah penghancuran Bait Allah Kedua pada 70 M.

Pengartian biblikal dari kembali ke Sion, aliyah, kemudian diambil dari peristiwa kuno dan diadopsi sebagai definisi dari sleuruh imigrasi Yahudi ke Tanah Israel dan Negara Israel pada zaman modern. Periode antara kembali ke Sion dan zaman modern terdiri dari beberapa upaya kelompok kecil untuk berimigrasi ke Tanah Israel, dan periode tersebut dapat terbagi dalam dua kategori: yang satu untuk aliyah pada Abad Pertengahan dan pada periode Renaisans, dan yang lainnya untuk Aliyah pada zaman modern (abad ke-18 dan permulaan abad ke-19).

Aliyah modern dimulai pada pertengahan abad ke-19, ke Jaffa, dari para pengikut Yehuda Bibas dan Judah Alkalai, yang dikenal sebagai "Pewarta Zionisme" (מבשרי הציונות) pionir Zionisme modern, dan aliyot lainnya (bentuk jamak dari aliyah) dilakuakn setelah pendirian Negara Israel modern.

Pranala luar

sunting