Kelenteng Tjoe Tik Kiong

bangunan kuil di Indonesia

Kelenteng Tjoe Tik Kiong (Cide Gong) adalah salah satu kelenteng serta bangunan kuno di Kota Pasuruan. Lokasi kelenteng terletak di dekat pelabuhan dan dibangun sekitar abad 16 M. Klenteng ini dibangun oleh orang-orang lokal, tetapi arca-arcanya seperti Tianhou, Guanyin, Tudi Gong, dan Jialin didatangkan langsung dari negeri Tiongkok pada tahun 1857. Keistimewaan dari klenteng ini adalah lukisan temboknya yang indah.[1]

Tempat Ibadah Tridharma Tjoe Tik Kiong
TITD Tjoe Tik Kiong, Pasuruan
Informasi umum
Gaya arsitekturKelenteng
LokasiIndonesia Kota Pasuruan, Jawa Timur
AlamatJalan Lombok Nomor 7 Kota Pasuruan, Kabupaten Pasuruan
Mulai dibangunAbad 17 M
Data teknis
Jumlah lantai1

Sejarah

sunting

Orang Tionghoa sudah ada di Pasuruan sejak abad ke-16. Kelenteng Tjoe Tik Kiong sebagai tempat ibadah orang Tionghoa di Pasuruan diperkirakan sudah ada pada sejak abad ke 16. Tombe, pengelana bangsa Prancis yang pernah mengunjungi komunitas Tionghoa di Pasuruan pada th. 1803, memperkirakan penduduk Tionghoa yang hidup berkelompok waktu itu merupakan sepertiga dari penduduk Pasuruan (Franke, 1997:vol.2, jilid 2:831). Selama abad ke-19, di Hindia Belanda berlaku undang-undang yang dinamakan Wijkenstelsel. Undang-undang kolonial ini pada dasarnya memisahkan hunian kelompok etnis yang hidup di kota-kota selama abad ke-19. Orang Tionghoa yang sebelumnya memang banyak yang hidup secara berkelompok di kota-kota di Jawa mendiami sebuah satuan hunian yang biasa disebut sebagai Pecinan.[2]

Pada akhir abad ke-19, penerapan undang-undang wijkenstelsel sudah agak longgar sehingga banyak orang Tionghoa membangun rumah di luar daerah Pecinan yang semakin padat. Bangunan-bangunan Tionghoa baru pada akhir abad ke-19 banyak terdapat di sekitar jalan Raya (sekarang Jl. Sukarno Hatta), Jl. Hasanudin, dan daerah sekitarnya di Pasuruan. Pengamatan ini diperkuat dengan adanya Kelenteng Tjoe Tik Kiong di daerah sana.[2]

Arsitektur

sunting
 
Sayap kanan Kelenteng Tjoe Tik Kiong, Pasuruan, merupakan bangunan untuk altar Kwan Kong

Pada bagian atas gerbang masuk kelenteng terdapat ornament berbentuk sepasang naga dan burung Hong. Di belakang gerbang terdapat panggung mini untuk pementasan wayang Potehi yang biasa dipentaskan mengikuti agenda umat kelenteng yang memiliki hajatan tertentu. Lakon yang dimainkan juga tertentu pula. Setahun sekali, panggung wayang Potehi mementaskan lakon tentang Kwan Sing Tee Koen (Dewa Kwan Kong) yang menjadi salah satu dewa utama kelenteng Tjoe Tik Kiong.

Sekitar 12 meter dari panggung mini terdapat gerbang dengan ornamen patung harimau. Pada bagian atas gerbang terdapat ornamen sepasang patung naga. Di dalam gerbang kedua terdapat beberapa ruangan kelenteng, yaitu ruangan utama kelenteng, ruangan altar Kwan Sing Tee Koen di sayap kanan, dan ruangan kantor di sayap kiri. Pada halaman depan terdapat sepasang patung Singa dan tungku pembakaran berbentuk pagoda.

Bagian depan ruangan utama dilengkapi berbagai perlengkapan ibadah dan ornamen khas kelenteng seperti hiolo, lilin, lampion, hio, relief harimau, relief naga, pajangan replika senjata-senjata, dan sebagainya. Dinding-dinding sisi kiri dan kanan ruangan dihiasi lukisan-lukisan tentang sejarah dan legenda Tiongkok kuno. Berbagai altar Dewa kelenteng berada di dalam ruangan utama, yaitu Mak Co Bing Thian Sang Shen Mu, Ho Sin (Dewa Harimau), Hok Tek Cen Sin, To Tee Kong dan To Be Boo, dan Kong Tik Cun Ong. Di belakang ruangan utama terdapat ruangan Tri Darma untuk arca Konfusius, Lao Tze, dan Sri Budha Gautama.

Daftar altar

sunting
 
Sisi bagian dalam ruangan utama Kelenteng Tjoe Tik Kiong, Pasuruan, digunakan sebagai altar Kwan Im dan para guru Tridharma

Urutan altar di Kelenteng Tjoe Tik Kiong, Pasuruan:

  1. Tian
  2. Tian Shang Sheng Mu (Dewi Mak Co)
  3. Sakyamuni Buddha, Khong Hu Cu, Lao Cu
  4. Hok Tek Cen Sin, To Tee Kong dan To Be Boo
  5. Ho Sin
  6. Ka Nam Ya
  7. Kong Tik Cun Ong
  8. Tay Sui Seng Kun
  9. Shangdi
  10. Kwan Im Bo Sat (dilengkapi lukisan dinding 18 Arhat)
  11. Yu Huang Da Di
  12. Kwan Seng Tee Kun

Kegiatan

sunting

Perayaan Imlek

sunting

Taman Safari Indonesia 2, Prigen, Pasuruan, mengundang pertunjukan barongsai dan Liong atau tarian naga selama liburan Tahun Baru Imlek 2014. Atraksi barongsai dan liong ditampilkan oleh sanggar Klenteng Tjoe Tik Kiong Pasuruan di panggung gajah TSI.[3] Pada perayaan Tahun Baru Imlek 2012, TSI 2 juga mengundang pertunjukan barongsai dan liang liong dari kelenteng ini.[4]

Pengobatan gratis tahunan

sunting

Klenteng Tjoe Tik Kiong bekerja sama dengan Buddist Education Center Surabaya menggelar bakti sosial pengobatan gratis rutin tahunan di Klenteng Tjoe Tik Kiong, Kota Pasuruan, setiap menyambut Tahun Baru Imlek. Kupon gratis berobat yang disebar juga bisa ditukar dengan mie instan dan minuman ringan. Pengobatan gratis juga didukung RSUD Dr Soedarsono Kota Pasuruan.[5]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Bagian Pengelola Data Eelektronik Sekretariat Daerah Kota Pasuruan 2012. "Situs Resmi Pemerintah Kota Pasuruan", Rumah Peribadatan Diarsipkan 2014-02-22 di Wayback Machine..
  2. ^ a b Handinoto. Simposium Nasional Arsitektur Vernakular 2, Pertemuan Arsitektur Nusantara. Pasuruan dan Arsitektur Etnis Tionghoa Akhir Abad 19 dan Awal Abad ke 20 Diarsipkan 2016-03-04 di Wayback Machine..
  3. ^ Wartajatim. 1 Februari 2014. Tsi 2 Pasuruan sambut tahun Imlek datangkan tarian Barongsai[pranala nonaktif permanen].
  4. ^ Eko Widianto. 23 Januari 2012. "Kompas", Wisata Imlek di Taman Safari Indonesia II Prigen Diarsipkan 2014-02-22 di Wayback Machine..
  5. ^ Musyawir. 12 Februari 2012. Pengobatan Gratis di Klenteng Tjoe Tik Kiong Diarsipkan 2014-02-22 di Wayback Machine..

Pranala luar

sunting